part 5

2K 67 38
                                    

Setelah kejadian semalam, Reynald susah sekali memejamkan mata. Kata-kata Depryta selalu terngiang-ngiang di otaknya.

"Masa iya gue tua? "Reynald menatap pantulan dirinya di cermin.
"Buta kali mata tuh cewek, masa cowok setampan gue dipanggil Om? Aaaa!!! Kenapa gue kepikiran terus sih?! "Reynald mengacak rambut prustasi.

Reynald Hardick Gustavo, putra pertama dari Keluarga Gustavo. Pria tampan dengan tinggi 180 cm yang akan membuat setiap wanita terpesona jika melihat nya.

Whattt... Seperti nya tidak semua wanita ,buktinya Depryta biasa saja saat melihat Reynald. Atau Depryta radar gilanya udah overdosis.

Reynald, memiliki seorang adik yang tak kalah tampan darinya.ya,dia adalah Arga Hardick Gustavo , Putra kedua dari Keluarga Gustavo. Mereka berdua bak titisan dari Dewi yunani,karena mempunyai ketampanan di atas rata - rata.
Namun keberuntungan kurang berpihak kepada mereka. Sejak kecil mereka sudah menjadi yatim piatu, Gustavo dan istrinya mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa mereka berdua. Sejak kepergian orang tua nya, Reynald dan Arga diasuh oleh Giovano dan istrinya Nara.

Saat ini Rey menjadi direktur utama di perusahanan almarhum papinya yang dikelola oleh Giovano, karena putra - putra Gustavo sudah dewasa, Giovano menyerahkan nya kepada Reynald, selaku anak tua.

Reynald menuruni anak tangga dengan wajah kusut. Matanya merah karena tidak tidur sama sekali.

"Lo kenapa kak? Lo sakit? "tanya Arga yang sudah duduk dikursi meja makan.

"Nggak, gue cuma nggak bisa tidur semalam, "Reynald mengambil roti dan mengolesi dengan selai kacang.

"Kok bisa? "heran Arga dan Reynald hanya mengedik bahu.

"Ar, gue kelihatan tua ya? "tanya Reynald  tiba-tiba .

"Hmff...tumben lo nanya begituan? "Arga tersedak.
"Jangan bilang gara-gara semalam? "Curiga Arga.

"Ya enggak lah, "elak Reynald.

"Oh gue tau, pasti lo nggak ketiduran gara-gara perkataan Depryta semalam,"ledek Arga.

"Ehh... Enggak ya, ya kali gue mikirin kata-kata cewek gila itu, " kesel Reynald.

"Yakin..."goda Arga dan Reynald hanya memutar bola mata malas.

*****

"Kak Dep!!!' seorang berlari ke arah Depryta.

"Aulya! " Depryta yang sedang bermain game kaget.
Lalu mereka berdua saling berpelukan.

"Lia, kangen sama kak Dep,"Aulya memeluk erat Depryta.

"Kakak juga, kamu udah sehat? "tanya Depryta sambil melepas pelukannya.

"Allhamdulilah kata dokter Aulya sudah sembuh total, "seru Aulya.

"Wahh.... Kakak seneng dengernya,"kekeh Depryta.

Aulya merupakan sepupu dari Depryta, lebih tepatnya adik kandung Dera. Jarak umur antara Aulya dan Depryta hanya satu tahun. Namun, beberapa bulan terakhir Aulya ,harus menjalani perawatan di Singapore karena dia terkena penyakit leukemia.

"Kok kak Dera nggak ngasih tau kakak kalo kamu mau pulang? "tanya Depryta.

"Aulya sengaja suruh semua orang jangan ngasih tau kak Dep,"kekeh Aulya.

"Ih kamu... "Depryta memicingkan matanya.

"Yaudah kita masuk ke dalam yuk,"ajak Depryta.

"Kuy..."Seru Aulya.

"Dep... "panggil Depryta.

"Iya Pa... "Depryta menghentikan langkah nya.

"Hari ini ikut papa ke kantor ya, "Ujar Dirta.

"Ya... Papa, Dep nggak mau, Dep mau main sama Aulya, "tolak Depryta.

"Ish,kak Dep pergi aja, kalo udah pulang Aulya, balik lagi nanti,"tutur Aulya.

"Tapi--, "

"Nggak papa kak, "potong Aulya.

"Gimana? Kamu mau kan?"tanya Dirta.

"Iya deh... "jawab Depryta malas.

"Ya udah, kamu siap-siap dulu. Aulya Om pinjam kak Dep bentar ya, "Senyum Dirta.

"Emang kak Dep barang? "kekeh Aulya.

"Sejenis nya, "kekeh Dirta.

                      ______ Kantor _______

Depryta dan Dirga sudah berada di salah satu ruangan, Depryta mendudukan diri di sofa yang sudah di sana.

"Kita mau ngapain sih Pa? "tanya Depryta bosan.

"Kamu ingat kan, kalau papa pernah bilang kamu harus belajar bisnis, dan papa sudah dapat orangnya,dia akan datang hari ini." jelas Dirta.

"Hah!? Papa kok nggak bilang-bilang sih?"kaget Depryta.

"Kan barusan papa bilang, "jawab Dirta santai.

"Ih papa, Dep nggak mau."kesal Depryta.

"Kalau kamu nolak Motor, album, light stick, semua nya papa jual,"jawab Dirta santai.

"Ngancam terus, "sindir Depryta.

"Semua nya ada di tangan kamu, "senyum kemenangan diwajah Dirta.

To be continued
Jangan lupa vote and komen.

In the school (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang