The Beginning

1.1K 91 2
                                        

Angin musim gugur berhembus, murid-murid memasuki halaman sekolah sembari mengencangkan jaket atau sweeter mereka.
Sebuah mobil audi hitam memasuki halaman, semua mata tertuju pada mobil itu.
Setelah mobil berhenti seorang remaja pria dengan tatapan dingin dan pakaian sekolah yg rapih serta bermerk turun dari audi hitam mengkilap itu. Tak selang berapa lama, sang supir mobil itu membuka kan salah satu kursi kemudi, turunlah seorang remaja wanita dengan tinggi semampai, rambut tergerai dan wangi parfum yang menyeruak keluar terhirup beberapa murid yg melintas.
Pemandangan pagi yg sudah tidak asing sejak tahun lalu, namun murid-murid yg setiap kali melihat mereka tidak pernah dibuat tidak berdecak kagum atau iri akan penampilan mereka atau elegan nya mereka berdua.
"Jim", panggil remaja pria lain.
Disisi lain ada remaja pria dengan senyum kelinci khas nya memanggil remaja pria yg tadi sedang di tatap belasan murid yang memasuki halaman sekolah megah tersebut, yang tak lain adalah Justin Jeon.
Remaja pria yang di panggil Jim itu adalah Jimin, putra pemilik yayasan sekolah elit di Seoul, SM Profesional High School. Mereka berdua pun berjalan masuk ke gedung sekolah.
Tidak lupa dengan remaja wanita tadi, dia hanya langsung menuju ke dalam sekolah megah itu di ikuti tatapan kagum dari beberapa remaja wanita lain nya. Tatapan nya yg dingin dan langkah nya yg elegan membuat beberapa gadis yg sejajar berjalan dgn nya menghentikan langkah mereka krn kagum atau insecure.
Remaja wanita itu bernama Joy Park, salah satu anak pemilik yayasan sekolah ini juga. Dia adalah saudara tiri Jimin Park mereka satu mansion maka dari itu sejak sekolah dasar mereka pulang pergi sekolah bersama.

Joy Park memasuki kelas nya. Kelas dengan ciri khas bau debu krn sudah lama tak terpakai setelah liburan musim panas mereka.
Joy pun memilih duduk paling belakang dekat jendela yg menghadap keluar. Sejak di sekolah menengah awal dia memang selalu memisahkan diri dari perkumpulan murid lain, dia melepas coat nya dan duduk lalu menatap ke jendela sambil mendengarkan musik dari earphone nya.
Tak lama kelas pun gaduh, seorang remaja pria dan wanita masuk bersamaan di sertai suara sumringah murid lain nya. Yg tak lain adalah Kim Sibling. Si remaja wanita bernama Yeri Kim dan si remaja pria bernama Vincent Kim. Mereka sepupu dgn kepribadian menyenangkan disukai banyak guru dan murid lain bahkan adik kelas dan kaka kelas. Vincent Kim duduk di belakang sebelah meja Joy Park, saat melewati Joy, Vincent nampak sedikit kaget, begitupula Yeri yg duduk di depan Joy. Lalu kelas pun kembali seperti semula ada yg berbincang, membaca atau bahkan bermain ponsel.

Bel masuk pun berbunyi.

Semua siswa duduk di bangku nya masing-masing.
Salah satu guru pun masuk ke kelas dengan plakat XI A, kelas yg di isi beberapa murid populer seperti Yeri Kim, Vincent Kim dan Joy Park. Saat guru itu masuk tanpa di perintah Vincent otomatis memberi aba-aba.

"Beri salam", ucap nya dengan khas suara bariton nya.
"Selamat Pagi", ucap seluruh murid.
"Selamat pagi murid-murid", ucap guru itu dengan senyum cerah merekah di wajah nya.
"Wah saya sedikit kaget ada pesaing peringkat di kelas yg sama", ucap guru itu beberapa murid melihat ke murid yg di maksud tak lain Joy dan Vincent.

Ya betul Joy adalah peringkat 1 satu angkatan kelas XI di sekolah ini, dan Vincent peringkat 2 mereka bisa disebut pesaing atau mungkin tidak.
Vincent yg di tatap beberapa murid tersenyum cerah, beda dengan Joy aura nya yg gelap tak secerah namanya hanya memasang wajah datar.

"Lalu Kim Sibling, kenapa kalian satu kelas lagi?", ucap guru wanita dengan senyum cerah itu.
Yg di tanya hanya tersenyum malu.
"Baiklah krn suasana belajar mengajar belum terlalu kondusif, saya hanya memberitahukan saya adalah wali kelas kalian di tahun ini", ucap nya sumringah diiringi tepukan tangan meriah murid-murid lain karena merasa bahagia wali kelas mereka sebaik Mrs Son.
"Nah daripada kelas kita kosong bagaimana dgn pemilihan struktur organisasi?", ucapnya.
"Siapa yg mau mengajukan menjadi ketua kelas?" Tanya Mrs Son sambil mencontohkan angkat tangan.
Semuanya bergeming namun beberapa murid yg dulu satu kelas dengan Vincent menatap nya bersamaan.
"Wow kenapa kalian menatapku?", tanya Vincent kaget.
"Well, Vincent kita sudah tidak meragukan lagi kemampuan mu menjadi Ketua Kelas, namun keputusan tetap ada padamu", ucap Mrs Son.
"Hm baiklah aku tidak masalah", ucap Vincent.

ADDICT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang