Jimin di sidang dan dijatuhi hukuman 8 tahun penjara anak dan denda sebesar 10.000.000 KRW atas pasal berlapis penganiayaan, pemerkosaan, penggunaan narkoba dan percobaan pembunuhan, dibantu pengawasan dan rehabilitasi dari Komisi Perlindungan Anak karena Jimin masih di bawah umur legal.
Ayah Jimin, Pengusaha Park alias Park Jung Soo juga di sidang dan di jatuhi hukuman penjara seumur hidup dan denda sebesar 100.000.000 KRW.
Semua saham Yayasan SM Foundation di lelang dan hasil nya di sumbangkan ke seluruh yayasan panti asuhan yg ada di Seoul. Joy dan Tiffany menolak hasil untung dari lelang seluruh SM Foundation dan memilih hidup sederhana.
Joy melanjutkan sekolah di SM Profesional High School dgn beasiswa nya dan Tiffany bekerja paruh waktu di berbagai tempat demi melanjutkan hidupnya bersama Joy.~
Tak terasa setahun berlalu.
Joy, Vincent dan seluruh rekan seangkatan nya naik kelas dengan nilai yg memuaskan dan kembali sekelas seperti kelas XI."Yeri kau mau gabung dengan kami?" tanya Vincent sambil merapihkan buku-buku nya ke dalam tas.
"Kemana?" tanya Yeri.
"Biasa sungai Han bersama Joy dan Jean" jawab Vincent.
"Kayaknya udah jadi favorite place ya disitu?" ucap Yeri nyinyir.
"Yee malah julid, mau tidak?" Tanya Vincent.
"Gak deh, aku mau jalan sama Justin" bisik Yeri yg masih terdengar Joy. Joy tersenyum dan Yeri melirik Joy gemas.
"Yeeuh bucin" ejek Vincent.
"Kamu juga calon bucin Vin" sindir Yeri.
Ekhm ekhm
Vincent berdeham mengalihkan perhatian Joy, Yeri hanya cekikikan.
"Bye Joy bye Vin" ucap Yeri pamit.
"Bye Yer, hati-hati ya" ucap Joy di jawab dengan lambaian tangan Yeri.Vincent dan Joy pun seperti biasa, sudah jadi rutinitas mereka selalu berjalan sore sampai malam hanya sekedar bersantai, bersepeda atau berpiknik di sungai Han.
Jean sebagai Dokter yg menangani kejiwaan Joysejak kejadian tahun lalu, memberi saran pada Vincent untuk lebih banyak menghabiskan waktu di luar ruangan agar trauma Joy segera pulih, Jean dan Irene membantu dgn sekali-kali berpiknik membawa bekal hanya utk makan bersama di sungai Han di sela kesibukan Irene sebagai detektif di kepolisian dan Jean sebagai Dokter Psikiater.
Ya, Joy mengalami depresi berat setelah bertumpuk masalah bertahun-tahun akibat penganiayaan yg dilakukan Jimin dan kejadian terakhir yg membuat nya benar-benar hampir bunuh diri melihat Vincent terkapar di ruang operasi akibat tembakan Jimin saat kejadian tahun lalu. Untung saja saat itu Jean datang tepat waktu menghentikan Joy yg akan mengiris nadi nya dengan jarum infus."Jean belum datang?" Tanya Joy yg nampak basa basi.
"Sebentar aku coba hubungi dulu" ucap Vincent.
"Oh dia bilang ada client urgent jadi dia izin tidak ikut dulu hari ini" ucap Vincent "Irene nuna juga ada kasus baru yg harus dia tangani" lanjut Vincent.
"Hm baiklah" jawab Joy.
"Hei mau bersepeda?" Tanya Vincent.
"Sepertinya hari ini tidak, aku lelah" jawab Joy.
"Hm baiklah tak apa, ayo kita rebahan disana" ajak Vincent lalu menarik lengan Joy lembut menuju tikar-tikar yg berjajar di rumput.
"Ah tak terasa kita sudah ada di tingkat akhir" ucap Vincent merebahkan dirinya dan menatap langit, Joy pun mengikuti nya dan berbaring di samping Vincent.
"Rencana kau setelah lulus akan lanjut kemana?" tanya Joy.
"Hm entahlah. Aku ingin masuk fotografi tapi insting ku mengatakan aku harus lanjut sekolah kepolisian. "Bagaimana menurutmu?" Tanya Vincent.
"Hm kedua itu memang cocok denganmu, bagaimana jika coba keduanya?, kau bisa sekolah kepolisian sambil kursus fotografi atau part time jadi assistant fotographer" jawab Joy.
"Ya benar aku bisa saja mencoba keduanya" jawab Vincent sambil terus menatap langit "Kalau kau bagaimana?" tanya Vincent kemudian.
"Dulu cita-citaku adalah Flight Attendant, krn rasanya menyenangkan akan berkeliling dunia dan bertemu banyak orang, namun setelah berpisah dgn Omma dan kembali bertemu dgn cara seperti itu, aku tidak mau berpisah lagi dengan nya" ucap Joy sambil mengangkat tangan nya mencoba menggapai langit sore yg keemasan.
Vincent meraih tangan Joy dan menggenggam nya. Mereka pun bertatapan. Namun Vincent sadar apa yg di lakukan nya dan segera bangun.
"Ah hm ekhm maafkan aku" ucap Vincent gugup, Joy hanya tersenyum melihat tingkah Vincent yg malu-malu.
"Hei kau mau makan malam di resto Omma bekerja?" tawar Joy.
"Bolehkah?" tanya Vincent tanpa menatap Joy karena malu.
"Ayo!" Ajak Joy menggenggam tangan Vincent. Sepanjang jalan Joy tidak melepaskan genggaman mereka sampai membuat telapak tangan Vincent basah, Joy terkekeh dan melap tangan Vincent pada sweeter yg Joy kenakan. Vincent benar-benar malu dibuatnya terlihat dari telinga nya yg memerah.
![](https://img.wattpad.com/cover/245173497-288-k528619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADDICT [COMPLETED]
FanficJoy Park hanyalah gadis biasa yg tumbuh dari kalangan elit. Namun apa yg membuat nya menjadi pecandu? Pecandu? Pecandu apa?