~Normal POV~
Vincent dan Jean pergi meninggalkan pekarangan rumah Joy. Setelah mobil keluar dari gerbang besar itu, Joy pun segera masuk ke paviliun dan mengunci nya.
"Hyung bagaimana menurutmu?" tanya Vincent di mobil menuju ke apart mereka lagi.
"Hm menurutku akan sedikit sulit tapi ini perkembangan baik setidaknya dia percaya padamu. Kalau bisa kau harus memulai mengajak nya main keluar atau sekedar berjalan-jalan, dia harus benar-benar yakin ada orang yg bisa dia percaya, juga kau harus tetap perhatikan gerak gerik sepupu nya utk skrg jika kau melihat ada kejadian yg tidak mengenakan kau harus membela Joy, jika kau ada kesulitan kau bisa menghubungiku" ucap Jean.
"Menurutmu apa dia memiliki kelainan mental atau gangguan mental?" tanya Vincent lagi.
"Pasti ada, hanya saja aku belum memastikan penyakit mental apa yg di derita nya. Hmm bagaimana jika besok kita ajak dia jalan-jalan di sungai Han, aku akan memastikan nya dan meyakinkan nya utk mengikuti sesi konsul denganku tapi tanpa dia sadari seharusnya, jadi kesan nya seperti ya berbincang biasa dgn teman begitu" jelas Jean.
"Aku tidak bisa menjanjikan, tadi saja saat meminta izin dari sepupu nya dia nampak curiga, tapi syukurlah Yeri membantu alibiku" jawab Vincent.
"Yeri? Si bocah tengil itu? Ah dia ini benar-benar, kemarin dia datang ke kantor ku hanya meminta uang jajan dan makan" ucap Jean tiba-tiba mengganti topik.
"Ah maklum saja hyung dia sedang puber dan berbaur dgn teman-teman baru di kelas" jawab Vincent.
"Aku sampai lupa menanyakan kabarmu di sekolah juga" ucap Jean.
"Hm ya aku sekelas lagi dgn Yeri mungkin nanti dia bisa membantuku utk menjadi alibi atau berpura-pura di hadapan sepupu nya Joy" jawab Vincent.
"Bukan... bukan itu yg ku maksud. Bagaimana sekolahmu? Apa lancar atau biasa saja atau ada yg special mungkin?" tanya Jean.
"Ah itu, tidak ada yg aneh sih kecuali ttg Joy" jawab Vincent kembali menyangkutkan nya dgn Joy.
"Ya ya ya skrg fokus mu ada padanya, tapi berhati-hatilah jgn sampai kau melukai dirimu sendiri atau apapun yg merugikanmu" terang Jean.
"Ya aku mengerti" jawab Vincent.Esok hari di sekolah
Jam pelajaran olahraga"Hei Justin kemana sobat mu? Aku tidak melihat nya hari ini" ucap Vincent basa basi.
"Oh Mark? Dia sakit kemarin dia cedera saat tanding basket" jawab Justin sambil pemanasan.
"Hm bukan. Maksudku Jimin kalian kan sering bersama" ucap Vincent.
"Ah ahm aku bilang saja ini krn aku merasa dekat denganmu, sejujurnya Jimin itu tidak punya teman di kelas, dia selalu mengikutiku dan Mark dgn iming-iming selalu mentraktir kami, atau mengajak kami gaming di rumah nya, kau tahu kan aku dan Mark ini paling tidak bisa menolak gaming" ucap Justin.
"Hm menurutmu apa ada yg aneh dari sifat Jimin?"
"Entahlah, tapi aku merasa agak creepy jika dia sedang menatap wanita" jelas Justin "oh bahkan aku masih ingat saat Mrs Son kemarin mengajar padahal memakai celana panjang Jimin terus memandangi Mrs Son dari atas sampai bawah, begitu terus, saat aku tanya ada apa, dia hanya menjawab penampilan nya aneh, tapi justru menurutku dia yg aneh menatap Mrs Son seperti akan menerkam nya" lanjut Justin menerangkan.
Vincent hanya mengangguk-anggukan kepala nya.
"Hei sebaiknya kau tanya saja pada Joy mungkin Joy mengetahui sesuatu" ucap Justin "setiap aku dan Mark bermain ke rumah nya Jimin sering tiba-tiba menghilang dan sesudah nya dia selalu mandi padahal setiap pulang sekolah dia juga selalu mandi tapi ini mandi lagi, aku pernah melihat nya keluar masuk paviliun Joy, dia hanya bilang menemani Joy olahraga" terang Justin.
"Justru itu, kau tahu sendiri Joy sulit di dekati, kadang jika aku terlihat bersama Joy, aku merasa risih dengan tatapan Jimin" terang Vincent "tapi bisakah aku meminta tolong padamu?" Pinta Vincent pada Justin.
"Aku akan membantu jika aku bisa" jawab Justin.
"Jika suatu saat kalian bermain lagi ke tempat Jimin bisakah kau mengikuti dia jika pergi ke paviliun Joy, terus jika dia melakukan hal yg aneh kau bisa merekam nya jika bisa kau harus menolong Joy saat itu juga" pinta Vincent.
"Hm memang nya ada apa? Kau pasti mencurigai sesuatu?" tanya Justin penasaran.
"Entahlah, aku harap itu tidak seperti apa yg aku bayangkan. Jika saat itu datang dan terjadi jgn lupa juga kau menghubungiku ya" ucap Vincent.
"Baiklah, semoga dugaan mu salah Vin, aku tidak berharap sesuatu yg buruk terjadi" ucap Justin.
Mereka pun melanjutkan jam pelajaran olahraga mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/245173497-288-k528619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADDICT [COMPLETED]
Fiksi PenggemarJoy Park hanyalah gadis biasa yg tumbuh dari kalangan elit. Namun apa yg membuat nya menjadi pecandu? Pecandu? Pecandu apa?