Chapter 5

216 33 2
                                    

Harry membuka mata nya. Cahaya bukan menerobos masuk lewat jeruji jendela. Dan ada orang yang memandang ingin tahu lewat jeruji jendela: anak yang wajahnya berbintik bintik, berambut merah, dan berhidung panjang. Ron Weasley ada di luar jendela Harry.

"RON!" desah Harry, merayap ke jendela dan mendorong nya ke atas, agar mereka bisa bicara lewat jeruji.

"Ron, bagaimana kau—apa i...?"

Harry ternganga ketika sadar sepenuhnya apa yang di lihat nya. Ron menjulurkan tubuh nya dari jendela belakang mobil tua berwarna hijau toska, yang di parkir di tengah udara. Fred dan George, kakak kembar nya, nyengir kepada Harry dari tempat duduk depan. Bahkan dia bisa melihat Melody sedang melambaikan tangan nya kepada Harry disamping Ron.

"Baik baik saja, Harry?"

"Apa yang terjadi?" tanya Ron. "Kenapa kau tidak membalas surat surat ku? Sudah dua belas kali ku minta kau datang, kemudian Dad pulang dan bilang kau mendapat peringatan resmi gara gara menggunakan sihir di depan Muggle..."

"Bukan aku—dan bagaimana dia tahu?"

"Dia kerja di Kementerian Sihir," kata Ron. "Kau kan tahu kita di larang menggunakan sihir di luar sekolah..."

"Aneh juga kau ngomong begitu," kata Harry, memandang mobil yang melayang itu.

"Oh, ini tidak masuk hitungan," kata Ron. "Kami cuma pinjam. Ini punya Dad, bukan kami yang menyihirnya. Tetapi menyihir di depan Muggle, di tempat kau tinggal..."

"Tapi kan muggle tetap tidak terbiasa melihat mobil terbang, aku ikut karena terpaksa—yah, di paksa tiga orang ini." kata Melody cepat mengatakan apa yang di pikirkan nya. Jika saja ada Muggle yang melihat mobil terbang ini, habis lah mereka.

"Oh yeah, kau juga dalam masalah Harry" lanjut Melody cepat karena sedikit merinding melihat tatapan Fred dan George.

"Sudah kubilang itu bukan aku—tapi perlu waktu lama untuk menjelaskan nya sekarang. Bisakah kau katakan kepada mereka di Hogwarts bahwa keluarga Dursley mengurungku dan tidak menginginkan ku kembali, dan jelas aku tidak bisa menyihir diri ku keluar kamar, karena Kementrian Sihir nanti mengira itu kedua kali nya aku menyihir dalam waktu tiga hari, jadi..."

"Berhenti mengoceh," kata Ron. "Kami datang untuk membawa mu pulang bersama kami."

"Tapi kalian juga tidak bisa menyihir ku bebas..."

Tidak perlu," kata Ron, mengedik kan kepala nya ke arah tempat duduk depan sambil menyeringai. "Kau lupa siapa yang bersama kami"

"Ikat ini di sekeliling jeruji jeruji itu," kata Fred, melempar ujung seuntai tambang kepada Harry.

"Kalau keluarga Dursley bangun, mati aku," kata Harry, ketika dia mengikatkan tambang erat erat ke satu jeruji sementara Fred menekan pedak gas kuat kuat.

"Jangan khawatir," kata Fred. "Sekarang kau mundur"

Harry mundur ke tempat remang remang di sebelah Hedwig. Hedwig rupanya menyadari betapa pentingnya kejadian ini sehingga dia diam tidak bersuara. Derum mobil semakin keras, dan mendadak, dengan bunyi berkelontangan, jeruji jeruji itu berhasil di cabut dari jendela sewaktu Fred meluncurkan mobil ke atas—Harry berlari kembali ke jendela dan melihat jeruji itu bergelantungan kira kira se meter dari tanah. Terengah engah, Ron menarik nya kedalam mobil. Harry mendengarkan dengan cemas, tetapi tak terdengar suara dari kamar tidur keluarga Dursley.

Ketika jeruji sudah aman di tempat duduk belakang bersama Melody dan Rob, Fred memundurkan mobil sedekat mungkin ke jendela Harry.

"Masuk," kata Ron.

"Tetapi semua keperluan Hogwarts ku, tongkat ku, sapu ku..."

"Dimana?"

"Dikunci di lemari di bawah tangga, dan aku tidak bisa keluar kamar ini..."

"Tak jadi soal," kata George dari tempat duduk depan.

"Minggir, Harry"

Fred dam George memanjat hati hati lewat jendela, masuk ke kamar Harry. Tetapi sebelum nya George berbalik dan berbicara pada Melody.

"Aku tau kau memakai jepit rambut sekarang" kata George kepada Melody dan mengulurkan tangan nya. Melody tidak mengerti maksud dari George hanya melepas satu dari jepit rambut nya dan memberikan kepada George. George mengangguk dan memanjat jendela kamar Harry.

George mendekati pintu kamar Harry dan mulai mengotak atik kunci pintu.

"Banyak penyihir menganggap mempelajari trik Muggle semacam ini buang buang waktu," kata Fred, "tapi menurut kami ini kecakapan yang layak di pelajari, walaupun agak lambat."

Terdengar bunyi klik pelan dan pintu terbuka.

"Nah—kami akan mengambil koper mu. Ambil saja apa yang kau perlukan dari kamar mu dan ulurkan pada Ron atau Melody," bisik George.

"Awas, anak tangga yang paling bawah berderit," Harry balik berbisik, ketika si kembar menghilang di puncak tangga yang gelap.

Harry bergerak gesit di kamar nya, mengumpulkan barang barang nya dan menyerahkan nya kepada Ron lalu di susun oleh Melody.

Kemudian dia membantu Fred dan George menggotong kopernya ke atas. Harry mendengar paman Vernon ter batuk.

Akhirnya, terengah engah, mereka tiba di puncak tangga, lalu membawa koper itu ke jendela kamar. Fred memanjat kembali ke dalam mobil untuk menarik koper bersama Ron, sementara Harry dan George mendorong dari kamar, dan Melody hanya menjaga keseimbangan angin agar mobil terbang ini tidak jatuh, tentu dengan kekuatan nya, mengendalikan angin. Itu tidak termasuk sihir bagi nya. Karena dia sering menggunakan nya di luar Hogwarts selama liburan dan dia tidak mendapat surat peringatan.

Paman Vernon ter batuk lagi. "Sedikit lagi," sengal Fred, yang menarik dadi dalam mobil. "Dorong keras keras..." Harry dan George mendorong koper itu dengan bahu dan koper itu pun meluncur dari jendela ke tempat duduk belakang mobil.

"Oke, kita berangkat," bisik George.

Tetapi ketika Harry memanjat jendela, terdengar jerit nyaring di belakang nya, diikuti gelegar suara paman Vernon.

"BURUNG HANTU SIALAN!"

"Aku lupa Hedwig!"

Harry berlari kembali ke seberang kamar ketika lampu du atas tangga loteng menyala. Dia menyambar sangkar Hedwig, berlari ke jendela, dan menyerahkan nya kepada Ron. Dia sedang memanjat lemari laci nya ketika Paman Vernon menggedor pintu yang sudah tidak terkunci—dia pintu berdebam kuat.

Sedetik Paman Vernon berdiri terpaku di depan pintu, kemudian dia mengeluh seperti banteng terluka dan melesat mengejar Harry, menyambar pergelangan kaki nya. Ron, Fred, dan George meraih lengan Harry dan menarik sekuat tenaga.

"Petunia!" raung Paman Vernon. "Dia kabur! DIA KABUR!

Melody akhirnya mengarahkan tangan nya yang mengendalikan angin ke Paman Vernon. Paman Vernon terlempar ke belakang dan melepaskan Harry. Weasley bersaudara menyentak keras sekali dan kaki Harry terlepas dari cengkraman Paman Vernon.

Begitu Harry sudah di dalan mobil dan membanting pintu nya tertutup, Ron berteriak, "Tancap, Fred!" dan mobil itu tiba tiba saja meluncur menuju bulan.

Harry tak bisa mempercayai nya—dia bebas. Dia menurun kan kaca jendela mobil, angin malam mengibarkan rambutnya. Dia memandang atap rumah rumah di Privet Drive yang semakin jauh. Paman Vernon, Bibi Petunia, dan Dudley, ketiga nya menatap terpana dari jendela kamar Harry.

"Sampai jumpa musim panas tahun depan!" seru Harry. Weasley bersaudara dan Melody terbahak, dan Harry bersandar kembali ke tempat duduk nya. nyengir lebar sekali.

Maaf karena aku udah agak jarang up ceritanya, karena itu aku khusus buat double up. Thanks buat semua nya yang udah baca dan vote. Jangan lupa baca 'Lumos' dulu baru baca cerita ini yah!

Accio (hiat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang