Aku tertawa mendengar perkataan Harry, "Jangan melupakannya, Harry. Ayah mereka sangat tergila gila dengan barang muggle"
Fred tertawa. "Yeah, Dad tergila gila pada segala sesuatu yang ada hubungan nya dengan Muggle. Gudang kami penuh dengan barang barang Muggle. Dia membongkar nya, memantrai nya, dan merakit nya kembali. Kalau dia merazia rumah kami sendiri, dia pasti harus langsung menangkap diri nya sendiri. Mum sampai kesal."
"Itu jalan utama nya," kata George menyipit kan mata, memandang ke bawah melalui kaca depan.
"Sepuluh menit lagi kita sampai... untung lah, sudah mulai terang...."
Seketika semburat pucat kemerahan sudah mulai tampak di ufuk timur.
Fred menurun kan mobil nya dan aku bisa melihat petak petak ladang dan gerumbul gerumbul pohon yang gelap, tetapi itu indah, tentu saja.
"Kita sudah hampir sampai di tepi desa," kata George.
"Ottery St Catchpole..."
Mobil terbang yang kami naiki semakin lama semakin rendah. Tepi lingkaran matahari yang merah jingga sekarang berkilau di antara pepohonan yang indah.
"Pendaratan!" kata Fred, ketika dengan entakan kecil dari mobil ini menyentuh tanah. Kami mendarat di sebelah garasi yang hampir roboh di halaman kecil ini, dan aku yakin Harry pertama kali nya melihat rumah Ron. Yeah, mau mu apa lagi?! Dia tidak pernah datang atau berkunjung ke rumah Ron dan dia juga jarang berjalan jalan di dunia sihir. Pasti ini pertama kali nya dia datang ke rumah Ron.
Terlihat lah rumah keluarga Weasley yang tua. Seperti nya dulu rumah ini kandang babi besar, tetapi kamar kamar ekstra sudah di tambah kan di sana sini sampai rumah ini menjadi beberapa tingkat dan miring sekali, sehingga seolah rumah ini masih bertahan berdiri karena di sihir. Empat atau lima cerobong asap bertengger di atas atap merah nya. Papan miring yang di tancap kan di tanah dekat pintu masuk bertulisan "The Burrow"—Liang. Di sekeliling pintu depan bertebaran sepatu bot dan kuali yang sudah sangat berkarat. Beberapa ayam cokelat gemuk sedang mematuk matuk di halaman.
"Tidak seberapa," kata Ron.
"Ini hebat," kata Harry riang
"Iya kan, Harry. Ini hebat! Aku tidak akan keberatan untuk tinggal di sini, bahkan 100 tahun" ucapku riang. Rumah keluarga Weasley memang sudah seperti rumah ketiga ku. Ketiga? Tentu saja! Hogwarts rumah ku! Manor ku juga rumah ku!
"Jangan membual. Ayo!" Ajak Fred bercanda. Kami pun turun dari mobil.
"Nah, kita ke atas diam diam," kata Fred, "dan tunggu sampai Mum memanggil kita untuk sarapan. Kemudian, Ron dan Melody, kalian turun sambil bilang, 'Mum, coba lihat siapa yang muncul semalam!' Mum akan senang sekali melihat Harry, dan tak seorang pun perlu tahu kita menerbang kan mobil."
"Betul," kata Ron.
"Ayo, Harry, aku tidur di..." seketika Ron berhenti berbicara. Aku bingung dan menyenggol siku Ron dan memberikan tatapan bertanya 'ada apa'. Tetapi dia tak menjawab ku. Aku sedikit kesal, aku kesal, banyak! Pernah ku bilang kan kalau aku tak suka ada orang yang mengabaikan ku? Dan sekarang aku sedang di abaikan. Karena aku kesal dan penasaran apa yang membuat Ron berhenti dan bahkan wajah nya menjadi pucat, wow! Aku berbalik dan terkejut. Mulut ku terbungkam, padahal sebelum nya aku sangat ingin memaki maki Ron kenapa dia mengabaikan ku.
Mrs Weasley, dia berjalan tegap menyeberangi halaman, membuat ayam ayam menyebar. Untuk wanita pendek, gemuk, berwajah ramah, mengherankan sekali betapa mirip nya dia dengan harimau bergigi pedang sekarang. Aku sedikit takut akan amarah Mrs Weasley. Aku jarang melihat amarah nya meledak. Dan aku yakin, jika amarah nya meledak, pasti akan sangat mengerikan.
"Ah," kata Fred.
"Oh," kata George.
Mrs Weasley berhenti di depan kami, tangan nya di pinggul, memandang bergantian wajah wajah bersalah kami, walaupun lebih fokus kepada anak laki laki nya.Dia memakai celemek berbunga bunga dengan tongkat mencuat keluar dari saku nya.
"Jadi," katanya.
"Pagi, Mum," kata George, dengan suara yang di anggap nya riang membujuk. Cara yang baik dan manis untuk membujuk orang tua. Well, aku sering melakukan nya. Tapi mungkin kali ini tidak akan mempan kepada Mrs Weasley.
"Tahu kah kalian betapa cemas nya aku?" kata Mrs Weasley dalam bisikan maut.
"Maaf, Mum, tapi soalnya, kami harus..."
Ketiga anak Mrs Weasley lebih tinggi dari pada nya, tetapi mereka mengerut ketika kemarahan nya meledak. Mereka sangat menggemaskan dalam keadaan seperti ini. (Maaf para readers ku, tapi gatau belakangan ini aku bucin banget sama anak anak Weasley. mwehehehhe)
"Tempat tidur kosong! Tak ada pesan! Mobil lenyap... bisa tabrakan... gila rasa nya aku saking cemas nya... apa kalian peduli... belum pernah, seumur hidup ku... tunggu sampai ayah kalian pulang, kami tak pernah dapat kesulitan begini dari Bill atau Charlie atau Percy..."
"Prefek Percy yang sempurna," gumam Fred. Oh, apa yang di lakukan Fred? Ini bisa memperburuk situasi. Aku yang jarang mendengar amukan dari seorang Molly Weasley pun mundur ke samping Harry. Dan seketika aku merasa ada yang mengenggam tangan ku erat. Ku lihat ke samping, ternyata itu Harry yang juga sama ketakutan nya. Kurasa dia tidak sadar.
Well, kau sudah tau bukan rahasia ku dari tahun pertama? Aku menyukai seorang Harry Potter. Padahal umur ku masih 11 tahun, bulan Desember ini menjadi genap 12 tahun. Maksud ku, siapa yang tidak tertarik pada nya!? Kau tidak tertarik pada seorang Harry Potter? Fix kau tidak waras. Dengan mata nya yang berwarna cerah, rambut nya yang hitam tebal, walaupun berantakan. Dan setidak nya dia juga lebih tinggi beberapa centi meter dari ku. Dan dia juga terkenal, bahkan dia adalah anak yang di pilih. Baiklah, kembali ke laptop.
"KAU SEHARUS NYA MENCONTOH PERCY!" teriak Mrs Weasley, menusuk kan jari ke dada Fred. Dan tentu itu membuat ku kaget 7 putaran. Akhirnya setelah menunggu, amukan Mrs Weasley keluar juga. Tidak, aku bercanda. Aku sangat tidak ingin melihat amukan Mrs Weasley. Tapi harus ku akui, marah nya Mrs Weasley sangat mirip dengan marah nya Mrs frank, tentu saja, Mum ku.
"Kau bisa mati, kau bisa kelihatan, kau bisa membuat ayah mu kehilangan pekerjaan nya..." lanjut Mrs Weasley putus asa, tetapi masih ada api kemarahan di mata nya.
Kemarahan Mrs Weasley rasa nya berlangsung berjam jam.Dia berteriak teriak sampai serak, sebelum menoleh pada Harry, yang mundur menjauh. Apa ku bilang, yang di penting kan di sini adalah Harry. Bukan Fred, George, ataupun Ron walaupun mereka anak nya.
"Aku senang sekali bertemu kau, Nak," kata nya. Mrs Weasley juga tersenyum pada ku. dan tanpa sengaja dia melihat tangan ku yang di genggam erat oleh Harry. Lalu dia terkekeh pelan, aku baru sadar ternyata tangan ku masih berada di genggaman Harry. Harry juga seperti nya baru sadar bahwa dia mengenggam tangan ku. Kami berdua langsung melepaskan nya. Padahal kalau jujur, tangan ku suka untuk di genggam oleh Harry. Bercanda, kita harus sctv.
"Mari masuk dan sarapan."
Jangan lupa tinggalkan jejak dalam membaca yah. Kesenangan kalian adalah semangat untuk melanjutkan cerita! Sayang kalian banyak banyak ❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/244069107-288-k474163.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Accio (hiat)
FanfictionTahun kedua Melody, Harry, Hermione, dan Ron di Hogwarts. Baca cerita "Lumos" dulu baru cerita yang ini. Baca dulu cerita yang pertama, Lumos