Chapter 1

398 44 9
                                    

Setelah dari Stasiun King's Cross, kami langsung pulang ke manor. Manor ku bisa di kata kan istana karena bangunan nya yang besar dan megah. Untung nya Manor ku tidak se gelap Manor milik Malfoy. Jika kalian bertanya bagaimana aku bisa tau, aku salah satu teman kecil Malfoy. Aku sering bermain ke manor nya. Dia juga sering bermain ke manor ku. Bahkan beberapa teman nya yang lain. Tapi aku tidak terlalu menyukai sifat nya yang sombong. Aku memutuskan pertemanan dengan nya beberapa bulan sebelum aku bersekolah di Hogwarts, jadi sebelum aku bertemu dengan Harry, Ron, maupun Hermione.

Selama tahun pertama di Hogwarts, aku merasa Malfoy sering melihat ku saat sedang berjalan dengan teman teman ku. Kupikir dia ingin kembali berteman dengan ku. Aku juga, tapi sifat nya itu yang membuat ku kesal. Hingga suatu saat dia memutuskan untuk menjadi musuh ku.

"Apa yang kau pikir kan, Melody?" tanya Nolan saat kami baru saja memasuki manor. Aku langsung menggeleng cepat. Tidak ingin mereka tahu apa yang ku pikir kan. Dan untung nya tidak ada satu pun dari keluarga ku seorang Legilimens, bisa membaca pikiran orang. Yah kecuali paman ku, Liam Medonia. Dia yang mengajari ku menjadi seorang Legilimens yang baik dan handal. Paman Liam adalah adik dari ibu ku. Dia bekerja sebagai Auror.

"Tidak, bukan apa apa. Aku akan kembali ke kamar ku" jawab ku dan Nolan mengangguk. Aku pergi ke kamar dan membiarkan orang lain yang mengangkat koper ku.

Kamar ku memiliki warna dominan perak dan merah muda—karena merah muda adalah warna kesukaan ku. Aku merebahkan tubuh ku di kasur ku yang empuk dan besar. Di sudut kamar ku terletak meja hias dan di samping nya terletak meja belajar. Aku tidak memakai riasan yang banyak, aku hanya mengoleksi nya. Aku orang yang suka mengoleksi tetapi untuk memakai nya sangat lah malas.

"Bobby" panggil ku. Bobby adalah salah satu house elf di manor. Bobby House Elf kesukaan ku. Dia selalu melakukan apa yang ku perintah kan dengan benar. Dan dia juga selalu menemani ku dari kecil. Aku selalu mengajak nya makan jika di kamar—saat malam malam maksud ku—aku bangun tengah malam karena lapar lalu memanggil nya dan menyuruh nya mengambil makanan di dapur. Lalu kami makan bersama. Seperti itu kebiasaan ku tengah malam jika lapar.

Tiba tiba di samping ku muncul Bobby dengan kepala nya yang besar dan tinggi nya yang hanya se pinggang Louis.

"Aku ingin makan" kata ku singkat dan Bobby langsung menghilang, beberaa menit kemudiah setelah aku siap mandi dan membersihkan diri, Bobby datang dengan makanan yang banyak. Aku hanya tersenyum dan mengajak nya makan bersama.

Hari hari ku di manor sama seperti hari hari sebelumnya. Hanya agak bosan karena tidak di perbolehkan menggunakan sihir. Padahal sebelum aku bersekolah di Hogwarts, aku bisa menggunakan sihir sesuka hati ku.

***

Aku terbangun dari tidur ku di pagi hari yang cerah. Aku langsung mandi dan mengganti pakaian ku menjadi gaun yang biasa nya ku gunakan di manor. Hari ini adalah hari ulang tahun Harry! Aku berniat mengunjungi rumah nya karena saat aku mengirim nya surat, aku tidak pernah mendapat balasan.

Aku turun dan melihat Dad, Mom, Louis, dan Nolan duduk bersama si ruang makan. Sepertinya mereka menunggu ku untuk sarapan. Ku dengar mereka membicarakan tentang Quidditch.

"Hi" sapa ku dan duduk di samping Mom. Mom tersebut dan menyiapkan piring ku.

"Tumben kau bangun cepat. Biasanya kalau libur selalu seperti babi, kerja nya tidur dan makan" sindir Nolan dan mulai mengigit daging asap nya. Aku hanya memutarkan bola mata ku malas.

"Kalau aku bangun siang, itu selalu menjadi masalah bagi mu. Jika aku bangun pagi, itu juga masalah bagi mu. Mau mu aku bangun jam berapa?! Malam?" Kata ku cepat karena kesal dan memakan apel ku.

Accio (hiat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang