After Be Ex 4

30 5 0
                                    

Author POV

" Diberitahukan kepada seluruh siswa siswi kelas 12 harap berkumpul di lapangan sekarang juga "

Suara pak Mamat wakil kesiswaan menggema keluar dari speaker sekolah yang ada di setiap koridor. Mereka si murid tahun terakhir keluar dari kelas masing-masing menuju lapangan .

Ditengah-tengah keramaian itu Priska terdiam menatap sepasang sejoli yang sedang bercanda bersama menuju lapangan . Lelaki itu merangkul hangat wanitanya dan sesekali mencium sisi kepala nya. Mereka adalah Aksa dan Tania.

Priska tidak tahu kenapa hatinya bisa sesakit ini melihat secara langsung kemesraan mereka . Perlakuan hangat yang dulunya pernah dia dapat dari Angkasa kini sudah beralih pada Tania. Priska cemburu , sakit hati dan marah.

Satu hal yang Priska sadari, semua yang diucapkan oleh Angkasa adalah omong kosong yang seharusnya dia buang ke tong sampah dan tidak disimpan dalam hati.

"Mau sampai kapan Lo berdiri disini " ujar Arkan yang datang dari arah kelasnya . Priska tersentak dan langsung menghapus air matanya yang berlinang.

"Ini udah mau jalan" jawab Priska memaksakan senyumnya.

"Yaudah yuk" Arkan menggenggam tangan Priska lalu menariknya pergi.

"Kalau mau nangis , silahkan . Kagak bayar kok dan Lo nggak bakalan jadi lemah " ujar Arkan , tangannya mengelus lembut tangan Priska yang ada di genggamnya.

Priska cuma diam dan berusaha menahan air matanya yang kembali siap meluncur mendengar ucapan Arkan. Akhirnya mereka sampai di lapangan dan tidak sedikit orang yang melihat kelembutan sifat Arkan pada Priska.

"Maksih Ar " kata Priska.

Arkan tersenyum lembut kemudian mengangguk , tangganya terulur untuk mengelus kepala Priska.

"Ekhm yang dibelakang , bisa pacarannya di undur terlebih dahulu" pungkas pak Mamat membuat semua mata tertuju pada Priska dan Arkan lalu untaian sorakan memenuhi lapangan.

Pak Mamat memberitahukan tentang camping terakhir kelas 12 yang akan diadakan Minggu depan dan selama seminggu kedepan semua ekskul di tiadakan. Selain itu pak Mamat juga menyampaikan kalau ujian simulasi yang ke 2 di undur bulan depan.

Bugh!

Arkan tersungkur akibat pukulan Aksa yang tiba-tiba mendarat di rahangnya. Semua orang belum sepenuhnya bubar dari lapangan , sehingga aksi Aksa tadi mengundang perhatian. Priska yang shock hanya bisa  diam tak berkedip, pergelangan tangannya tiba-tiba bergetar hebat . Sepertinya Aksa melupakan salah satu phobia yang di derita oleh Priska .

Arkan memegang sudut bibirnya yang terasa perih dan mengeluarkan sedikit darah segar itu lalu meringis pelan.

"Bangun Lo!" bentak Aksa yang sekarang dipenuhi oleh amarah dan Tania berusaha untuk menenangkannya.

"Lo kenapa sih Sa?" Tanya Arkan sembari berdiri dan membenarkan seragamnya.

Bugh!

Bukannya menjawab Aksa malah melayangkan kembali pukulannya. Beruntung Arkan bisa menyeimbangkan tubuhnya sehingga tidak terjatuh untuk keduakalinya.

Priska memegang kepalanya yang terasa berat , badannya sudah dipenuhi keringat dingin. Pikirannya sekarang sudah berubah menjadi bioskop mini yang menayangkan potongan-potongan memori kelam yang sama sekali tidak ingin dia ingat .

Priska berjongkok , membenamkan wajahnya di lipatan tempurung kaki dan mencoba sekuat tenaga menghalau pikiran-pikiran itu .

"Lo kenapa sih Sa?" Tanya Arkan yang berusaha menahan tangannya agar tidak membalas pukulan Aksa.

After We Be ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang