After Be Ex 5

32 2 0
                                    

" Assalamu'alaikum Ai pulang bu"

 Priska membuka pintu rumah dan langsung menghempaskan badan di sofa ruang tamu . Tidak ada jawaban dari salamnya , mungkin ibunya dapat sift siang di rumah sakit, . Priska meraih handphone yang ada disaku bajunya dan membuat aplikasi line . Ada beberapa pesan dari grup kelas dan beberapa chat pribadi . Priska menggulir beranda linenya dan berhenti di papan nama "Mantan Gue Monyet", terakhir kali mereka chatan adalah saat Aksa tiba-tiba datang kerumahnya untuk makan malam dan membahas Tania.

Flashback on

Langit sore berwarna jingga terang yang memanjakan mata saat dipandang. Priska duduk di tepi lapangan bersama Aksa. Hari ini Aksa latihan basket dan tiba-tiba mengajak Priska untuk menemaninya dengan alasan ada hal penting yang ingin dia sampaikan pada Priska setelah latihan basket.

"Ai!"Panggil Aksa lembut. Priska yang tadinya menatap langit langsung memusatkan perhatiannya pada lelaki yang sudah lama menjadi kekasihnya. 

"Iya aksa? Udah siap?" Tanya Priska dengan senyum hangat seperti biasa.

Hati Aksa mencelos melihat senyuman itu . Aksa tahu pasti setelah mengatakan yang sudah dijanjikan nya tadi mungkin Aksa akan kehilangan senyuman itu dan bisa jadi untuk selamanya.

"Aku nggak papa , bilang aja sa,"Ujar Priska meyakinkan Aksa.

"Aku mau kita putus."Setelah mengatakan itu Aksa langsung mengalihkan matanya, ada rasa takut saat memikirkan respon Priska.

Priska cuma bisa diam menatap Aksa dalam beberapa saat sebelum menghela nafas kasar. "ALasannya?" tanya Priska. Jangan tanyakan bagaimana hati Priska saat mendengar kata putus yang beberapa menit yang lalu di lontarkan Aksa. 

"Aku bosan Ai. Aku bosan bukan dengan kamu nya , tapi dengan keadaan kita yang sekarang Ai. Aku yang sibuk dengan semua kegiatan dan kamu juga sibuk dengan kegiatan kamu  . Saat aku ada kesempatan kamunya nggak dan begitu juga sebaliknya. JAdi aku raa kita harus ambil istirahat."

Priska menarik nafas beberapa kali menetralkan dada yang menadadak terasa sesak seperti kekurangan pasokan oksigen . Dari awal priska sudah  curiga kalau hal ini yang akan di ucapkan oleh Aksa.

"Oke! Aku anggap ini alasan jujur kamu sa. Maaf selama tiga tahun tujuh bulan ini aku selalu nyusahin kamu dan nggak sesuai dengan apa yang kamu mau," ujar Priska  masih memaksakan senyumananya.

"Iya sih kamu sibuk dan aku juga sibuk. Harusnya kita masih bisa menjaga hubungan kita supaya tidak kalah dengan kondisi , tapi sepertinya kita gagal ya?" 

"mungkin kita butuh udara segar untuk merasakan kebebasan sebagai jomblo , tanpa harus ikut campur urusan satu sama lain lagi, Ai."

"OkeI!" Priska bangkit dari duduknya menatap Aksa yang masih diposisi semula."Gue pamit. Jangan ngebut nyawa lo cuma satu!"
Flashback off

"Anjir! kenapa malah pakai acara flashback segala,"kesal Aila pada dirinya sendiri.

ting!

"PRISKA! Lo ngapain pake acara buka chat dia segala sih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PRISKA! Lo ngapain pake acara buka chat dia segala sih . Ah langsung ke-read. Nanti Aksa mikir macam-macam lagi," teriak Priska seperti orang gila uring-uringan sendiri di sofa. Priska memilih untuk mematikan handphonenya dan berlari masuk kedalam kamarnya daripada membalas pesan Aksa yang sudah dia read dengan tidak sengaja tadi.

🐙🐙🐙

Priska yang baru saja ingin meneguk segelas air putih menghentikan aktivitasnya karena bel rumahnya yang di pencet beberapa kali , seperti orang menagih hutang. Seingat Priska keluarganya tidak pernah punya hutang pada siapapun.

"siapa sih?" Tukas Priska kesal karena itu menganggu acaranya sedang leha-leha nonton drakor.

Priska turun kebawah untuk membuka pintu dengan perasaan yang sangat malas dan tidak lupa terus mengumpatnya.

Mood Priska tambah hancur saat melihat orang tadi mengetuk pintunya adalah Aksa. Malas meladeni Priska langsung menutup pintu dan sialnya Aksa menahannya dengan kaki.

" Kenapa? Kalau lo datang cuma mau minta maaf . Udah gue maafin. Sekarang lo bisa Pergi. " Cerocos Priska di balik pintu.

"Sotoy lu! Gue mau numpang makan." Bantah Aksa berusaha membuka pintu yang di tahan sekuat tenaga oleh Priska.

"Jangan kayak orang susah deh Sa! Keluarga lo kaya tujuh turunan." Priska benar-benar kesal dengan tingkah Aksa. Ingin rasanya Priska menendang Aksa sampai ke Alaska agar tidak menganggu hidupnya lagi.

"I'm the Winner" Aksa memasang wajah kesenangan karena menang melawan kekuatan Priska . Pintu rumah terbuka lebar dan dengan tidak sopanya Aksa duduk di kursi ruang tamu.

"Lo kenapa nyebelin banget sih semenjak jadi mantan gue?" Teriak Priska mencubit lengan Aksa gemas.

"Biar lo ga bisa move on dari gue." Jawab Aksa enteng memakan ciki-ciki Priska yang tergeletak di atas meja.

"Aksa! Itu ciki kesukaan gue" Jerit Priska murka. Ia mengambil bantal sofa lalu menggebuki Aksa brutal.  Tidak peduli dengan ringisan dan ucapan minta ampun dari Aksa.

🐙🐙🐙

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam tapi Aksa masih enggan meninggalkan rumah Priska. Sudah berbagai cara dilakukan oleh Priska untuk mengusir Aksa tapi semua hasilnya nihil.

"Lo miskin ya sekarang sampe nongki dirumah gue?" Sengit Priska. Sebenarnya tidak sepenuhnya Priska kesal dengan Aksa. Lebih dari 60% hatinya sangat senang dan hangat karena Aksa menemaninya di rumah seperti saat mereka masih jadian.

"Lo beneran pacaran sama Arkan?" Tanya Aksa tiba-tiba. Mereka sedang bermain PS.

"Bukan urusan Lo!"

"Ya urusan gue lah. Lo lupa sama apa yang gue bilang waktu itu." Priska langsung mengingat ucapan Aksa saat di taman belakang waktu itu.

"Dan gue marah karena lo punya hubungan spesial dengan cowok selain gue Ai"

"Bilang aja Lo gagalkan move on dari gue. Sok-sokan mutusin karena bosan." Ledek Priska puas.

"Dibilang gagal move on sih enggak karena gue udah jadian sama Tania. Cuman karena kita pacarannya lama jadi gue belum terbiasa aja gitu ngeliat Lo sama yang lain. Aneh."

Priska diam dan fokus pada gamenya. Lo kira gue terbiasa gitu liat Lo mesra-mesraan sama Tania. Lo yang aneh!

"Jangan ikut campus urusan gue lagi. Lo udah bukan prioritas gue lagi dan gue nggak mau di cap ganggu hubungan Lo sama Tania. Selain itu gue nggak mau Tania sakit hati karena Lo selalu gangguin gue." Butuh keberanian dan melawan rasa pedih di hati untuk Priska mengatakan itu. Ayolah! Priska juga mau bahagia.

"Lo serius mau itu? Bukannya lo cinta mati masa gue?"

Priska mendelik kesal. Aksa memang orang yang tidak bisa di ajak serius. "Enak aja lo! Asal lo tahu Arkan itu pacarable banget."

"Yaudah pacaran Sono!" Aksa menatap Priska tidak kalah kesalnya dan sejujurnya Aksa belum siap mendengar kabar apalagi melihat Priska jadian dengan orang lain. Yap! Aksa emang seegois itu.






After We Be ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang