08 || MEET

387 44 12
                                    

SPESIAL DOUBLE UP😂😂😂

LANGSUNG CUSS AJA DEHH...
HAPPY READING GUYSS👋👋👋
___________________________________

08. MEET
________

"Gila! Dan!! Lo beneran mau kerjasama sama tuh orang?!" Heboh Ricky pada Dandi.

Kini, mereka berdua--Dandi dan Ricky--sudah kembali dari menyambangi kantor Frans. Mereka sudah berada ruang santai di Mansion Dandi.

Ricky menggeleng pelan, dengan raut yang seakan tidak menyangka, " Lo! Kenapa Lo ga bilang sama gue?! Lo udah ga nganggep gue sahabt Lo?!" Geram Ricky kepada Dandi.

Memang. Dandi tidak bercerita pada ricky soal kerjasama itu. Entah kenapa, tapi Dandi merasa belum tepat jika ia langsung memberi tahu itu semua pada Ricky. Dandi masih menunggu waktu yang tepat.

"Ck! Jangan alay deh Lo Rick! Gue masih nunggu waktu yang tepat aja." Dandi mendengus mendengar ucapan Ricky yang seakan menyalahkannya dan seolah Ricky begitu terluka.

Dandi menghela nafas sebentar, "Gue gelisah, dan bingung setelah tahu kalo yang bakal kerjasama sama gue itu si singa itu." Ujar Dandi.

"Gue gatau harus cerita dari mana, bingung, gelisah, takut, seneng--semuanya campur aduk tau gak? Gue mau cerita sama Lo, tapi hati gue masih dalam keadaan gelisah. Itu malah bikin gue ga enak, dan ga nyaman." Ujar Dandi panjang lebar.

Ricky pun menghela nafas pelan, "Oke! Gue maafin Lo soal itu. Sekarang--Lo mau gimana? Minggu depan kan pertemuannya? Lo yakin, udah siap mental buat ngadepin singanya dia?" Ricky yang tadinya bediri, perlahan duduk didepan tempat Dandi duduk.

'Siap ga siap ya harus siap. Huft'--gumam Dandi dalam hati.

"Gue ga tau," jawab Dandi sembari mengendikkan bahunya pelan. Helaan nafas turut keluar dari mulutnya.

"Ck! Mungkin--ini udah saat nya deh Dan." Gumam Ricky pelan, namun madih dapat di dengar oleh Dandi.

"Saatnya apa?" Tanya Dandi bingung.

Ricky berdecak pelan, dan memutarkan kedua bola matanya. Seakan malas dengan kelemotan Dandi, "Ya saatnya Lo ketemu lagi, dan mulai semua dari awal lagi lah!" Jelas Ricky dengan sedikit nyolot.

"Maksudnya?" Dandi masih tak faham dengan maksud sahabat nya itu.

"Ck! Gue lelepin Lo lama-lama Dan! Lemot amat otak Lo!" Sarkas Ricky.

Mengehela nafas sebentar, Ricky kembali berakata, "Waktunya Lo perjuangin apa yang Lo mau. Mungkin--Tuhan kepengen Lo jemput kebahagiaan Lo. Kerjasama Lo ini, mungkin adalah awal dari Lo perjuangin dia lagi." Kata Ricky, dengan perlahan.

"Eumm...gue takut, setelah kita ketemu nanti, dia malah ga percaya dan ga mau ketemu gue lagi. Apalagi kabar terakhir yang dia denger kalo gue udah meninggal, pasti sulit buat dia percaya." Panjang lebar Dandi mencoba mengutarakan perasaannya.

Ricky mengangguk faham, "Gue faham yang Lo rasain. Tapi--coba aja dulu. Kalo iya dia masih marah dan ga percaya, biarin aja dulu. Pasti nanti dia bakal percaya sendiri."

"Hmm, gue ngerti. Tapi--"

"Tapi apa lagi sih Dan?! Kebanyakan stok 'tapi' tau ga Lo?!" Muak Ricky mendengar ucapan Dandi yang sering berkata 'tapi' itu.

Dandi's Life [DI BERHENTIKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang