dua

2.2K 273 93
                                    

Sudah jatuh di kerumunan banyak orang, sandal jepit putus pula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah jatuh di kerumunan banyak orang, sandal jepit putus pula. Padahal belum sempat berkeliling menjelajahi pekan raya ataupun membeli sesuatu.

Seketika Winter merasa menyesal karena telah menerima ajakan Sungchan yang pada akhirnya berujung pada kesialan, belum lagi sandal jepit yang dikenakan oleh Winter putus sebelah akibat terjatuh saking ramainya lautan manusia pemburu produk barang maupun makanan dengan harga terjangkau murah dihari terakhir pekan raya.

Jika saja Winter tidak menjaga jarak sepuluh jengkal dari Sungchan, kemungkinan besar Sungchan punya peluang untuk dapat menyelamatkan Winter agar tidak terjatuh. Tapi sangat disayangkan karena Winter tidak mau terlalu dekat dengan tubuh jangkung Sungchan.

Pada akhirnya Winter hanya bisa menerima dengan tabah kesialan itu walau rasanya enggan.

"Nih lo pake." Winter mendongak pada Sungchan yang menyodorkannya sandal jepit dengan hiasan kepala kelinci putih itu padanya.

"Kok lo malah natap gue nyalang? Yaudah gue pakein nih." Sungchan mulai berlutut lalu memakaikan sepasang sandal jepit tersebut ke kaki Winter.

Masih dengan menatap Sungchan, Winter berandai-andai jika yang memakaikannya sendal jepit bak pangeran itu adalah kekasihnya sendiri, tapi kenyataan menampar dengan cepat kalau remaja lelaki yang berlutut dihadapannya bukanlah kekasihnya melainkan Sungchan--teman laki-laki Winter yang terus satu kelas dengannya selama lima tahun ini.

"Pas, pilihan gue emang nggak salah." Ucapan itu membuyarkan lamunan Winter yang tengah menatap sosok Sungchan.

"Ada yang Spider-Man atau karakter Marvel yang lain nggak?" Sungchan menautkan alisnya saat mendengar pertanyaan itu dilontarkan oleh Winter.

"Hah? Seriusan lo, Wint?" Masih dengan menatap heran Winter, Sungchan beranjak berdiri lalu berkacak pinggang. Tidak paham dengan selera seorang gadis seperti Winter.

"Gue nggak suka yang unyu-unyu begini. Pening." Keluh Winter lantas mendongakkan kepalanya untuk membalas tatapan Sungchan.

"Oke, yaudah. Lo tunggu sini lagi. Biar gue cari apa yang lo mau itu."

"Nggak usah."

"Tadi katanya---"

"Pengen beli gula kapas." Winter beranjak dari bangku yang ia duduki lalu memutuskan untuk berjalan lebih dulu meninggalkan Sungchan.

"Pingin bilang makasih aja gengsinya selangit, pake segala nyari alesan ngadi-ngadi, dasar cewek."

"Yaudah ayok, beli gula kapas." Sungchan mengejar langkah Winter dan menarik tangannya, namun dengan cepat Winter menepisnya kasar dengan wajah sewot khas miliknya.

"Tunggu dulu."

"Apa lagi?!"

"Ini, pake jaket gue. Belakang baju lo kotor tuh."

One Step Closer : Winter Sungchan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang