1. Arka dengan Sendu

797 33 1
                                    

"Hari ini gue ketemu cewek dengan kadar kegilaan yang melebihi batas. Em, gue manggil dia cewek sedeng."-Arka Putra Giovano.

***
Semuanya telah berlalu. Kisah Arka dan Rachel telah berakhir dengan takdir yang memisahkan mereka. Kini hanya tinggal menunggu permainan takdir selanjutnya.

Lima tahun berlalu, kini Arka sudah mulai meneruskan bisnis papahnya dan juga menjadi selebgram terkenal. Lima tahun, waktu yang lama untuk Arka mengikhlaskan kepergian Rachel. Tidak ada yang berubah, perasaan Arka pada Rachel masih tetap sama tak berkurang sedikitpun.

Tak banyak perubahan pada Arka. Yang ada lelaki itu kini lebih terlihat tampan dari pada saat SMA. Arka tetaplah Arka, orang yang ketika sudah jatuh sulit untuk bangkit kembali.

"Arka, sarapan dulu!" suruh Anjani-mamahnya.

"Iya, Mah," sahut Arka dari kamarnya. Lelaki berusia 22 tahun itu sudah terlihat rapi dengan tampilan kasualnya. Celana jeans hitam yang dipadukan dengan hoodie berwarna hijau tua juga sepatu Converse yang semakin membuatnya terlihat tampan.

Arka menuruni tangga dengan santai sembari bersenandung kecil. Lelaki itu melemparkan senyumnya pada keluarganya yang sudah menunggu di meja makan.

"Ganteng banget sih kamu hari ini," puji Anjani yang membuat Arka salah tingkah.

"Makasih, Mah," balas Arka lalu mengambil duduk di dekat papahnya.

"Mau kemana kamu, Ka? Papah liat kamu agak beda hari ini?" tanya Raden yang juga merasa aneh dengan Arka hari ini.

"Emang iya? Perasaan Arka biasa aja deh, Pah," jawab Arka sambil menyengir kuda.

"Nggak kamu gak kayak biasa, Ka. Hari ini kamu keliatan lebih santai terus wangi lagi," timpal Saras yang duduk berhadapan dengannya.

"Kak Saras bisa aja. Arka pakai baju kayak gini tuh mau ketemu sama Raihan yang baru pulang dari New York," jelas Arka lalu memakan sarapannya dengan lahap. Saras manggut-manggut saja, mungkin Arka tidak mau di sebut terlalu formal jika berpakaian seperti biasa. Memang sehari-hari Arka selalu mengenakan setelan ke kantor.

Sepuluh menit berselang, Arka sudah selesai melahap sarapannya. Arka berniat untuk pergi sekarang menemui Raihan, rasanya Arka rindu pada sahabatnya yang satu ini setelah empat tahun Raihan berkuliah di negeri orang.

"Pah, Mah, Arka pamit dulu, ya. Tenang aja Arka gak akan lama kok," pamit Arka lalu mengecup punggung tangan Anjani dan Raden.

"Hati-hati, Ka. Cepet cari pacar biar gak digosipin lagi kalau kamu gak laku. Malu Papah tuh masa bapaknya ganteng gini anaknya gak laku-laku," balas Raden yang membuat Arka terkekeh.

"Sekali Arka buka lowongan cari pacar pasti langsung di serbu, Pah. Arka tuh laku banget malahan laris manis, tapi untuk saat ini Arka mau fokus nerusin bisnis Papah," ujar Arka yang membuat Raden mengangguk paham. Pria paruh baya itu sangat paham dengan apa yang di rasakan anaknya. Bukan masalah fokus meneruskan bisnisnya tapi mungkin Arka masih terikat masa lalu yang membuatnya susah membuka hati.

***

Jalanan ibukota pagi ini sudah dipadati banyak kendaraan yang berlalu lalang. Arka mengendarai motor sportnya dengan santai sembari menikmati angin pagi yang masih terasa sejuk. Tapi, perjalanan Arka terhenti saat seorang gadis dengan rambut yang dikuncir kuda menghalangi jalannya.

"Stop!" perintah gadis itu pada Arka.

"Anterin aku ke Kafe Cinta dong, Mas," ujar gadis itu lalu menaiki motor Arka. Arka terdiam beberapa saat, kejadian ini seperti pertemuannya dengan Rachel dulu.

Arka dengan SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang