wajahmu....

629 92 7
                                    

Naruto punya om Masashi kishimoto. Saya cuma pinjam, semoga om kishi ngebolehin.

Warning! Cerita ini mengandung unsur drama, typo, ooc, lelet update dan berbagai kekurangan lainnya.
Jika ada kesamaan itu adalah unsur ketidak sengajaan.
Sumber inspirasi; drama korea.

Rate; T aja.

Gendre: Time Travel.

Umur karakter.

Naruto 25

Hinata 20

Karakter akan bertambah seiring dengan jalannya cerita.

.

.

.


Hinata memperhatikan Naruto yang makan begitu lahap dengan tatapan dalam. Benarkah Naruto di depannya ini bukanlah Naruto-nya?

Pandangan Hinata beralih pada jendela kaca besar kedai makanan tradisional tempat mereka makan. Di luar sana terlihat ramainya mobil berlalu lalang di tengah gelapnya malam, bersinar warna warni menyapa mata Hinata yang menyorot sendu. Gedung-gedung dan segala bangunan yang menyapa pandangan terlihat bersinar seperti bintang.

"Kenapa aku ada di sini?"

Batin Hinata bertanya. Bagaimana keadaan di masanya?

"Kenapa? Apa makanan nya tidak sesuai selera?"

Tanya Naruto ketika melihat Hinata yang melamun. Sedari Naruto menjemputnya di istana Konoha tadi perempuan itu menjadi sedikit pendiam.

"Hah?"

"Kau tidak apa-apa?"

Tanya Naruto dengan raut wajah yang kawatir. Perempuan di depannya itu terlihat linglung.

Tatapan mereka bertemu, dan Hinata menunduk karena tidak bisa menahan laju air mata.

Wajah, rambut, hidupnya dan segala hal yang ada pada lelaki di depannya itu memang persis seperti Naruto, tetapi Naruto ini tidak memperlakukannya dengan hangat seperti dulu. Benar-benar melempar kenyataan pahit di wajah Hinata.

Hinata memakan makanan dengan wajah menunduk dalam. Menyembunyikan air mata, namun nyatanya dirinya malah terisak.

"Hiks...."

Deg!

Bersama dengan Isak yang lolos dari bibir Hinata, jantung Naruto berdegup tidak nyaman.

"Ada apa? Apa yang membuat mu begitu sedih?"

Hinata mendongak melihat wajah Naruto yang juga menatapnya.

"Kenapa wajah kalian begitu mirip?"

Lirih suara Hinata.

"Apa? Siapa?"

"Wajahmu...."

"Ada apa dengan wajahku?"

Naruto benar-benar di buat bingung oleh Hinata. Lelaki pirang itu meraba-raba wajahnya.

Hinata tidak menjawab, namun air mata mengalir begitu deras menolak kenyataan bahwa di depannya memang bukan Naruto-nya.

Wajah sedih itu benar-benar mengganggu, mengusik rasa kemanusiaan dalam diri Naruto. Iya, rasa kemanusiaan. Itulah yang Naruto yakini.

"Hinata?"

Suaranya ketika memanggil nama Hinata begitu familiar. Seakan setiap huruf yang terlontar dari bibir Naruto mendengungkan kalimat cinta. Hinata hanya bisa meredam hayalan yang semakin menjadi.

Waktu Dan (Cerita) CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang