Marco-Dipingit

15.2K 808 111
                                    

Warning!
Cerita ini bakalan ada adegan dewasa yang nggak cocok dibaca untuk anak dibawah umur! 🚭🚭 Eh salah 🔞🔞🔞
***

"Shit, aku udah nggak kuat Lan!" seru Marco, berusaha memaksakan tubuhnya tetap stabil berada di atas Yolan, menggerakkan pinggulnya secepat yang dia bisa, sesuai permintaan calon istrinya.

"Aku bahkan belum klimaks!" Yolan mendengus sebal ketika Marco berhasil dibuatnya orgasme dua kali, sedangkan dirinya sekali saja belum. Tidak adil, pikir Yolan.

"Lan, please..." Marco menatap Yolan tepat dimanik matanya yang terlihat marah ketika pria itu memohon untuk menyudahi permainan mereka sore ini. Ya, sore hari, dan Yolan meminta untuk dipuaskan. Salahkan hormon kehamilannya, yang membuat tubuhnya 'haus' sentuhan Marco.

"Oke, kamu boleh berhenti." Ucap Yolan tersenyum ramah. Marco ikut tersenyum lega, mengurangi kecepatan penetrasinya. Sungguh, tubuhnya sebentar lagi remuk jika terus melanjutkan. Entah sejak kapan, tidur bersama Yolan agak menjadi beban akhir-akhir ini. Tepatnya, sejak kehamilan Yolan. "Tapi... pernikahan kita batal. Aku nggak mau nikah sama pria lemah." Lanjut Yolan terdengar menyeramkan ditelinga Marco. Seperti terpacu adrenalin  tiba-tiba saja dia mendapat suntikan tenaga luar biasa begitu mendengar ancaman Yolan. Tidak jadi menikah karena dirinya lemah? Yang benar saja!

"Habis ini aku buat kamu nggak bisa jalan!" Desis Marco membuat Yolan tersenyum senang. Butuh dua puluh menit berikutnya, untuk membuat calon istrinya puas. Ditandai oleh Yolan mendesah kuat setelah mendapatkan pelepasan pertamanya. Begitu pula Marco yang langsung ambruk setelah berguling ke samping. Dia tidak peduli lagi dengan tubuhnya yang telanjang. Pria itu langsung terjatuh dalam tidur lelap. Benar-benar kelelahan. Setelah belasan jam berdiri di ruang operasi, begitu pulang, disambut oleh istrinya dalam keadaan tubuh hanya terbalut g-string tanpa penutup dada. Lelahnya  seketika hilang. Namun jika dipaksa melayani istrinya berjam-jam, tentu saja dia tidak kuat!

Yolan ikut berbaring menyamping, menatap wajah calon suaminya yang masih penuh keringat meski pendingin ruangan sudah dalam suhu terendah. Wajah ini yang pernah memberinya mimpi buruk, namun juga akan memberikannya masa depan yang bahagia, seperti janji Marco. Wajah ini yang akan dia lihat paling akhir di malam hari, dan, akan menjadi yang pertama dilihatnya saat membuka mata. Tidak pernah terpikirkan mereka akan berakhir seperti ini. Namun pada akhirnya, Tuhan maha pembolak-balik hati manusia. Jika ditakdirkan bersama, apapun, siapapun yang menjadi penghalang tidak akan bisa memisahkan apa yang sudah dituliskan harus bersama. Seperti dirinya dan juga Marco. Pria yang paling dibenci, yang sudah membuat luka terdalam dihatinya pada saat yang sama menjadi obat untuk sakitnya.

Tanpa sadar, telunjuknya bergerak menyusuri kening, ujung hidung, berakhir dibibir favoritnya.

"I love you," gumam Yolan setelah mengecup lembut bibir Marco yang masih pulas. "From the first we met."
***
Marco terbangun dari tidurnya saat merasa dingin pada bagian belakang tubuhnya yang langsung terpapar oleh pendingin ruangan. Tak ada sehelai kain pun yang menutupi tubuh polosnya. Bahkan, posisi tengkurap setelah dirinya tertidur, bertahan hingga matanya terbuka. Dan, Yolan meninggalkan dirinya tanpa diselimuti.

"Great." Keluh Marco dan bersin-bersin. "Bokong gue masuk angin sekarang. Calon istri gue peduli banget." Lanjutnya sambil mengecek ponsel. Mana tahu ada panggilan penting atau ada koas-nya yang ingin berkonsultasi. Marco bersin sekali lagi. Dia berpikir untuk berendam air hangat terlebih dahulu, membersihkan diri sembari memikirkan hukuman yang cocok bagi calon istrinya.

"Hukuman yang cocok buat Yolan..." Jari Marco mengetuk pinggiran bathtube dengan teratur, "diborgol, main dari belakang, atau pake baju suster ya? Hmmm, mungkin mandi madu dan dijilati sampai bersih lebih cocok. Yolan kan, nggak tahan geli." Marco tertawa sendiri sampai akhirnya mendengus kesal.

Side Story of Are We Getting Married Yet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang