Kalian pasti paham kan caranya menghargai seorang penulis?
(◕ᴗ◕✿)
•|—|•
Author' POV
"Kapten! Mari kita bertanding!" Teriak dua orang berambut oranye dan hitam. Teriakan mereka mengejutkan seluruh pelosok gym disana. Sang kapten membuka pintu gym, terpampang lah Hinata dan Kageyama yang sedang membungkuk hormat.
"BUAHAHAHA, SERIUS NIH?!" Ucap si botak preman sembari tertawa. Tanaka, si wing spiker.
"Be-beneran?" Ucap lelaki bersurai abu-abu, senyum kikuk timbul diwajahnya saat menatap adik kelasnya. Setter kelas 3, Sugawara.
"Satu, dua, kami akan membuktikan bahwa kami dapat bekerjasama sebagai tim!" Serentak mereka berdua mengatakannya, ya walau harus diaba-aba dulu.
"Gua bisa denger mereka pake aba-aba." Ucap Suga sembari tertawa halus. Adik kelasnya benar-benar menarik.
"Tapi aku tidak membenci orang seperti mereka." Timpal Tanaka pada ucapan kakak kelasnya.
Kapten atau laki-laki bernama Daichi itu tidak menjawab. Kageyama dan Hinata sudah bergetar setengah mati, mereka tidak tahu apa yang ada dipikiran sang kapten.
"Bertanding dengan siapa?" Akhirnya Daichi angkat suara. Tangannya melipat di dada, menatap adik kelasnya sambil menunggu jawaban keluar.
"Sa-sama para senpai!" Jawab Kageyama, mengangkat kepalanya dan bertatapan dengan Daichi. Kageyama langsung terdiam lagi, mungkin nyali nya yang tadi ada seketika ciut saat bertatapan.
"Kalau kalian kalah?" Tiba-tiba seluruh ruangan berhawa dingin, seperti ada sesosok makhluk halus bergabung pada pembicaraan mereka.
"Kalian pasti sudah memikirkan hukuman nya kan kalau kalah?" Sambung Daichi. Hinata dan Kageyama sama-sama memalingkan wajah agar tak berkontak mata.
"I-ini ide cewek dari kelas ku." Jawab Hinata. Wajahnya memerah saat mengatakannya.
"Woy cebol, apa-apaan wajah lo yang memerah? Salting lo?" Ucap usil Tanaka yang berhasil membuat Hinata menjadi kepiting rebus.
"G-gak, i-itu, a-anu." Balas Hinata gelagapan. Suaranya keluar tak terkontrol. Ekspresi wajahnya juga terlihat kelabakan.
"Ehmm, kebetulan sekali. Ada dua orang pendaftar kelas 1 seperti kalian berdua." Ucap Daichi menjelaskan.
"Ini akan menjadi pertarungan tiga lawan tiga, kami selalu mengadakannya setiap tahun untuk melihat kemampuan anggota baru." Lanjut sang kapten.
Hinata terlihat mengarahkan jari nya ke dirinya sendiri dan juga Kageyama. "Tapi kenapa jadi tiga lawan tiga? Siapa rekan kami yang satunya lagi?" Tanya Hinata pada Daichi.
"Tanaka, aku ingin kamu bergabung dengan mereka. Kau tidak membenci mereka kan?" Kata Daichi. Tanaka terkejut lalu bertanya kembali, "eh? Aku?".
"Bukan berarti aku ingin bermain dengan mereka." Lanjut perkataan Tanaka.
"Begitu ya, padahal aku percaya padamu kalau kau bisa mendisiplinkan para pengacau ini." Ucap Daichi sambil menekan perkataannya dengan rasa kecewa.
"Eh-eh, apa boleh buat!" Tanaka mengubah pikirannya dan setuju oleh permintaan Daichi.
•||•
Y/N (or Maki) POV'
Sudah beberapa hari gua mulai beradaptasi lingkungan dunia ini. Dari lingkungan rumah, orang-orang sekitar, hingga hp lipet yang sangat jadul.
' Pengen banting ni hp.' gua bosen, pengen main game. Padahal dulu gua suka banget main game, 24/7 setiap saat. Tapi di hp ini cuman ada game uler-uleran, layarnya pun belum layar sentuh, bosenin banget.
Lampiran pesan gua juga kosong melompong, bersih tak ada apapun. Ini mah definisi ngenes sebenarnya, mau dikehidupan dahulu atau sekarang.
Daritadi juga, gua cuman ngeliatin temen-temen sekelas gua pada bercanda ria. Dan gua cuman duduk sambil menopang dagu diatas meja, menunggu bel pulang sekolah berbunyi.
Gua gak pandai cari temen, alias nolep. Bukan gak pandai juga sih, cuman gua lebih tertutup, sudah males ketemu sama yang sejenis monyet. Status temenan nya cuman pas lagi butuh, kalo gak mah udah jadi orang asing. Giliran gua butuh bantuan, langsung pada tuli berjamaah.
Sampah sekali caranya.
Hinata juga mulai tidak sering kelihatan, iya dah yang tokoh utama. Gua pengen sih ikut salah satu kegiatan klub di sekolah ini, tapi gua nya males sibuk, kecuali sibuk jadi pengangguran.
<( ̄︶ ̄)>
Jangan dicontoh guys, gak ada adab emang kepribadian gua. Dan maaf buat pemilik asli tubuh ini, kayaknya gua gak jadi bikin kehidupan lo jadi kehidupan idaman. Setidaknya kehidupan yang normal lah, gak ada unsur angst nya.
Gua menoleh ke arah jendela, karena kebetulan bangku gua samping-sampingan sama jendela. Bener aja dong, gua ngeliat Kiyoko-san lagi jalan.
Seketika gua langsung mengambil tas, beranjak dari kursi, lalu berlari mengejar Kiyoko-san. Padahal dari jauh lihatnya, tapi kecantikan yang exotis berasa sampai sini. Dari ujung kepala hingga ujung kaki, benar-benar seseorang bidadari.
Kaki gua bergerak dengan cepat sekali. Nafas yang tidak teratur, tapi entah kenapa masih sanggup bernafas. Sudah seperti fans fanatik mengejar idola nya.
Tepat setelah sampai dilantai bawah, gua gak bisa menemukan Kiyoko-san. Entah kemana perginya sang Dewi, setidaknya gua ingin dia tau nama gua.
Gua cari kemana-mana pun tetap tidak ketemu. Sesusah itu kah izin untuk ketemu bidadari yang indah.
"Time out!" Terdengar suara yang sering kali gua dengar, asalnya dari arah gym sekolah. Pelan-pelan gua dekati pintu gym yang terbuka lebar. Mengintip isinya sedikit, sedikit loh sedikit.
Semua nya bermandikan keringat, entah mau takjub atau tidak, tapi gua sampai tidak bisa berkata-kata dibuatnya. Keringat mereka penuh dengan kerja keras, berbanding dengan ku yang keringatnya malah jadi beban. Bisa dibilang, gua iri.
Tapi yang paling berkeringat kelihatan nya 6 orang saja. Sepertinya hari ini mungkin hari adegan dimana para pendaftar baru bertanding tiga lawan tiga ya.
Mereka benar-benar seperti gagak, memangsa sembari melahap sesuatu yang baru. Tak mungkin gua bisa bersama mereka yang seakan memberi pukulan untuk maju. Gua disini hanya seorang figuran, tak lebih dari apapun.
Melihat mereka seperti ini, benar-benar membuat ku lega. "Untunglah aku mencintai mereka." Ucap gua pelan, pelan sekali dan mungkin tak ada yang bisa mendengarnya. Mereka benar-benar sosok pahlawan untuk gua yang kesepian dimasa lalu.
"Awas!" Sebuah bola mengarah dengan kencang ke arah gua. Gua yang sadar akan hal itu langsung bersigap membalikkan bola tersebut.
Gua berhasil melambungkan nya, mereka kaget, termasuk gua sendiri."Wah gila," gua kira gak akan berhasil. Untunglah berhasil, malu nanti kalo malah kena muka.
"Ka-kamu gak apa-apa?" Tangan seorang laki-laki memegang pundak gua. Gua yang masih syok pun menengok ke arah lelaki itu.
Ah, niat awalnya ingin mencari bidadari. Kenapa malah ketemu bidadara bersurai abu-abu disini. Silau banget, yang liat pasti bakalan mikir ini adegan bertema sang kentang pada malaikat.
"A-ano, EH ANAK ORANG MIMISAN!" penglihatan gua mulai berkaburan, pergi meninggalkan gua yang masih terpana. Rasanya seperti anda ingin berubah menjadi ironman, semoga gua bisa tenang dalam perjalanan, selamat tinggal.
•|—|•
To Be Continued
Waduh, Y/N alias Maki kurang iman nih ( ͡° ͜ʖ ͡°)
Ngeliat yang aduhai dikit langsung, aw.
( ꈍᴗꈍ)
Hope you'll enjoy! (。•̀ᴗ-)✧

KAMU SEDANG MEMBACA
Exit | Haikyuu x Reader
Fanfiction"Gua gak bisa diginiin, gua gak bisa milih salah satu dari kalian!" Apa jadinya kalau kamu tiba-tiba hidup didalam sebuah tayangan animasi kesukaan mu? Ditambah lagi, kamu juga hidup sebagai orang lain yang bahkan tak memiliki dialog sepatah pun! Ni...