28 - Amukkan Sera

315 21 1
                                    

Jangan lupa vote dan spam komen disetiap paragraf, ya!

Happy reading!

So, enjoy 🍻



Jelita tengah duduk sembari membaca buku di perpustakaan. Ditemani Lusi yang tengah asik mengotak-atik ponselnya sedari tadi.

Entah ada angin apa, namun Lusi rela meninggalkan untuk tak makan di kantin dan lebih memilih menemani Jelita di perpustakaan.

Sesekali Lusi tertawa pelan dengan menatap ponselnya. Jelita pun ikut melirik-lirik ingin tahu apa yang sedang gadis itu lihat. Sehingga bisa membuatnya tertawa sendiri seperti itu.

"Lus, lihat apa kok ketawa-tawa gitu?" tanya Jelita seraya menutup buku bacaannya dan menghadap kepo pada Lusi.

Lusi menggeleng sembari menahan tawanya. "Enggak-enggak, gue gak apa," sahutnya masih mesem-mesem.

"Yah, masa sih, kok tadi ketawa-tawa sendiri macam orgil," timpal Jelita asal membuat Lusi menatapnya.

"Gue, cantik gini dinyatain orgil? Hello, mata lo gak katarak, kan, Lit?" Lusi berucap tak habis pikir dengan ucapan Jelita baru saja.

Jelita menggeleng. "Habisnya aku aneh tahu lihat kamu tawa-tawa gitu. Pingin tahu."

"No! Belum cukup umur lo buat tahu beginian." Lusi menggeleng tegas.

Tak sadar dengan ucapannya, membuat Jelita terlonjak kaget dengan bola mata yang hampir saja akan copot keluar jika saja Jelita tak menahannya.

"Maksudnya Lusi lihat porno, ya?!" sentak Jelita membuat seisi pengunjung perpustakaan melihat ke arahnya. Buru-buru Jelita menutup mulutnya dengan isyarat membungkuk-bungkuk meminta maaf.

"Matamu, Lit! Kasar banget omongannya," geram Lusi tak habis pikir. Gadis itu ikut malu karena omongan Jelita.

"Maaf, abisnya tadi kata Lusi mengarahnya ke situ." Jelita menggaruk kepalanya tak gatal tentu saja.

Lusi menghembuskan nafasnya pasrah nan kesal. "Gak ke situ juga kali. Ini ada maksud terselubung maksud gue. Lo gak ngerti sih."

"Abisnya bikin pusing bukan malah ngerti tahu," sahut Jelita tak mau kalah.

"Ya sudah serah lo deh," pasrah Lusi tak mau berdebat lagi.

"Yaudah ak--"

"Ikut gue!"

Refleks Jelita dan Lusi mendongkak, kala seseorang tengah berdiri tegap di hadapan mereka. Nada perintah yang dikeluarkannya membuat Jelita dan Lusi mengernyit heran.

"Kak Sera ngomong ke siapa?" tanya Jelita pada Sera.

"Lo!" jawabnya sedikit tegas.

Lusi yang melihat sinyal-sinyal tak baik, buru-buru melerai ucapan mereka. "Tunggu, ada angin apa nih ngajakin temen gue?" tanya Lusi pada Sera.

"Lo gak usah ikut campur deh," ujar Sera angkuh.

"Jelas gue harus ikut campur, apapun itu urusan Jelita," pangkas Lusi menatap tajam Sera.

"Berisik, lo," desis Sera. "Lo Jelita! Ikut gue sekarang," titah Sera menunjuk ke arah Jelita.

Jelita mengangguk dan bangkit dari duduknya untuk mengikuti arah langkah Sera, sebelum tangan Jelita di tahan oleh Lusi.

"Lo gak papa ikut Nenek Lampir itu?" tanya Lusi dengan nada khawatir.

Jelita menggeleng seraya tersenyum. "Aku baik, Kok. Kamu duluan ke kelas ya."

Jelita pergi berlalu mengekori Sera, meninggalkan tatap penuh arti dari Lusi.




🍁🍁🍁

JELITA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang