💔1

3.7K 150 98
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR❕

SEBELUM BACA JANGAN LUPA KLIK VOTE❕

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SESUDAH MEMBACA❕

JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN❕

DILARANG MENCOPY PASTE ❕❕❕

MAAF KALAU ADA YANG SALAH SAMA KATA-KATANYA❕

HAPPY READING ❕

Sudah 3 Tahun lebih berumah tangga. Namun, belum juga mendapatkan keturunan.

Wanita itu menengadahkan wajahnya ke atas dengan mata tertutup. Ia menghirup pelan semilir angin yang berkoar air laut.

Beberapa detik, ia dikejutkan sebuah tangan. Ia menoleh ke belakang dan mendapatkan sang suami yang sedang tersenyum manis padanya.

"Untuk apa ke sini? Bukankah kamu tidak mau aku ajak keluar?" sindir wanita itu pada suaminya.

Pria itu adalah Hadriansyah Varun Irsyad atau kerap dipanggil Varun.

Varun membalikkan tubuh istrinya, Luthfiyana Shiny Nabilah Irsyad, "Tidak mungkin aku membiarkan istriku keluar seorang diri."

Shiny mendengus, ia melipat kedua tangan nya dan membiarkan tangan Varun melingkar di lehernya, "Kamu marah?"

"Tidak!"

"Bohong."

"Tidak!"

"Terus?"

"Tidak tahu!" jawab Shiny masih cuek sambil mengedikkan bahunya.

Varun menggenggam tangan Shiny dan mengajaknya makan siang.

"Aku tahu kamu lagi lapar," kekeh Varun saat Shiny berjalan dampingan bersamanya.

"Kamu sih sibuknya ke laptop terus. Kita ke Bali kan untuk liburan, bukan mengerjakan pekerjaan kantor," cibir Shiny.

Varun terkekeh, lalu mengecup singkat genggaman tangan keduanya, "Iya, sayang. Aku tahu. Maaf kalau sudah membuat kamu kesal di siang hari."

"Awas aja diulangin lagi. Aku tidak akan memaafkan kamu," ucap Shiny dengan nada yang masih kesal.

"Siap Ibu negara!" Varun tersenyum sambil menghormat pada Shiny.

Shiny terkekeh, lalu mencubit gemas pipi Varun, "Manis banget, sih!"

Varun menghentikan langkahnya begitupun dengan Shiny, "Jangan menyebutku manis. Aku tidak suka."

"Tapi kamu memang manis seperti permen kapas," tawa Shiny menggelegar saat melihat wajah kesal Varun.

Varun menarik pinggang Shiny agar semakin dekat padanya, "Oh, begitu, ya? Berarti aku manis seperti permen kapas?"

Shiny mengangguk, "Ya."

"Berarti aku tidak tampan, hem?"

"Tidak, kamu manis seperti permen kapas," Shiny menahan ketawanya.

"Baiklah, aku akan buktikan padamu bagaimana rasa manis permen kapas yang sebenarnya."

Varun menatap jahil Shiny, lalu mulai mendekatkan wajahnya.

Shiny mulai berontak, ia menatap sekelilingnya, "Va-run lepaskan aku. Banyak yang melihat kita."

Varun mengalungkan satu tangan nya di leher Shiny, sedangkan tangan yang lain masih setia berada di pinggang Shiny.

"Kenapa kalau mereka melihat kita?" tanya Varun tepat di hadapan wajah Shiny.

"A-ku malu. Ayolah, lepaskan aku. Bukankah kamu mengajakku makan siang, hem? Aku mau makan sekarang," ucap Shiny yang masih berontak.

Istri Kedua (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang