Chapter V

9 2 0
                                    

Author Pov

"Pagi yg cerah~ "
"Hari ini aku dan kakak~ "
"Akan berbelanja ke bulanan~~~ "
"YEAYYY"

-Dynasty : E-

Begitu lah Sekyo dengan sifat kekanak kanakannya yg begitu polos
Dengan nyanyian asal keluar dari mulutnya

Sekyo sangat bahagia karena bertemu kakak kandungnya
Kini mereka ada dipasar untuk berbelanja

Pov Vee

Astaga, sebegitu senang nya diajak ke pasar
Nyanyian nya tak nyambung, tapi kenapa enak ditelinga ku??
Sekyo terus berjalan tanpa melihat jalan
Seketika aku langsung menarik kerah baju nya, itu membuatnya berhenti berjalan dan membuka matanya

"Lihat jalan mu!"
"Kau hampir saja ditabrak gerobak kakek itu" kataku sambil melepaskan tangan ku dari bajunya

Ia diam sebentar, entah apa yg ia pikirkan

"M-maaf kak" katanya dengan sedikit tertawa, jujur saja aku ikut senang saat ia tersenyum atau tertawa entah kenapa

"Ayo lanjut!"
"Kemana destinasi kita selanjutnya?" Katanya dengan sangat antusias

"Destinasi?"
"Apa itu?" Aku bingung, bahasa baru atau apa

"Kak Bwi, Destinasi adalah kata baru buatan ku yg artinya tempat selanjutnya, begitu" jelas nya

Aku hanya mengangguk dan meng iyh kan
Astaga dasar anak kecil ini
Aku bisa melihatnya yg begitu senang
Saat aku hendak ke toko ikan Sekyo menarik lengan jaket ku

"Kak Bwi, dia"
"Kenapa dia duduk disana?" Tanya nya sambil menunjuk anak kecil yg mengemis

"Dia sedang mengemis" jelas ku singkat

"Kalo mengemis, kita harus memberinya uang kan?" Katanya

Belum sempat aku menjawabnya ia langsung berlari ke anak kecil itu
Aku tau ia bukan anak yg jahat seperti ku
Tapi kenapa kau mau hidup bersama ku

Banyak pertanyaan yg ingin aku tanyakan padanya
Tapi aku tak mampu menanyakannya
Aku takut jika nanti ia akan takut padaku
Bukan berarti aku takut karena ia takut pada ku dan menjauhi ku tapi karena jika ia takut padaku ia akan pergi dari rumah, jika ia pergi

Bisakah ia mencari tempat beristirahat?
Bisakah ia mencari nafkah untuk hidup nya sendiri?
Dan pertanyaan lainnya
Aku terus menatap anak kecil pengemis itu

Ia terlalu kecil untuk menjadi seperti itu
Entah kenapa tiba tiba beberapa preman mendatangiku dan membuyarkan lamunanku

"Hey cantik, apa yg kau lakukan disini?"
"Berat yh sini om bawa kan" katanya sambil meraih belanjaan ku

Ku tempis tangannya dan pergi dari mereka
Tak heran jika disini banyak preman karena disini termasuk area sepi

"Hey Jalang!! Tak usah sombong kau yh" kata preman yg lain

Aku terdiam
Apa? Jalang?
Aku berbalik

"Siapa yg kau panggil Jalang?" Tanya ku

"Tentu saja kau yg begitu sombong nya"
"Kalo kau tak ingin dikatai Jalang lawan kami, jika kau menang kami akan melepas mu dan kau akan tau jika tau kalah" kata preman itu dengan bangga nya

Mereka mengancamku ternyata
Aku meletakkan belajaan kami agak jauh dari ku
Dan mulai bersiap
Namun saat itu juga ku terkejud

"Kh.. HIYAAA!!"

Teriakan itu membuat ku terkejud namun aku bisa melihat Sekyo yg melompat dan menghajar mereka 1 persatu
Aku pikir kau hanya gadis kecil yg polos ternyata aku salah
Dugaan ku benar bahwa disini tak akan ada hanya 5 atau 6 preman tapi puluhan

Aku berlari ke para preman yg baru saja datang dan melawan mereka sekuat tenaga ku

BAGH!!
BAGH!!
BAGH!!
BAGH!!
BAGH!!
BAGH!!

Aku sempat mendengar Sekyo berteriak sesuatu tapi aku tak begitu bisa mendengarnya
Semua selesai menyisakan mereka yg sekarat dan mati
Cukup singkat tapi menyenangkan
Saat aku hendak mengambil belanjaan kami
Ternyata belanjaan itu sudah hilang dibawa oleng anak kecil pengemis tadi

"GYAAAA, BELANJAANKU DIBAWA ANAK KECIL ITU"
"HUWEEEEE DISANA ADA DALGINA FAVORITKUUUU"
"AAAAAA PERMENKU" rengek nya bak bayi

Astaga sebrutal itu ia bisa menjadi bayi lagi
Baru kali ini aku bertemu orang yg seperti itu

"Sudahlah, hari semakin siang"
"Lebih baik kita ikhlas kan dan pulang" kataku sambil mengambil jaket ku yg sempat lepas karena ditarik bajingan bajingan ini

Bahkan ada beberapa bagian yg robek, sialan

"Uuh.. okey" katanya memelas
"Kakak, kalau jalan bareng bareng dong" katanya sambil menggenggan tanganku setelah aku memakai kembali jaket ku

Aku hanya diam
Bukan apa apa, hanya saja aku malu
Sungguh aku malu jika ada yg menggenggam tangan ku namun aku memasang wajah acuh
Terlebih banyak yg bilang tangan ku selalu dingin bat mayat

"Ah... Dingin.. " dia terkejud?
Tidak dengan ku
Tapi aku terkejud saat ia mengeratkan genggamannya untuk menghangat kan ku? Kenapa?

"Kak, setelah ini bagaimana jika kita bersantai dan membuat teh hangat?"
"Hari ini sangat dingin" katanya

"Boleh" jawab ku
Astaga kenapa aku hanya menjawab singkat??
Aku benci lama lama, bahkan aku tak bisa membedakan bicara dengan orang lain dan dengan adik kandung ku sendiri
Sialan!!

Aku memukul keras kepala ku sendiri berkali kali

"Kak Bwi kenapa?"
"Apakah pusing?"

Dia khawatir?
Ia menarik tangan ku untuk berhenti memukul kepalaku sendiri

"Ayo kita pulang dan cepat cepat beristirahat"

Aku hanya mengangguk
Sesampai nya dirumah aku langsung duduk di taman belakang
Walau hanya 2 petak tapi rumah yg kutempati ini mempunyai taman belakang
Disana ada Yoora yg sedang mengejar ngejar hamster?

Aku tersenyum tipis melihatnya
Lalu aku meraih sesuatu dikepalaku
Ada sesuatu yg keras tapi entahlah itu apa
Aku mecoba mencabutnya

"Argh!!" Teriak kecil ku saat benda itu tercabut

Aku terkejud
Benda itu adalah batu pipih yg cukup tajam
Menancap? Dikepalaku?
Aku menatap kebelakang perlahan

Semoga Sekyo tak melihat nya
Namun ia kini berdiri agak jauh dibelakang ku dengan melotot
Ia membawa nampan yg berisi camilan dan teh hangat

"KYAAAAAAAAA!!!"

Seketika ia berteriak

"Sstt, diam lah warga bisa mendengarmu dan mengusirmu jika terlalu berisik"
"Diam lah"
"Aku tak apa ok, tenang kan dirimu, aku tak apa"

Aku memperingatinya
Ia sangat takut?

"M-maaf tapi kak... "
"Bagaimana dengan lukanya?"
"Bagaimana jika itu infeksi?"
"Bagaimana jika... "
"Apakah terasa sakit?"
"Aku akan mengambilkan obat"

Jujur aku mendengarkannya menjadi sangat pusing dan bertambah sakit
Argh!! Sialan preman preman tadi
Ia meletakkan nampan nya dan hendak pergi namun dengan cepat aku langsung menarik keras bahu nya dan menghadapkan ia ke arahku, aku menunduk

"Hah... Hah... Hah... " Aku berusaha bernafas
"Sudah kubilang, tenang lah"
"Aku sudah biasa dengan luka seperti ini"
"Tenang kan dirimu" aku mengangkat kepala ku

Aku bisa merasakan aliran darah mengalir dari kening hingga samping hidung ku

"Aku tak... apa" aku berusaha meyakinkan Sekyo

"Ka-kakak"
"Maafkan aku yg panik"
"Aku janji tak akan mengulanginya lagi" janji nya yg terdengar sangat tulus sedikit menyakiti hati ku karena membuat nya khawatir hanya karena aku

Ia memelukku
Sudah lama aku tak merasakan pelukan seseorang selain Appa Onjo

"Aku sayang kakak" katanya

"Gadis baik... " bisik ku

Vote Comment Share yh^^
Also visit my collab friends ddux25

Dynasty : ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang