***
"An...kita pulang duluan yah, soalnya gue ada acara keluarga" ucap Kila saat kami berjalan keluar sekolah.
"Iya hati-hati"
"Dah..." teriak Kila dan Ayra saat mobil yang mereka tumpangi, melewatinya yang sedang duduk di bangku depan pos penjaga.
Saat sedang duduk menunggu jemputan, tiba-tiba sebuah motor ninja yang sangat familiar berhenti tepat di hadapanku.
"Mau pulang? Bareng yuk" Tanya pria yang mengendarai motor tersebut lalu membuka helm yang dia pakai.
"Eh kak Devan... nih lagi nunggu jemputan bentar lagi dateng kok"
"Aku temenin yah, sampai jemputan kamu dateng!" Ucapnya lalu ikut duduk di sampingku
"Eh ngak usah, bentar lagi juga dateng kok"
"Udah ngak papa, ngak baik loh cewek duduk sendirian di tempat sepi kaya gini"
"Iya udah deh," ucapku mengiyakan ucapannya, karena yang dia bilang ada betulnya juga.
Seketika suasana menjadi hening, tidak ada yang memulai pembicaraan. Karena jujur aku merasa sedikit canggung, walaupun dia bersikap biasa saja.
Tapi aku masih terngiang dengan penolakan aku dulu padanya, sedangkan dia hanya terlihat biasa saja, atau itu cuman keliatannya? Entahlah, hanya dia yang tahu apa isi hati dan pikirannya.
Dia adalah kakak kelasku namanya Defano Baskara, dipanggilnya Devan. Dia ketua osis di sekolah. Orangnya baik, sopan, pintar dan juga tampan. Termasuk famous, juga masuk jejeran pria tertampan di sekolah.
Dia juga punya banyak followers, dan hampir satu sekolah yang mengikutinya di instagram, termasuk aku. Karena waktu itu dia memintanya untuk perlombaan
Selama ini dia selalu mendekatiku tapi, aku hanya menggapnya sebagai seorang kakak
Flashback on
"Besok mau ngak...ke kafe baru deket sekolah? Katanya tempatnya bagus, juga makanannya enak!"
"Hmmmm...boleh" gumamku lalu mengiyakan ajakannya.
"Yaudah... besok pulang sekolah kita langsung kesana yah!" Ujarnya yang langsung kuangguki.
"Kalo gitu aku pulang dulu...sampai ketemu besok" ujarnya
"Iya, hati-hati" balasku setelah motornya berlalu pergi meninggalkan aku yang sedari tadi berdiri di depan pagar rumah.
Hari ini aku kembali diantar pulang olehnya. Setelah dia pamit pulang, Kemudian aku masuk ke rumah dengan rasa penasaran, pasalnya sebelum pria tersebut pergi tadi, dia sempat bilang "aku juga mah ngomong sesuatu sama kamu" sambil tersenyum manis kemudian pergi, menyisakkkan aku dengan rasa penasaran.
Keesokan harinya sepulang sekolah, ternyata dia sudah menungguku di parkiran untuk ke kafe yang dia maksud kemarin.
Setelah sampai, pemandangan pertama yang kuliat adalah pemandangan kafe yang terlihat seperti berada di alam, tapi masih terlihat modern. Yang modelnya mengikuti zaman sekarang.
Saat membuka pintu kafe, kami disambut dengan sejuknya kafe. Juga terdengar bunyi lonceng di atas pintu kaca tanda bahwa ada pengunjung yang datang. Lalu kami memilih tempat duduk di dekat jendela.
Setelah kami memesan makanan, aku kembali mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Jika diluar kafe terdapat bangku dan meja yang terbuat dari potongan kayu, sedangkan dia dalam kafe tidak jauh berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend Gost
Teen FictionCinta memang bisa membuat seseorang buta akan berbagai hal, termasuk sesuatu yang menyangkut tentang hidupnya.