×sepuluh×

104 33 68
                                    

" huft " jeonghee menghela nafas berat, entah mengapa fikirannya serabut dan bercelaru

" kau dah buat keputusan hee, jadi kau perlu teruskan " ujar jeonghee pada dirinya sendiri, sejak minghao pulang ke rumah jeonghee tak henti-henti membayangkan wajah teruja milik lelaki bermarga xu itu

makin tak sanggup jeonghee untuk memberi harapan palsu pada minghao

" oi perempuan " panggil seseorang, jeonghee menoleh

" oh yaerin, ada apa? " jeonghee masih cuba tersenyum namun jauh dari sudut hatinya mahu sahaja jeonghee robek-robek mulut puaka gadis dihadapannya

" kau tak payah tunjuk baik lah depan suami aku " ujar yaerin lalu memeluk tubuh, dahi jeonghee dikerutkan

" eh tiber betul kau ni, siapa yang tunjuk baik depan suami kau? buang masa je " jeonghee memutarkan matanya geram, ish minghao ni pun satu kenapa balik awal sangat? dah tak ada orang nak backup

" eh kau jangan sampai aku bocorkan rah- "

" rahsia apa? appa bunuh tuan wen? tch, dengar sini perempuan murahan- " jeonghee mendekati gadis itu lalu dicengkam kuat rahang yaerin

" puan wen punca utama semua ni, percaya atau tidak kau pun terperangkap dalam rancangan dia. well kau kan kaya, job sini sana, bapak kau kerja gaji berjuta, mak kau pula fuh model idaman ramai jantan kat luar sana- "

" -jadi takkan lah budak bijak macam kau belajar tinggi-tinggi habiskan duit mak-bapak eh tiba-tiba gayat tak reti turun, pft same like your brain sweetheart pandai je tak guna kalau kau tak cerdik " jeonghee mencuit dagu yaerin lalu tersenyum

" t-tak guna " yaerin menggenggamkan penumbuk geram

" macam ni lah, tujuan aku cintakan xifu satu je iaitu aku nak selamatkan dia dari dunia yang kejam ni. dia terlalu baik untuk terima semua penyeksaan ni, and you know what? penyeksaan dia sedang bermula dengan adanya kau yaerin " jeonghee berpeluk tubuh

" a-apa maksud kau? " soal yaerin 

" yoon jeonghee yang ada di depan kau bukan yoon jeonghee dari zaman sekolah yang kau kenal dulu yaerin, aku bukan ahli wushu yang biasa " jeonghee tersenyum manis

" semua data korang ada dalam tangan kami " ujar seseorang lalu memeluk bahu jeonghee sambil tersenyum sinis

" s-seungkwan? " mata yaerin terbuntang

tak mungkin lelaki cengeng zaman sekolah yang sering dibulinya kini lebih berani darinya! tak mungkin!

" something is waiting for you " seungkwan mengenyitkan mata kanannya lalu tertawa pelan

" nanti kau! " yaerin menunjukkan jari ke arah jeonghee sebelum menghentakkan kaki geram 

" nak tengok syaitan tak? " soal seungkwan tiba-tiba

" nak! "

" tu tengok muka dia " balas seungkwan lalu tergelak kuat bersama jeonghee

" yah! " yaerin menghentakkan kaki lalu berlari pulang 

" fiuh nasib kau ada " jeonghee melagakan tangannya dengan tangan seungkwan sambil menghela nafas lega

" nasib baik aku perasan alarm kau tau kalau tak memang sampai ke esok tak habis perang mulut " seungkwan menggeleng

" ikut aku jom " jeonghee menarik tangan seungkwan

" ish pergi mana lagi? aku lapar lah "

" ikut je jom "

🍂

" minghao, ni xiang chi shenme? (awak nak makan apa?) " soal puan xu lalu mengusap rambut lebat milik anak tunggalnya

" hao tak nak makan " minghao menggeleng tanda tak mahu

" hm? kenapa ni? " soal puan xu lalu mengambil tempat disebelah anaknya

" kalau hao cerita dekat mama, mama nak dengar tak? " soal minghao lalu mengenggam erat tangan sang ibunda tercinta

" ish apa kamu ni? mestilah mama akan dengar " puan xu mengusap tangan anaknya

" uish cerita apa tu? papa nak dengar juga " kini tuan xu pula mengambil tempat disebelah anaknya

" mama, papa hao dah fikir masak-masak yang hao nak sambung belajar " ujar minghao, tuan xu dan puan xu saling bertatapan

" eh? tapi kamu kan nak kahwin dengan jeonghee " tuan xu menyentuh bahu anaknya

" shi (ya), minghao rancang yang kami akan berkahwin dalam masa terdekat dan hao akan bawa dia sama-sama ikut hao sambung belajar di luar negara " balas minghao lalu memandang anak mata kedua-dua ibu ayahnya

" hao, kamu tau kan jeonghee masih ada tanggungjawab dengan tuan yoon? " soal puan xu lalu memperkemaskan lagi genggaman tangan anaknya

" tau ma " minghao mengangguk

" papa tiada masalah jika kamu betul-betul ikhlas cintakan jeonghee seperti mana kami ikhlas terima dia, jeonghee baik hao jadi jangan terlalu mudah membebankan dia " tuan xu memeluk anaknya lalu diusap kepala minghao

" hao cuba pa " minghao mengangguk

" adakah minghao lakukan semua ini demi aku? " soal puan xu didalam hati

benar, dialah yang menyuruh minghao untuk berkahwin dengan jeonghee atas sebab tertentu yang masih menjadi teka-teki untuk minghao

" maafkan mama hao "

© xifu, wo ai ni! | junhuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang