×gebelas×

92 32 19
                                    

" hello "

" hm "

" puan lee dah sampai di balai, nak kami soal siasat dulu ke? " soal seungkwan melalui panggilan bersama jeonghee

" ya, pastikan jangan tertinggal satu pun informasi tentang mereka " balas jeonghee

" baiklah, em kau masih dengan minghao ke? " soal seungkwan kepoh

" ya " balas jeonghee

" jangan bukan-bukan tau, aku tak ready nak menimang anak dari kau " sakat seungkwan, jeonghee tertawa

" dah lah aku nak sambung peluk dia, annyeong " jeonghee mematikan panggilan, telefon diletakkan tubuh minghao dipeluk erat

sesekali dibelek wajah minghao yang sedang tertidur pulas

" perfect " puji jeonghee lalu dicuit hidung minghao

" kenapalah aku tak pernah tahu perasaan kau kat aku? " jeonghee menyembamkan wajah di dada minghao, digeleng-gelengkan kepalanya pelan

minghao terjaga, lelaki itu sekadar memerhati gelagat teman wanitanya itu

minghao tersenyum kecil

" zao an " ucap minghao dengan suara seraknya

" e-eo? " jeonghee menatap wajah minghao, jejaka itu tersenyum manis dengan wajah mamainya

" tak kerja ke? " soal minghao

" k-kerja " jeonghee mengangguk

" can i have my morning kiss? " soal minghao lalu menyelaraskan kedudukan matanya dengan jeonghee

" h-ha? "

chup

pipi jeonghee memerah, alala malu lah ihik

" dah bangun, harini kan aku dah janji nak tolong kau kat balai " minghao segera bangun lalu menarik tangan jeonghee

" ahh malas " jeonghee memeluk tubuh minghao erat

" ish sejak bila sayang haohao ni jadi pemalas ni hm? " minghao mencubit pipi jeonghee kuat

" sejak sayang haohao jatuh cinta dengan hao? " balas jeonghee lalu tersenyum, pagi yang dimulakan dengan ayat-ayat romantis dari kedua pasangan itu membuktikan bahawa cinta minghao bukanlah bertepuk sebelah tangan lagi

tawaan-tawaan yang kedengaran dari bilik tersebut membuat suasana semakin ceria

harap-harap hubungan ini bakal kekal buat selamanya

🍂

" ayi, kita dah lama kenal kan? boleh tak kalau ayi jujur kat hao? " minghao menatap anak mata wanita tersebut

puan wen menunduk

" hao, ayi buat semua ni demi kesihatan fengjun " jawab puan wen

" ayi, hao tau fengjun penghidap penyakit melas syndrome tapi bukan ini cara ayi untuk selamatkan nyawa fengjun " minghao menyentuh tangan wanita itu

sikapnya yang lembut buat puan wen membuka cerita yang sebenar

" jangan disebabkan wen junhui bukan anak ayi, ayi sanggup bunuh dia demi selamatkan fengjun "

" andai perkara tersebut berlaku, fengjun mesti sedih akibat kehilangan seorang lagi orang penting di dalam hidupnya " sambung minghao

" kalau ayi tak cukup duit untuk perubatan fengjun, keluarga kami bersedia untuk membantu " minghao tersenyum manis

" ayi, hao dah anggap jun keke macam abang hao sendiri. hao tak sanggup tengok orang yang hao sayang pergi sebab satu tindakan bodoh dari seseorang " minghao terus menerus meluahkan kata-katanya

ikatan persahabatan antara xu dan wen semestinya erat namun ianya runtuh apabila ketamakan puan wen sendiri

" ayi.. "

" ayi taknak ke tengok jun bahagia? " soal minghao

airmata wanita tua itu mengalir, rasa bersalah menyelubungi dirinya

" j-jun, m-maafkan mama " puan menunduk

" y-ya, s-saya mengaku sayalah punca wen kaijun kemalangan " akuan puan wen buat anggota-anggota polis yang sedang memerhati diluar bersorak

akhirnya, wanita itu mengaku akan kesalahannya

" d-dan y-yoon jeonghee, s-saya mengaku sayalah yang membunuh ibu kamu " ujar puan wen lagi, jeonghee yang berada diluar bilik tersebut terduduk

kecewa namun dalam masa yang sama jeonghee lega dengan semua pengakuan puan wen

" eomma, jeonghee berjaya " jeonghee pantas mengesat airmatanya

matlamatnya untuk menjadi seorang anggota polis berjaya, matlamat untuk mencari pembunuh ratu hatinya.

" e-eomma, maafkan puan wen ya? " ujar jeonghee lalu tersenyum lemah

" jeonghee " panggil seseorang

" j-jun "

PUK

mata jeonghee membulat, terkaku seketika dengan keadaan yang sedang berlaku

pelukan dari jun makin dipereratkan, jeonghee cuba melepaskan pelukan tersebut namun tidak berjaya

" xie-xie " ucap jun

" untuk? "

" segalanya " mata jun dan jeonghee bertatapan

sesungguhnya, gadis itu masih belum bersedia untuk menatap wajah lelaki yang pernah bertahta di dalam hatinya

ingat jeonghee, kau dah ada minghao

" itu memang tugas aku " jeonghee berjalan meninggalkan jun

" tapi kau buat semua tu demi aku kan? " soal jun, langkah jeonghee terhenti

pada mulanya memang benar dia lakukan semua itu demi ibu dan juga jun, tapi niatnya telah berubah

" tak "

jun menunduk kesal, nampaknya dia dah tak ada harapan untuk mengambil semula hati jeonghee

" huft "

© xifu, wo ai ni! | junhuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang