Chapter 6

3.2K 616 78
                                    

Hm ... udah lama banget ngga update sampe berdebu ini work kitaaa. Akhirnya aku back setelah mengurus berbagai macam kesibukan PO huhu. Semoga enjoy ya!

Bagaimana Jihye mengungkapkan perasaan bahagia kali ini adalah dengan banyak merekahkan senyum. Banyaknya pelanggan yang datang benar-benar dilayani begitu hangat oleh Jihye. Pun penyebab dari pipi merona serta kedua sudut bibir yang tak berhenti tertarik ke atas adalah karena ulah Jeon Jungkook.

Perihal pernyataan cinta Jungkook, pada akhirnya mereka kembali bersama setelah Jihye memikirkan berbagai macam risiko soal perasaan bersalahnya terhadap Jungkook di masa lalu.

Beberapa minggu mereka kembali dekat. Jungkook bukan hanya memperlakukannya seperti seorang teman, tapi lebih dari itu. Bahkan pria itu juga beberapa kali mampir ke rumah Jihye untuk menjenguk sang ibu yang hanya bisa terbaring lemah di atas ranjang.

"Ada apa denganmu, Jihye-ssi? Kau terlihat bahagia sekali hari ini," tutur seniornya.

Jihye kemudian melayangkan kekehan ringan sembari tangan itu fokus meracik minuman yang dipesan oleh pelanggan. "Aku memang sedang bahagia hari ini," sahutnya. Matanya mengerling, lantas kembali memberikan senyum manisnya. "Coba tebak ... apa yang membuatku sebahagia ini?"

Setelah menyelesaikan pesanan, Jihye berkacak pinggang sembari menatap rekan kerjanya. Lagi dan lagi, wanita itu merekahkan senyum dan menunggu seniornya menebak dengan benar. "Kau gajian hari ini?"

"Salah!"

"Lalu?"

Jihye mendekat. Memosisikan bibirnya di depan telinga sang senior sebelum berbisik halus, "Rahasia!" sontak Jihye mendapatkan pukulan di kepalanya. "Aw! Sakit!" pekik Jihye jengkel. Akan tetapi, Jihye lekas kembali tersenyum.

Pernahkah kalian sesenang ini seperti Jihye? Sampai-sampai kau tak bisa berhenti tersenyum sedetik pun lantaran perasaan kalian jauh lebih menang dibandingkan dengan situasi yang sedang terjadi. "Berhentilah tersenyum dan fokuslah bekerja."

Jihye mengerjap. Jungkook berdiri di seberang kasir, menatap dirinya sambil sibuk melepas jaket kulitnya. Agaknya pria Jeon itu baru saja tiba dengan rambut rapi oleh pomade. Jungkook lantas memesan ice americano dan meminta Jihye untuk membuatkannya.

Setelah menerima pesanannya, Jungkook sejenak mengamati situasi. "Hari ini pulang denganku, 'kan? Aku akan mengajakmu ke suatu tempat sebelum kita makan malam bersama. Kita juga bisa membeli beberapa makanan untuk ibu dan adikmu," kata Jungkook. "Tidak ada penolakan. Tunggu aku nanti sore, oke? Jangan pulang sendirian!"

Usai mengatakan itu, Jungkook pun segera melangkah menuju ruangannya. Tentu saja Jungkook tidak ingin para pekerjanya mengetahui hubungannya dan Jihye atau ia bisa dibicarakan di belakang—atau parahnya berpikir Jungkook menerima Jihye karena wanita itu adalah kekasihnya.

Sekarang, mari kita lihat bagaimana perasaan Jungkook setelah Jihye menerima perasaannya. Seharusnya hal semacam ini sudah menjadi hal biasa baginya mengingat Jihye adalah mantan kekasihnya enam tahun lalu.

Akan tetapi, pria itu pun sama-sama merekahkan senyumnya beberapa kali. Mengingat wajah cantik Jihye sontak membuatnya menarik kedua sudut bibir ke atas. Jungkook berhasil. Pria itu berhasil mendapatkan Jihye kembali ke dalam pelukannya.

Jungkook akan menghempaskan seluruh pengganggu yang berisiko akan mengganggu hubungan dengan Jihye sewaktu-waktu. Sebab pria 26 tahun tersebut tidak ingin kejadian di masa lalu terulang lagi. Di mana saat itu ia sangat mencintai Jihye hingga nyaris gila. Namun, Jihye justru berselingkuh dengan guru lesnya sendiri.

Kim Taehyung. Entah kenapa Jungkook tidak pernah bisa melupakan nama itu di kepalanya. Pengganggu yang sesungguhnya—kendatipun sudah menghilang dan Jihye tidak lagi tahu keberadaannya selain melanjutkan S2 di luar negeri.

Killer KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang