Sunghoon - 13 Oktober 2014
"HYUNG!" Aku dan Jungwon sontak mendongak begitu Kyungmin berlari keluar kamar dengan kebingungan, bahkan sendok di tangan Jungwon hampir melayang begitu Kyungmin berteriak lagi. "Geonu hyung..."
"Sudah pergi." Jungwon kembali menyantap sarapannya. Kembali kulirik Kyungmin yang masih terdiam. Sepertinya ia salah paham dengan kata 'pergi' yang Jungwon maksud.
"Pergi ke sekolah," imbuhku. Kemudian ia pun tersenyum. Sepertinya Kyungmin memang mengira Geonu hyung benar-benar pergi dari rumah karena itu lah yang ia lihat di mimpi-mimpinya.
Aku menyuruh mereka untuk segera menghabiskan sarapan karena sebentar lagi guru privat mereka datang. Namun bukannya menurut, Jungwon malah melirikku tajam. Katanya hari ini mereka libur. Ia sendiri bilang kalau tidak sengaja mendengar percakapan Ibu dengan guru privat mereka di telepon.
"Kau tidak berniat untuk bolos kan?"
"Memang apa gunanya bolos untuk anak yang sekolah di rumah? Sekalipun aku menangis, Nam ssaem akan tetap membawaku keluar dari kamar." Jungwon langsung mendengus, masih sesekali melempar lirikan tajamnya.
Entah kenapa sedari tadi berkali-kali aku melirik Kyungmin, seakan berusaha memastikan ia baik-baik saja. Tapi untuk apa? Entahlah. Selanjutnya, keheningan terjadi di antara kami, hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring lah yang terdengar. Sekali lagi kulirik Kyungmin yang sepertinya baik-baik saja itu. Ia memainkan sumpitnya, berkali-kali mencoba menyeimbangkan nasi yang berhasil ia ambil.
"Hyung, kau pernah bertemu dengan Appa-mu?" Aku mengernyit, perhatian Kyungmin pun beralih pada Jungwon.
"Appa-ku? Maksudmu Appa kita? Tidak ada satu pun yang pernah melihatnya kan? Appa pergi sejak kita masih sangat kecil. Kau tahu itu."
Jungwon menggeleng. "Bukan kita, tapi Appa-mu. Bukan Appa-ku atau pun Appa nya Kyungmin."
"Kau ini bicara apa? Appa-ku dan Appa kalian itu sama."
"Tidak. Temanku di tempat latihan Taekwondo punya adik yang nama keluarganya berbeda dengannya. Ternyata Appa mereka memang berbeda." Aku kembali terdiam, masih berusaha mencerna apa yang bocah ini coba katakan. "Kalau Appa kita sama, bukankah seharusnya namaku Park Jungwon? Atau Cho Jungwon? Atau mungkin Lee Jungwon? Tapi kenapa malah Yang Jungwon?" Jungwon terus mengoceh sementara aku tak henti-hentinya menyuruh bocah itu untuk diam dan tidak mengatakan omong kosong di rumah ini.
"Jadi siapa Appa-ku?" Tiba-tiba Kyungmin meletakkan sumpitnya dan termenung, menatap udara kosong di depannya. Tanpa kusadari, tanganku menggebrak meja dengan cukup keras. Mereka terlonjak dan langsung menatapku kebingungan. Untung saja Ibu tidak di rumah saat ini, atau aku akan mendapat omelannya sepanjang hari.
"KALIAN INI BICARA APA? YANG JUNGWON! KUANGGAP KAU TIDAK PERNAH MENGATAKAN OMONG KOSONG INI. JADI JANGAN SAMPAI AKU MENDENGAR HAL INI LAGI." Aku beranjak meninggalkan mereka. Namun sebelum pintu kamarku tertutup, aku bersumpah mendengar Kyungmin mengatakan sesuatu seperti, 'Sepertinya teman-temanku benar'. []
KAMU SEDANG MEMBACA
SER'5 : Please Be All Ears!
General FictionJika kau berniat membaca kisah seseorang, di sini bukanlah tempat yang tepat untukmu. Pasalnya di sini ada 5 orang yang harus kau ketahui kisahnya, keluh kesahnya, serta tangisannya. Sebagai siapa kau akan memposisikan dirimu di sini? Please, be a...