Heeseung - 23 Februari 2018
Sudah hampir satu jam aku mondar-mandir di depan sebuah gedung yang dipenuhi ratusan anak-anak berseragam sekolah. Anak-anak yang bergerombol kebanyakan seusia murid SD dan SMP, namun tak sedikit juga yang mengenakan seragam SMA. Aku masih berkali-kali melongok mencari seseorang di antara kerumunan itu. Bahkan tiap kali ada taksi yang berhenti di dekat gedung ini, aku langsung mendekat hanya untuk memastikan apakah itu adalah orang yang kucari atau bukan.
"Hyung!" Kudengar teriakan dari belakangku. Sunghoon berlari mendekat dengan Jake di belakangnya.
"Cepat! Cepat!" Aku langsung menarik lengannya dan berlari memasuki gedung. Namun selang beberapa detik, ia berhenti dan menoleh pada Jake.
"Jake. Thanks," ucapnya. Kami pun kembali berlari setelah Jake membalasnya dengan anggukan.
Di dalam sana sama penuhnya seperti di luar. Mereka menunggu dengan was-was. Beberapa yang keluar dari ruangan menunjukkan raut wajah yang berbeda. Ada yang tersenyum lega, ada yang tampak biasa saja, bahkan ada yang tangisannya pecah begitu melangkah keluar. Melihat hal itu sepertinya membuat Sunghoon semakin gugup. Kuraih tangannya dan kugenggam erat-erat, sementara ia hanya tersenyum tipis. Hampir lima belas menit kami menunggu dan akhirnya nama Sunghoon pun dipanggil, bersamaan dengan beberapa nama lain. Kuberikan pelukan singkat sebelum ia melangkah masuk.
Dari luar, aku bisa melihat wajah gugupnya. Ia berusaha tersenyum ketika staf dari agensiku mengatakan sesuatu. Senyumnya terlihat kaku, namun aku bisa memakluminya tentu saja. Kurasa aku pun begitu di hari itu.
Apakah sudah dimulai? Aku melihat Sunghoon mulai merapikan bajunya kemudian sayup-sayup kudengar alunan musik dari dalam sana. Pandanganku secara bergantian tertuju pada Sunghoon dan staf. Aku lega mereka terlihat menikmati penampilannya, begitu pun peserta lain yang ada di dalam sana. Senyum legaku tidak bertahan lama karena kulihat Sunghoon mulai kehilangan konsentrasi. Aku melirik staf, dan benar saja, sepertinya Sunghoon membuat kesalahan. Kucoba untuk membuang muka. Aku takut Sunghoon akan semakin kecewa jika tahu aku menyaksikan hal itu.
"Hyung! Aku mencarimu kemana-mana." Seseorang muncul di antara kerumunan peserta. "Kita harus latihan sekarang. Kau tidak ingin mengacaukan evaluasi bulanan kita kan?"
Ah ya, untuk beberapa saat aku lupa kalau aku harus mempersiapkan evaluasi bulananku. Aku ragu, haruskah aku pergi sekarang? Haruskah aku meninggalkannya di saat-saat seperti ini? Aku yakin ia sedang membutuhkanku sekarang.
"Ayo cepat!" Ia langsung menarik lenganku. Aku menoleh ke ruangan itu sebentar. Rasanya tidak tega meninggalkan Sunghoon di sana.
Begitu aku lolos dari kerumunan peserta, kulihat Jake ada beberapa meter di depanku. Ia mondar-mandir sambil memeriksa jam tangannya. Aku langsung menghampirinya dan meminta agar ia menemui Sunghoon. Aku pun bilang padanya kalau aku tidak bisa menemui Sunghoon karena harus latihan. Setelah ia mengatakan kalau aku tidak perlu khawatir, akupun melangkah pergi.
Aku menyusuri lorong menuju ke ruang latihan. Namun di tengah lorong, aku kembali menoleh. Tanpa sadar langkahku terhenti. Kulihat Sunghoon sudah ada di sana. Jake tengah memeluknya. Ia pun menepuk punggung adikku dengan pelan. Harusnya aku yang melakukan hal itu. Memang kusadari beberapa tahun terakhir aku tidak bisa menjadi kakak yang baik untuknya. Aku tidak pernah ada untuknya. Bahkan aku membuatnya bertanggung jawab atas apa yang harusnya menjadi tanggung jawabku di rumah. Ya, sejak kepergianku dan Geonu, Sunghoon menjadi hyung tertua di rumah itu. Kadang aku harus memaki diriku sendiri karena harus membiarkan Sunghoon ada di posisi itu. Yang lebih membuatku kecewa pada diriku sendiri adalah karena Jake lah yang tengah menenangkan Sunghoon sekarang, bukan aku.
"Sunghoon, maafkan aku."
"Hyung!" Temanku menepuk bahuku pelan dan kembali memintaku untuk bergegas.
Setelah menoleh menatap mereka sekali lagi, aku pun mulai bergegas pergi. "Thanks, Jake." Gumamku pelan.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
SER'5 : Please Be All Ears!
Ficción GeneralJika kau berniat membaca kisah seseorang, di sini bukanlah tempat yang tepat untukmu. Pasalnya di sini ada 5 orang yang harus kau ketahui kisahnya, keluh kesahnya, serta tangisannya. Sebagai siapa kau akan memposisikan dirimu di sini? Please, be a...