Epilog

452 17 9
                                    

Btw aku baca sedikit2 part bagian awal-awal ternyata ngakak bgt sama tulisan sendiri😭🙏🏼

Selamat membaca epilog🙏🏼
Jangan lupa vote comment!


* * *

Satu tahun setengah sudah berlalu, Noval melewati hari-harinya di SMA seperti biasanya dan kini pendidikan sekolah atasnya sudah berada di tingkat akhir yaitu kelas 12.

Banyak masalah yang ia hadapi dan semuanya sudah usai di sini, di pemakaman tepatnya Noval berada. Bersama gadis di sebelahnya Noval mendoakan makam tersebut, lalu  menyiraminya dengan air dan menaburkan kembang ke seluruh badan makam dari atas hingga bawah, mengusap nisannya juga dengan penuh perasaan.

Kematian memang tidak direncanakan, tidak bisa juga diduga. Kemarin masih terlihat bahagia tapi sekarang sudah tidak ada. Kita tidak tahu rencana tuhan selanjutnya lagi ini apa, apakah masih diberi kehidupan sampai tua nanti apa cuma sampai hari ini?

Cuaca sore hari ini mendung, awan sedikit kelabu terlihat menyelimuti daerah pemakaman. Mungkin awan juga tahu bagaimana perasaannya kali ini di depan nisan tersebut.

"I miss you." Noval berkata pertama kalinya di makam tersebut yang baru ia kunjungi.

"Maaf baru ke sini lagi," tutur Noval.

"Dia udah tenang di sana, Val." ujar seorang gadis di sampingnya menepuk pelan punggung Noval. "Jangan sedih lagi, dia bahagia liat lo bahagia sekarang."

Noval banyak berbincang selama di pemakaman, ia juga meminta izin agar dilancarkan segala urusannya di kelas 12 ini. Tidak cuma itu, Noval mengatakan banyak hal tentang dirinya dan Deva selama setahun belakangan ini menjadi saudara karena Desi sudah menikah dengan Rama dan juga rencananya di kelas 12 akhir untuk melanjutkan studinya sekolah tinggi penerbangan agar menjadi pilot sesuai yang diinginkan Ayahnya sebelum ia meninggal.

Geluduk sudah berbunyi di atas sana. "Aku pulang ya, Pah."

Noval memutuskan untuk bangun dan mengajak gadisnya--Risa untuk pulang.

Baru setengah jalan, hujan tiba-tiba mengguyur mereka berdua, Noval yang sedang mengendarai motor segera meminggirkannya ke arah halte terdekat untuk mereka berteduh.

"Dingin ya, Sa?" Noval yang tadinya melihat sekelilingnya  halte yang sepi lalu mengamati gadis di sampingnya sedang mengusap-usapkan kedua tangan.

Risa mendongakkan kepalanya menatap Noval. "Lumayan."

"Kamu duduk dulu." Noval membantu Risa duduk. "Aku mau pergi sebentar."

"Kemana?" tanya Risa heran.

"Ambil jaket di dalem jok buat kamu."

"Gak usah nanti kamu kehujanan," tolak Risa.

"Gak papa aku udah biasa, kamu tunggu bentar." Noval berlari menuju motornya yang terparkir di depan halte. Risa menatap Noval yang rela hujan-hujanan mengambil jaket demi dirinya.

Aku beruntung punya kamu, Val.

"Kita tunggu sampe hujannya reda ya?" Noval kembali menghampiri Risa, menyampirkan jaketnya dan memakaikannya pada Risa.

"Sa, kok bengong?" Risa terkejut saat Noval yang duduk di sampingnya. "Kenapa?"

"Aku keinget gimana perjuangan kamu buat dapetin perasaan aku, kamu berjuang sendirian, sedangkan aku, aku gak berjuang apa-apa," terang Risa. Ia benar-benar sedih karena Noval masih memilihnya, gadis yang sama sekali tidak memperjuangkan Noval dan selalu menyusahkannya.

CLOSED HEART (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang