Sama seperti pagi biasanya, aku lebih sering melakukan aktivitas sendirian, tak ada seorang ibu yang akan membangunkanku dan menyiapkan sarapanku atau seorang ayah yang sedang membaca koran ditemani secangkir kopi duduk di meja makan. Sepertinya memang Tuhan tak mengizinkanku mendapatkan semua itu.
"Huh," ku hela nafasku sambil menuruni anak tangga di rumah besar ini dan menuju ke arah dapur untuk sarapan dan mengambil bekal, kalau kalian bertanya kenapa aku membawa bekal setiap hari, karena aku memang diharuskan membawa bekal yang sudah terjamin bersih supaya aku tidak mudah sakit.
Aku cukup bersyukur dengan perhatian kecil dari ibuku tersebut. Aku tau dia bekerja tentunya pasti untukku, hanya saja terkadang aku tetap saja merasa kesepian di rumah sebesar ini.
Setelah menyelesaikan sarapanku, aku langsung bergegas berangkat ke sekolah.
Raja
"Valda, hari ini kamu bisa kan untuk kerja kelompok di rumah Kania?" ucap Rania yang menghampiri mejaku dan Lara ketika bel pulang sekolah berbunyi.
"Bisa kok, Rania. Kita berangkatnya naik apa ya?"
"Kita naik motor aja ya, kan pas tuh 3 cowo dan 3 cewe, kita nebeng mereka aja, gapapa kan?"
"Gimana kalau kita minta diantar supirku aja?"
"Takutnya kesorean kalau kita naik mobil, soalnya kan kamu tau kalau sekarang itu jam pulang sekolah jadi pasti macet banget, Val," jawab Rania yang menolak ajakanku secara halus.
Sebenarnya bukannya aku tidak mau naik motor di bonceng salah satu dari 3 cowo tersebut. Hanya saja aku tidak mau kalau harus di bonceng dengan Raja, meskipun aku gatau nanti gimana. Kuhembuskan nafasku dilanjutkan jawaban, "Yaudah yuk ke parkiran bareng,"
"Okay, sebentar ya aku ambil tas dulu ya,"
"Okay,"
Raja
Kami berenam berjalan secara beriringan menuju parkiran motor yang ada di sekolahku ini. Belum ada yang membuka suara sejauh ini. Tak lama kita pun sampai di parkiran.
"Gua sama Rizki deh ya, trus Kania sama Allan, trus Valda sama Raja ya," ucap Rania yang memecah keheningan yang berlangsung sejak tadi.
"Okay," jawab aku dan Kania bersamaan sambil mengikuti Raja dan Allan ke motornya.
"Ini helm buat lu pake," ucap Raja tiba-tiba yang membuatku agak tersentak, kemudian mengambil helm yang sedang ia ulurkan.
Aku menggunakan helm tersebut kemudian naik ke motor Raja. Jika kalian berfikir motor Raja itu, motor gede, kalian salah besar. Raja itu orang yang terlihat sederhana menurutku, dia menggunakan motor Scoopy, bukan motor gede atau pun vespa. Cukup sederhana dan menyenangkan.
Selama di perjalanan, tak ada yang membuka suara antara aku dan Raja. Aku pun hanya mengamati jalan sekitar dan menikmati angin sore yang jarang aku rasakan. Tak lama, kita sampai di rumah Kania, aku pun memberikan helm kepada Raja dan mengikuti Kania dan Rania untuk masuk ke rumah Kania.
Raja
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Tugas kelompok kita pun sudah selesai, meskipun ini cukup terlambat, tapi yasudah lah, di rumah pun aku sendirian.
Karena sudah selesai, aku pun menelfon supirku untuk meminta jemput. Namun, ternyata supirku sedang tidak bisa menjemput karena anaknya sedang sakit dan dia harus mengantar ke rumah sakit. Karena hal itu, aku pun berniat memesan ojek online aja.
Tapi, tak lama ia menginterupsi, iya, Raja.
"Valda, lo pulang naik apa?"
"Hmm, supir gua gabisa jemput, jadinya mau pesen ojek online aja deh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja
Teen FictionJika kalian berfikir ini adalah semua kisah anak remaja pada masa SMA nya yang akan selalu terkenang kalian benar tentunya. Namun, kisah ini bukan hanya sekedar kisah semata. Dalam rajutan indah memori seorang gadis yang belum pernah merasakan apa i...