3. Phobia

10.5K 1.1K 173
                                    

"Sekarang paham?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang paham?"

Hampir semua murid yang berjenis perempuan mengangguk. Hanya pencitraan karena guru magang itu terlihat sangat tampan. Siapa yang akan menolak seorang Langit C. Demitrio?

Mau di lihat dari sudut apapun, Langit akan terlihat sangat tampan. Dia juga ramah, hanya saja tadi murid-murid menilainya galak karena berujar tegas menyuruh mereka masuk kelas.

Langit bukan orang seperti itu, dia itu baik, mampu menggaet banyak perempuan dalam satu kali senyum. Langit meletakkan spidol yang tadi ia gunakan untuk menerangkan materi.

"Jadi, ada yang bisa mengerjakan soal di depan?"

Pertanyaan itu seperti suara rumah hantu, seram. Langit memandang seluruh anak didiknya, dia tersenyum tipis. Langit yakin, anak-anak itu tidak akan paham jika satu kali di jelaskan.

Salah satu murid mengangkat tangannya, Langit tersenyum. "Ingin menjawabnya?"

Siswi itu menggeleng, "Pak, saya mau tanya?"

Langit memperhatikan siswi itu, dia berdiri di sebelah jendela. Sebelah tangannya masuk kedalam saku celana bahan yang dia kenakan.

"Kenapa kita harus belajar matematika kalo kalkulator ada?" tanyanya membuat kelas itu langsung berisik.

"Kenapa kita harus belajar matematika kalo kalkulator ada?" tanyanya membuat kelas itu langsung berisik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit di buat terdiam dengan pertanyaan yang sebenarnya ada betulnya juga. Banyak juga murid yang membenarkan pertanyaan itu.

"Ehm..begini," Langit rasanya jadi canggung sendiri. Kenapa di hari pertamanya mengajar jadi seperti ini?

"Pak, apa kita harus suka matematika dulu biar dapet nilai bagus? Saya tidak suka matematika, nilai saja juga segitu terus."

"Lah iya? Gimana caranya biar suka sama matematika?"

Langit menggeleng, "Gak ada alasan buat suka sesuatu."

Seluruh murid berteriak heboh mendengar ucapan Langit. Guru magang itu tersenyum tipis, "Saya juga gak tau kenapa bisa suka matematika. Kalo niat, pasti nilainya bagus kok."

BAD LUCK? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang