Happy Reading
🍦🍦"A-apa?"
Thea gugup sendiri di tatap begitu intens oleh Langit. Gadis itu memundurkan wajahnya, jantungnya berdetak tidak karuan. Thea rasa, ini salah. Sekuat apapun otaknya memberitahunya kalau Langit itu bersalah, tapi hatinya terus saja menentangnya.
Otaknya terus memberikan jawab, iya. Langit itu benar-benar sudah seperti pembunuhnya. Langit terlalu mencurigakan, pergi ke apartemen Venus secara diam-diam. Tapi, kenapa hatinya terus saja menyangkal kalau Langit adalah pelakunya.
"Kakak bohong kan?" tanya Thea, bibirnya sedikit bergetar.
Langit tersenyum misterius, "Aku dan Zayn, bahkan Mamaku sendiri. Kamu mencurigainya kan?"
Gadis itu tidak menjawab, dia hanya menatap kedua mata Langit yang tengah menyembunyikan segala hal. Ada banyak hal yang Thea tidak tau dari Langit.
"Melihat gelagatmu, aku benar kan?" tanya Langit, cowok itu menyentuh pinggang Thea menggunakan tangannya. Menarik tubuh istrinya untuk semakin mendekat. "Kalau aku benar, apa yang akan kamu lakukan?"
Thea menggeleng ribut, jujur saja Thea sangat bingung. Teka-teki itu selalu saja mengarah ke semua orang yang Thea tuduhkan.
"Gak tau.." cicitnya pelan.
"Kenapa?"
"Thea gak tau, Thea selalu nyangkal."
Langit tersenyum, dia meremas pinggang Thea dengan perlahan. Jantung gadis itu berdetak tidak karuan saat Langit menidurkan tubuhnya ke atas tempat tidur dengan cowok itu yang berada di atasnya.
"Mau tau sesuatu?" Langit mendekatkan wajahnya, hembusan napasnya terasa hangat di wajah Thea.
"A-apa?" tanya Thea gugup, dia menahan napasnya saat wajah Langit semakin dekat dengan wajahnya.
Langit tersenyum, dengan tiba-tiba cowok itu mencium bibir Thea membuat kedua mata gadis itu terbelalak karenanya. Kedua matanya menatap kedua mata Langit yang terpejam seolah menikmati permainan yang di buatnya sendiri.
Tangan cowok itu masuk kedalam piyama Thea, mengelus perut Thea membuat gadis itu terasa tergelitik. Langit menggigit pelan bibir Thea membuat Thea meringis pelan. Dia dulu tidak ingat saat Langit melakukannya pertama kali.
"Dengarkan aku," Langit melepas kancing piyama Thea satu persatu. "Kalau aku mengatakan Iya, maka jawabannya benar. Dan jika aku mengatakan tidak, maka jawabannya tidak benar."
Langit sedikit menarik tubuh Thea agar terduduk, atasan piyama Langit lepas lalu ia buang dengan asal. Tubuh itu, kembali Langit rebahkan. Jantung Thea semakin berdetak tidak karuan, dia tidak tau kenapa dia bisa sepatuh dan sediam ini tanpa pemberontakan saat Langit melepas piyamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LUCK? (✔)
Teen Fiction"Mau tau gak?" Thea bertanya, dia menatap seluruh keluarganya. "Thea hamil."