24. Bintang Alastair Demitrio

7.5K 953 112
                                    

Berhubung kemarin udah bilang, aku alurnya percepat ya😹
Jangan bingung kalo udah 2 tahun kemudian😌

Happy Reading
🍑

"Nda!"

Thea menoleh, melihat anak sulungnya yang sekarang berusia 2 tahun.

Waktu memang berjalan cepat, Thea tidak sadar kalau di umurnya yang ke 20 sudah mempunyai anak. Dulu, Thea tidak pernah berpikir hal ini. Thea selalu mengikuti alur kehidupannya, sampai saat dia dulu melahirkan putra kecilnya membuat hati Thea terenyuh. Dia bukan Thea yang santuy seperti dulu.

Langit bekerja, tentu saja. Dia bekerja menjadi guru di tempat les. Langit maupun Thea tidak masalah, asalkan bisa memenuhi kehidupan mereka, Thea menerimanya.

Tapi diam-diam, Bumi dan Leon bekerja sama membangun hotel yang akan mereka berikan untuk Langit dan Thea. Bukan cuman mereka berdua, Zeline juga memberikan butiknya ke Thea karena Zeline sudah ingin melepaskan kerjaannya. Dia hanya akan berdiam diri di rumah, bermain dengan anaknya Thea dan Langit.

"Bintang mau apa?" tanya Thea, dia menggeser tubuhnya, duduk di sebelah Bintang Alastair Demitrio.

"Bobo.." Bintang bangkit lalu memeluk leher Bunda nya. "Bobo, Nda."

Thea terkekeh kecil, dulu dia sempat panik saat baru melahirnya. Demi apa Thea yang santuy itu melahirkan di umur 18 tahun, bahkan tepat di hari ulang tahunnya. Bintang, Thea dan juga Mars akan merayakan ulang tahun di tanggal dan bulan yang sama.

"Ayo bobo," Thea bangkit dengan perlahan. Dia melirik Bintang yang memang terlihat mengantuk, anaknya itu sudah main sejak pagi. Tangannya mengelus punggung kecil Bintang. Anaknya cenderung gampang tidur, seperti dirinya dulu.

Saat sampai di kamarnya, Bintang sudah terlelap. Thea meletakkan anaknya box bayinya dengan perlahan. Mencium kening anaknya dengan lembut lalu meninggalkannya.

"Eh? Kakak udah pulang?" Thea bertanya saat dia melihat Langit tengah membereskan mainan Bintang yang berserakan di lantai.

"Udah, kata Dosennya gak ada masalah jadi tinggal nunggu wisuda." Langit menjawab, dia tersenyum sekilas ke arah Thea. "Orang rumah pada kemana?"

"Mama sama Papa biasa, ketemuan sama temen SMA." Thea mendudukkan tubuhnya di atas sofa di susul oleh Langit yang duduk di sebelahnya saat mereka selesai membereskan mainan Bintang.

"Mars sama Mark?"

"Jangan tanya, mereka lagi bucin. Gak tau kemana." Thea memeluk lengan kiri Langit, matanya menatap lurus ke depan.

Keduanya diam dengan pemikiran masing-masing. Beberapa kali, Langit melirik Thea yang tengah menatap televisi.

"Thea?"

"Kenapa?"

"Gak mau kuliah?"

Pertanyaan Langit membuat kepala Thea mendongak, dia menatap kedua mata Langit lalu menggeleng. "Kenapa?"

BAD LUCK? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang