Bab 15

9K 949 58
                                    

Silakan merapat yake Google Playbook store

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Silakan merapat ya
ke Google Playbook store

🌷🌷🌷

Aku boleh heran gak sih sama sesebapak satu itu? Koq tumben banget sama sebelum-belumnya? Dia kemasukan jin baik atau gimana ya? Atau habis di ruqyah?

"Ok mba Iza, sepertinya penjelasan kami sudah cukup. Ada yang mau ditanyakan?"

Aku mengerjap pelan. Ramah banget ni orang? Sopan lagi..

Ganteng

Gagah

Sopan

Senyum terus

Gak mungkin kan aku gak meleleh?

Sebuah tendangan kecil mendarat di kakiku dan hampir membuatku  mengaduh. Zadith nyebelin!

"Hmm.. saya dan team akan pelajari dulu ya Pak.. nanti akan saya kabari apabila ada yang kurang jelas"

Dan mi apa sebuah senyuman maut mendadak muncul dari sesebapak ganteng didepanku itu? Uhuks!

"Baik Mba, boleh saya minta nomor ponselnya? Barangkali saya bisa kirim 5W1H via pesan singkat. Jadi mba bisa baca-baca simpel di ponsel.."

Gubrak, beneran dia minta ponselku lagi? Kan dia tahu nomornya sedang aku block. Modus apa ini?

"Ok, biar Mas Luthfi yang akan mempelajari soal itu lebih lanjut ya. Luthfi, tolong nomor ponselnya diinfokan ya ke Pak Rafael ini.."

"Nanti aku kasih kartu nama saja"

Aku hanya mengangguk kecil mendengar respon Luthfi.

Sekilas aku menangkap senyuman samar di bibirnya, sebelum dia mengucapkan terima kasih sama Luthfi. Nah, mi apa dia lagi lagi mo senyum gitu?

Langka, bener-bener langka!

Usai Papa menutup rapat ini dan usai team vendor keluar, aku langsung menyampaikan keberatanku tentang kerjasama ini. Gak tahu kenapa, malas aja gitu.

"Gak bisa gitu Iza, kamu gak profesional namanya!" Tegur Papa keras.

"Ya biar Luthfi deh yang ambil alih Pa, Iza kayaknya kalau harus pergi-pergi jauh gak luas hati Iza Pa.."

Aku melirik ke arah Ayah dan memohon pertolongannya.

"Aku setuju. Iza biar urusan administrasinya aja lah Tha, biar anak-anak cowok yang handle itu ke lapangannya"

Akhirnya, I love U ayah!

Papa Atha menarik nafas panjang lalu menatapku kecewa.

"Setelah Lulu, Papa berharap kamu bisa membantu banyak bisnis kita Iza. Yakin kamu tidak mau maju bersama adik-adik kamu?"

DUREN Kampung SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang