Bab 14

8.5K 933 48
                                    

Siapa belum baca fullnya?Langsung ke Playbook store ya bebs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa belum baca fullnya?
Langsung ke Playbook store ya bebs..

Maacih 😘

🌷🌷🌷

Aku mengikuti Zadith dan Luthfi yang mengajakku hang out malam ini. Sayang Lulu gak bisa join, jadi aku harus ngajak ngobrol siapa coba nanti?

Kedua adikku itu pendiam
abis semuanya. Bener kata Engkong tuh, kulkas 3 pintu! Hahahaa. Bisa ae dah Engkong!

Engkong emang gak salah kasih label, secara semuanya mewarisi sifat bapaknya masing-masing. Untung saja paras rupawannya juga turun plek plek sama mereka jadi gak rugi-rugi amat deh jadi kulkas juga.

"Nonton apaan sih Pi? Lu kangen ye sama bioskop dimari?"

Luthfi yang biasa kami pinggil Pipi, hanya mendengus kecil.

"Diem aje dan nonton lah Kak. Tau beres aja!" Seru Zadith yang asik memilih film bareng Luthfi.

Tuh kan, kalo sama mereka berdua paling bete ya begini. Agak diktator gitu main putusin. Gak mau tahu aku mo apa. Asal seret sana sini aja pokoknya.

Btw, Bunda dan Mami itu sepakat menjadikan kami anak bersama. Maksudnya, sewaktu bayi kami saling disusui hingga kenyang supaya jadi saudara sepersusuan. Kecuali Zaky dan Zia yang gak ada pantarannya di keluarga Papa Atha.

Jadilah begini, kami resmi menjadi saudara sepersusuan sejak kecil. Sudah gak ada batas lagi antara keluargaku dan keluarga Lulu.

"Kak, tuh.." seru Pipi ketika kami usai membeli tiket. Dia menyuruhku ke counter makanan untuk membeli bekal selama nonton.

"Burger?"

Mereka kompak mengangguk. Bujug dah, perut karung semua. Padahal tadi sebelum pergi, kami makan malam duluan dirumah. Ya sudahlah, aku berjalan menuju counter makanan demi adek-adek gembul itu.

Baru saja aku hendak membayar, tetiba sebuah kartu muncul dan diserahkan kepada simbak penjualnya. Kontan aku menoleh dan mendapati sebuah senyuman lebar muncul disana.

"Hai Iza, apa kabar?"

"Eh Bang Akmal? Sama siapa?"

Dia menggedikan bahunya ke sudut sebelah kanan dan mendapati 2 teman mas Gagah lainnya disana.

"Jomblo jomblo kurang bahagia Za, makanya nonton barengan gini. Hehe.."

Aku terkikik geli lalu mengucapkan makasih saat menerima paket pembelianku tadi.

"Gabung kami dong Za.. garing banget nih kagak ada yang bening-bening.."

"Ayo, itu adekku disana semua Bang. Yuk.."

Aku tersenyum kecil lalu menghampiri kedua adikku yang tengah menatapku penuh selidik. Mereka duduk di kursi tunggu dengan meja bulat di tengahnya.

DUREN Kampung SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang