~Wish You Were Here~
Hyunjin dan Minhae dipanggil secara terpisah oleh Yena, wakil ketua club dance.
Mereka dimarahi habis-habisan karena kemarin keduanya bolos latihan.
Hyunjin dengan alasan masalah keluarga.
Minhae menghela nafas. Ternyata yang Jeongin ceritakan kemarin benar.
Saat ditanya apa alasan ia bolos latihan, dengan polosnya Minhae menjawab
"Gue males ketemu ular tiap hari"
PLAK!
Pipinya di tampar telak oleh Yena.
"Apa maksud Lo Minhae?" Sentak Yena.
Minhae hanya diam saja, malas berdebat sebenarnya tapi ia malah memancing duluan.
"Kami tau kami salah tapi lo nggak berhak mukul anggota Lo" sentak Hyunjin balik.
"Nggak berhak? Jadi gue harus diem aja kalo anggota gue malu-maluin?"
Hyunjin diam. Ia melirik Minhae yang menahan amarahnya.
"Udah buang-buang waktunya?"
"Udah ya, gue mau latihan biar nanti malem nggak malu-maluin" ujar Minhae dengan penekanan di akhir kalimat, lalu ia meninggalkan ruangan itu.Hyunjin mengejarnya. Mengikutinya sampai loker.
Minhae berhenti.
"Apa?" Tanya Minhae dingin.
Hyunjin tak menjawab. Ia mendekatkan wajahnya, menangkup pipi Minhae yang sebelahnya masih nyeri.
Minhae meringis.
"Hyunjin lepasin!"
Hyunjin mengabaikannya. Ia malah mengusap lembut pipi Minhae.
Chuu~
Minhae meremang. Hyunjin mengecup singkat pipi kirinya, bekas tamparan tadi.
Bukan rasa sakit lagi yang terasa. Melainkan perasaan aneh seperti sengatan dan rasa geli.
Hyunjin terkekeh dan mengacak surai Minhae, melihat ekspresi Minhae yang seperti melihat hantu.
"Ayo latihan, baby~"
~Wish You Were Here~
Miso menjatuhkan kepalanya begitu kelas terakhirnya selesai. Hari ini rasanya begitu kacau.
Miso punya kelas pagi namun bangun agak kesiangan. Gara-gara semalam ia tak bisa tidur karena hidungnya tersumbat.
Pagi tadi ia juga lupa sarapan, bahkan sampai sore ini ia belum makan apapun.
Lalu makalah yang harus dikumpulkan hari ini belum benar-benar selesai, jadi harus ia kebut sebelum berangkat tadi.
Kruyuk~ Kruyuk~
"Aigoya~ kenapa manusia perlu makan untuk menghilangkan lapar" gumam Miso.
Ia bangkit lalu membereskan peralatannya kemudian keluar kelas.
Hyungwon bilang ia tidak bisa menjemput Miso karena ada urusan mendadak. Miso mengerti hal itu, karena pekerjaan Hyungwon berkaitan dengan keselamatan nyawa manusia.
Dalam perjalanan pulangnya, ia melihat ada anak kecil menangis keras. Anak itu sendirian, kebetulan jalanan saat itu juga cukup sepi.
Dengan segera Miso berlari kearah anak kecil itu. Tanpa ia sadari, dari arah berlawanan ada orang yang juga berlari menuju si anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish You Were Here
FanfictionMakna 'hadir' begitu penting, kan? Ada yang mengharapkan kehadiran dari yang 'tidak mungkin' Ada yang masih bingung siapa yang ia harapkan kehadirannya Dia, Penopang saat kita hampir jatuh Pelindung kita saat bahaya mengintai Obat kita saat ada gor...