gadis keturunan ares bermata keabu abuan yang memiliki tatapan dingin dan beku sedang mengitari koridor hogwarts dini hari.
tapi asli nya engga sebeku dan sedingin itu kok, karena keturunan ares maka harus jaga image.
“apa coba yang dipikirin?” tanya putra keturunan poseidon itu, adrian pucey.
“dre, kalau semisal aku mati lebih dulu dari kamu gimana?” adrian mengernyitkan dahinya
“hah? apa sih? kok bilang gitu?”
“ya gitu dre, paham gak?? aku tahu aku bakal kalah di masa depan, dan aku gagal. aku takut itu” jawab nya cemas.
“aku baru tahu kalau ternyata kamu bisa pesimis, maksudku gini, kamu kan ya apa ya, dari tatapan mu deh, ganas, beribawa, menjujung tinggi martabat, aku kira kamu gak akan kenal yang namanya jatuh, dan ya gak akan pesimis karena kamu selalu menang” ucap putra poseidon tanpa ragu–ragu.
“dre, kamu harus nya bener sih di bawah laut aja cari putri duyung daripada harus masuk slytherin jadi ular” singgung nya.
adrian menatap allison kesal, “apa apaan kamu juga ular!”
allison tertawa, “udah ah, aku ada niat tadi mau ke godden forest tapi malah ketemu kamu, jadi menghambat kan!”
“kok aku sih al?”
lagi lagi allison tertawa, “bercanda kali dre, udah ah aku mau kesana”
“hati–hati al ini bukan asgard yang bisa seenaknya keluar malam pulang pagi”
nggak ada harapan lagi untuk allison keluar dari sekolah sihir ini. dirinya nggak mau repot repot sekolah sihir. yang ia inginkan adalah sekolah dimana mempelajari api biru dan kesatrian di godden forest.
melatih kemampuan bela diri, keseimbangan, dan melatih mental. melawan putra hades memang nggak mudah, allison juga nggak ada niatan untuk menang dalam pertandingan ini, dia hanya mau melihat seberapa besar hasil dari kerja kerasnya itu, ya walaupun tidak akan membuahkan hasil yang maksimal.
“gak baik juga sih murid baru disini sendiri, dini hari pula” ucap lelaki di depan nya saat ini, terrence higgs. teman sebaya nya saat kecil sampai ia berdiri disini.
“hey! kamu masuk mana?” tanya putri ares, allison.
“aku? gak tahu pokoknya warna lambang nya ijo”
allison mendengus, “itu slytherin bodoh! kita satu asrama berarti? ada adrian juga sih”
sedangkan terrence tertawa, “ya, ya maaf bukan mau aku sih sekolah disini jadi wajar kalau aku nggak peduli tapi bakal seru sih, aku sekelas sama kamu plus putra paus itu” ucapnya santai.
“poseidon terrence....” ia hanya tertawa menanggapi perkataan allison.
memang betul putra eros ini nggak sama sekali di didik setegas itu oleh orang tua nya, di buat santai, tapi putra eros ini bukan tipikal orang yang suka menolak, ia akan selalu mengucapkan kata ‘iya’ di saat saat bahaya pun.
“susah ya kalau hidup setengah penyihir setengah lagi dewa, i mean keturunan sih”
aku mengangguk, “susah banget sih memang. oya terrence..”
“ya?” terrence menoleh kearah allison.
“kamu tahu soal pertandingan pertahan diri itu?” putra eros itu mengangguk, menatap nanar allison.
“tahu, kamu pasti cemas soal itu?”
“lagian kamu tahu gak? kenapa kita itu akan susah maju dan selalu kalah?”
“kenapa?”
“karena kita nggak punya dukungan kuat dari orang orang yang kita sayang”
allison terdiam, hubungan dengan keluarga nya pun tak seindah foto keluarga yang di pasang di kastil asgard. hanya menuntut, menuntut dan menuntut.
sebab dari itu, allison selalu gagal, karena ia merasa sepi, hampa dan kosong. kamu sedang berada di fase menderita? apabila iya, maka kalian sama dengan putri ares ini, allison.
karena ketakutan akan membentuk menjadi sebuah penderitaan. allison takut gagal, ia tak ingin mengecewakan kedua orang tua nya yang setengah penyihir dan setengah dewa itu.
“hai, kamu murid baru disini? aku gak pernah lihat kamu sebelumnya” ucap perempuan disampingnya itu.
“oh iya, aku baru disini, allison winston” jawab allison lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
pansy menerima jabatan tangan allison,“wah, kamu half–blood ternyata, kenalin aku pansy parkinson”
‘apakah golongan darah disini dipermasalahkan? dan di junjung tinggi layaknya martabat?’ tanya dalam batin allison.
lalu tak lama datanglah tiga orang dari arah luar, “wah? siapa itu pansy?”
“hai draco ini allison murid baru di slytherin” jawab pansy, aku mengangguk menanggapi jawaban pansy.
“oh” jawabnya acuh lalu pergi meninggalkan kami berdua di ruang rekreasi.
“ngapain tanya kalau ujung ujungnya jawab 'oh' doang” ujar allison.
pansy tertawa, “draco memang begitu, dia angkuh menjunjung tinggi golongan darah nya, dan keluarganya tapi dia baik kok, lagian gak semua slytherin itu jahat”
‘tapi kelihatan nya gak seangkuh putra hades memang’ batin allison.
+TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
suffering ft. draco malfoy
Fanfiction❝𝗮𝗸𝘂 𝘀𝗮𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝗺𝘂, 𝗮𝗹𝗹𝗶𝘀𝗼𝗻❞ yang selalu ada, bakal kalah sama? yang tiba tiba datang. © jaevies, 2020