#01

215 36 1
                                    

sudah jalan satu tahun setelah allison berkenalan dengan pansy. dan sudah satu tahun yang lalu ia mendengar jawaban angkuh dari draco,

dan saat ini allison dan murid murid hogwarts sedang berada di great hall. prof. dumbledore selaku kepala sekolah hogwarts yang akan menyampaikan beberapa informasi tentang pertandingan triwizard minggu depan.

“allison! sst!” panggil draco dengan suara kecil, lebih ke bisik bisik sih.

“apa sih??”

“kamu tahu? aku ada temen buat pergi party triwizard dua hari lagi” katanya. sambil menepuk dada nya bangga.

aku mengerutkan kedua alis ku, “party? party apa?”

“party triwizard ini lah, yule ball, bodoh!” jawabnya kesal. memang ya draco ini mudah sekali mengekpresikan emosi nya.

“ya terus aku harus apa?” tanya allison datar.

draco menatap allison tak percaya. “kamu pasti nggak ada pasangan kan?”

allison mengendikan kedua bahu nya, “kalau gak ada ya gak usah dateng, gampang kan?” jawab allison lalu kembali fokus mendengar kan prof. dumbledore.

setelah menyelesaikan makan malam dan mendapati info tentang triwizard itu allison, terrence dan adrian kembali bersantai di ruang rekreasi bersama.

“kalian ada pasangan dansa di yule ball lusa?” tanya ku.

“aku gak ikut itu sih, aku harus pulang yang jelas ke fawer” jawab terrence. fawer tempat ia berpulang dan berteduh, iya kastil milik eros.

“kalau kamu adrian?”

“aku? datang telat mungkin, gak tahu juga sih, gak ada yang menarik”

aku mengangguk, “iya sih, kalau kita sekolah di godden forest pasti dansa kali ini bakalan seru banget”

adrian dan terrence tersenyum, “berharap berdansa dengan putra hades ya kamu?” goda terrence.

allison menaruh hati nya ke putra hades??

aku tersenyum jahil, “cemburu ya? AAHAHAH aku tahu kok kalian naksir aku”

“percaya diri amat” jawab adrian diselipkan tawa candaan khasnya.

allison menyusuri koridor sekolah malam ini, beberapa beban pikiran yang ia pikul sendirian, beberapa fakta yang harus di terima dengan lapang dada pula.

‘bukankah yang berapi api itu hades?’ tanya nya dalam batin.

‘dia juga yang punya pandangan lurus tanpa arah, dingin, dan angkuh seakan akan ingin membunuh’ ucap nya dalam batin.

“persepsi mu itu buruk sekali allison...” ucap putra hades melalui telepati.

“astaga! kamu dengar apa yang aku katakan tadi?”

“gak banyak tapi jelas sekali, terima kasih atas persepsi buruk mu itu aku jadi orang yang lebih sabar mulai saat ini” jawab nya kemudian.

“kenapa mulai saat ini? dari kemarin kemana? saat orang orang mengucap lewat batin, kamu dengar jelas dong harusnya?”

tak ada balasan lagi dari putra hades melalui telepati. allison tak memulai untuk kembali merenung.

saat allison ingin kembali, netra nya menangkap sosok lelaki mengenakan sweater hijau tua, dan?

“draco? kamu n–nangis?” tanya allison berusaha menahan tawa.

‘ni orang kan cool gitu ya, suka membully, bisa nangis juga ternyata toh?’ batin allison.

allison mendengus lalu berjalan mendekat “cerita sama aku siapa tahu bisa bantu kamu?”

hening,

“ya kalau gak mau cerita juga gak papa sih, hehe” ucap allison.

“aku kembali dulu, mungkin kamu butuh waktu tenang sendiri”

saat allison mulai beranjak pergi draco menarik allison kedalam pelukannya dengan tiba tiba, maka dari itupun allison terkejut, tapi tak di hiraukan oleh nya, allison berbalik memeluk tubuh draco yang bergetar hebat dan mengelus rambut pirang draco.

“mau cerita??” tanya allison lembut.

draco tak menjawab sepatah kata pun pertanyaan yang di lontarkan dari mulut allison.

sampai akhir nya allison membuka suara, “ayahmu memakai sihir crucio di rumah?”

draco merenggangkan pelukan nya, menatap allison tak percaya.

“kok tahu?”

“nebak aja, aku suka main tebak tebakan soalnya”

draco tersenyum, “kamu ngikutin ku?” tanya nya.

“ngaco! di bilangin aku nebak!” draco terkekeh, “terus kok bisa bener?” allison mengendikan bahu nya.

“udah, mending besok kamu belajar sama aku di perpustakaan, aku tahu aku sering bolos, tapi kalau soal nilai jangan di tanya”

“bagus?” tanya draco. allison melotot, “ngga lah! sejak kapan aku dapat nilai bagus?”

“nilai kamu kan hampir sembilan semua?”

“tapi aku bukan yang nomor satu atau dua” jawab allison.

aku tahu rasanya di tuntut untuk menjadi yang terbaik di keluarga ku. aku dan draco sama, sama sama hampa, sepi dan kosong.

dan menikmati penderitaan yang akan jauh berjalan lama.

“udah intinya besok ketemu di perpustakaan, sebelum tidur, lama? belajar sendiri” ucap allison lalu pergi meninggalkan draco sendiri.

draco diam di tempat tak bergerak sedikit pun.

‘mama, a–ku punya asma? sesak napas’ ucap nya dalam batin.

+TBC

suffering ft. draco malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang