Cerita ini telah diperbarui, tapi untuk bab bab awal tak mengalami perubahan. (slow update)
Happy reading
***
Aku mengusap wajahku lelah. Ini sudah kelima kalinya mama menelponku dalam satu jam ini dan menanyakan kapan aku akan pulang karena hari ini adalah hari jadi pernikahan mama dan papa yang ke-28. Wow, sudah lebih dari seperempat abad mereka hidup bersama dan mereka semakin lengket bagai prangko.
Drttt.... drttt....
Argh, mama...aku masih banyak kerjaan.
"Hallo."
"Darian sayang, mama gak mau tau ya pokoknya kamu harus pulang sekarang juga. Kalau nggak, kamu mama pecat jadi anak." semprot mama ketika ku baru mengucap sepatah kata.
"Tapi ma,"
tut... tut... tut...
Mama memutuskan telpon sepihak. Aih mama dari dulu tetap sama,semua keinginannya harus diikuti gak peduli apapun yang terjadi. Otoriter banget deh mamaku, padahal dulunya gak pernah sekolah militer. Papa aja kalah tegas sama mama.
Dengan ogah-ogahan aku melangkahkan kaki keluar dari ruanganku untuk pulang ke rumah, daripada nanti aku beneran dipecat sama mama.
"Lea, tolong kamu cancel semua meeting hari ini. Dan atur lagi jadwal saya besok. Saya mau pulang sekarang." pesanku pada Alea,sekretarisku.
"Baik pak, saya titip ini ya pak buat ibu. Saya minta maaf gak bisa datang, soalnya saya harus nemenin ayah saya dirumah sakit." ucap Lea memberiku sebuah kotak yang cukup besar dan dibungkus dengan kertas kado warna ungu, warna kesukaan mama.
"Oke, nanti saya sampaikan. Makasih buat kadonya,harusnya kamu gak usah repot seperti ini." ucapku mengambil kado dari tangan Lea.
"Gak apa apa pak, saya udah anggap Ibu Marcella dan Pak Ramon seperti orangtua saya sendiri. Maaf pak kalau saya lancang."
Aku hanya tersenyum dan mengangguk mendengar jawabannya.
"Ya udah, kalau gitu saya pulang dulu. Kamu juga boleh pulang cepat kalau kamu mau ngejagain ayah kamu."
"Makasih pak Darian." balas Lea tersenyum sumringah.
Aku kembali mengangguk dan berjalan menuju lift. Sesampainya di lobi, aku merogoh saku jas untuk mengambil kunci mobil tetapi tidak ada. Aku kembali mencari kunci di semua saku jas dan celana yang kupakai tapi hasilnya nihil.
"Aduh, ada dimana sih nih kunci?" aku terdiam sebentar,mencoba mengingatnya. Detik berikutnya aku menjentikkan jariku. "Sial,pake ketinggalan di meja kantor lagi. Argh, beneran dimarahi mama nih kalau kaya gini."
Aku segera kembali ke lift, memencet tombol dengan tak sabar.
Ting. Pintu lift terbuka,dengan setengah berlari aku menuju ruanganku. Lea heran melihatku kembali, dia berdiri dan menghampiriku.
"Lho,kok balik lagi pak?" tanyanya.
"Iya, kunci mobil ketinggalan nih." jawabku singkat meninggalkan Lea yang hanya menatapku sambil menganggukkan kepalanya.
Baru saja ku membuka pintu ruanganku, aku mendengar suara seorang perempuan yang sedang bersenandung didalam ruanganku.
"eh masbulo, emang masalah buat lo. Gue pengen duduk,mumpung si bos lagi gak ada. Hihihi." nyanyinya sambil duduk dikursi kebesaranku membelakangi diriku. Dia melihat pemandangan kota Jakarta yang sibuk di sore hari.
Aku melihat ember dan alat pel yang tergeletak dilantai dekat meja.
"Kurang ajar banget nih cleaning service, berani beraninya dia duduk dikursiku." batinku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Manis (New Version)
ChickLitThis story about Darian Nathaniel. Seorang lelaki tampan yang terjebak dengan cinta masa lalunya dan terus menerus didesak untuk menikah oleh mamanya diusianya yang ke 27. Akankah Darian bisa melepaskan dirinya dari cinta masa lalunya dan mendapatka...