Feel free to read, vote n komen my story ^_^
Cek mulmed. Ada fotonya Dedes, kecakepan nggak yah😆😆
***
Life is a drink and love's a drug***
Darian Pov
Baru kali ini aku sangat menikmati makan malamku dengan menu yang sederhana. Tempe penyet, tumis kangkung dan sambal terasi adalah menu yang dihidangkan Dedes. Apalagi saat ini aku makan langsung menggunakan tangan, bukan menggunakan sendok ataupun garpu. Jika Mama tau, Mama pasti akan menegurku.
"Makanan kamu enak. Saya nggak pernah makan enak kaya gini," pujiku pada Dedes.
"Nggak pernah? Ah, bapak gak usah becanda deh."
"Serius, saya nggak bohong."
"Makasih." ucapnya datar.
Dedes berdiri mengambil piring bekas makanku, menggelengkan kepalanya sambil bergumam kecil yang masih bisa kudengar," Kasian banget. Orang kaya tapi nggak pernah makan makanan sederhana kek gini. Ckckck."
Dedes berlalu membawa piring kotor ke dapur, meninggalkanku berdua dengan Alif.
Aku mendengarnya tapi kuhiraukan, kini pandanganku beralih pada Alif yang sedang mengunyah makanannya.
"Alif bisa makan sendiri?"
Alif mengangguk.
"Kata Bunda Alif gak boleh manja Ayah. Anak cowok itu harus man... man... man..." Alif menggaruk kepalanya mencoba mengingat apa yang dikatakan Dedes padanya.
"Mandiri?" ucapku tersenyum melengkapi kalimatnya.
"Iya itu. Mandili Ayah. Alif pengen nyenengin Bunda pokoknya."
"Anak pinter," aku mengacak rambut halusnya. Alif tersenyum memperlihatkan giginya yang ompong satu didepan. Membuatnya semakin menggemaskan. Mirip dengan Icha. Ah, mengingat Icha aku jadi merindukannya, terlebih Mamanya, Nasha. Apa yang sedang ia lakukan sekarang??
"Saya bisa bicara berdua sama bapak?"
Perkataan Dedes membuyarkan lamunanku. Aku menatapnya bingung, bukankah saat ini kami berdua sedang bicara. Seakan mengerti dengan kebingunganku, ia kembali berucap, " Maksud saya bicara diluar. Saya nggak mau Alif mendengarnya."
Aku mengangguk mengerti, kemudian berdiri dari dudukku diatas karpet tipis tempat kami makan dan berjalan mengikuti Dedes ke teras rumahnya yang lebarnya hanya satu meter. Aku duduk di kursi kayu yang tersedia disana.
"Apa maksud Bapak datang kerumah saya?" tanyanya langsung.
Wow, Satu poin lagi untuknya. Rupanya Dedes bukan tipe orang yang suka berbasa-basi.
"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya ingin tau jawaban kamu."
"Dan seperti jawaban saya sebelumnya, saya tidak akan pernah menyetujui permintaan Bapak yang gak masuk akal." jawabnya pedas.
Aku sedikit meringis mendengarnya. Gila, sebenarnya nih cewek terbuat dari apa sih. Batu banget. Mana pedes gitu lagi bicaranya.
Aku masih memutar otak tentang apa yang akan kuucapkan untuk membalas perkataannya itu ketika ada seorang bapak yang memanggil Dedes.
"Dedes, gimana bos lu? Udah sadar? Aduh gua takut ntar gua malah dilaporin ke polisi ntar gegara ngambil dompetnya dia. Tapi udah gua balikin jadi dia kagak bisa ngelaporin gua kan ya Des," cerocos seorang pria yang tampilannya mirip preman menurutku. Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Manis (New Version)
Chick-LitThis story about Darian Nathaniel. Seorang lelaki tampan yang terjebak dengan cinta masa lalunya dan terus menerus didesak untuk menikah oleh mamanya diusianya yang ke 27. Akankah Darian bisa melepaskan dirinya dari cinta masa lalunya dan mendapatka...