Ch. 13 - Ceritaku

103 6 1
                                    

Saat itu terlihat seorang gadis di atap sebuah rumah. Ia terlihat sendirian dipinggir pagar dengan wajah muram. Gadis itu adalah Arin, salah satu orang yang menyukai anime a.k.a wibu. Tanpa Arin sadari, ada 2 orang yabg sedang mengintai nya dari belakang. Mereka adalah Aomine dan Kise.
"Arin kenapa sih? Kok wajahnya sedih gitu?"
"Dia berduka-ssu."
"Berduka? Kenapa?"
"Aominecchi tidak tahu-ssu?!" Aomine menggeleng
"Salah satu mantan husbunya katanya mau mati-ssu."
"Siapa?"
"Naruto-ssu." Aomine hanya menjawab dengan "ooo."

Setelah itu, mereka hanya diam mengamati Arin dari belakang. Tiba-tiba mereka merasa ada seseorang di sebelah mereka. Orang itu hanya menatap sebentar ke arah Aomine dan Kise dan terus berjalan mendekati Arin. Aomine dan Kise hanya melihat orang itu pergi.

Arin yang merasa ada seseorang di dekatnya, membalikkan badannya ke arah orang tersebut. Dia bingung melihat Murasakibara melebarkan tangannya. Arin hanya menatap bingung kearah Murasakibara. Murasakibara yang menyadari wajah bingungnya Arin lalu berkata,
"Kurasa kau butuh pelukan. Menangislah jika kamu ingin menangis."
Arin yang mendengar itu langsung menerjang ke arah pelukan Murasakibara. Menyembunyikan wajahnya di dada bidangnya Murasakibara. Walaupun tidak ada suara, Murasakibara tahu Arin sedang menangis.

Lalu Kise dan Aomine yang melihat mereka dari jauh, berpandangan satu sama lain. Dan akhirnya mereka langsung berlari ke arah Arin dan ikut berpelukan. Dan disusul dengan Akashi dan Kuroko yang daritadi mengamati mereka semua dari belakang Kise dan Aomine. Mereka berpelukan tanpa ada yang berbicara. Akashi menyadari bahwa Midorima hanya memandangi mereka lalu Akashi menggerakkan tangannya untuk ikut bergabung. Midorima dengan malu-malu bergabung dengan mereka.

Cuaca yang sedari tadi mendung, kini berubah hujan. Hujan yang sangat deras membasahi mereka semua. Mereka berpelukan di bawah hujan. Walaupun begitu Arin tidak merasa kedinginan, hatinya pun juga menghangat merasakan pelukan mereka. Tanpa ada yang menyadari, Arin tersenyum tipis.

Bayangan orang terlihat di mata Arin. Ia melihat seseorang sedang melihat ke arah mereka dengan payung di tangannya. Sekilas Arin melihat senyuman di wajah orang itu sebelum orang itu berbalik untuk meninggalkan tempat itu. Arin menyadari itu berteriak untuk memanggilnya,
"BAKUGOUU!!!!" Orang yang dipanggil Bakugou itu berhenti berjalan namun enggan untuk berbalik. Orang-orang yang memeluk Arin perlahan mundur untuk memberi mereka ruang.

"Bakugou, walaupun kamu mati nanti. Aku-a-aku akan selalu mengingatmu di hatiku, di pikiran ku, semuanya. Aku akan selalu mengingat mu. Semua tentang mu."

"Jadi-hiks jangan pergi-hiks." Bakugou yang mendengar suara isakan. Berbalik dan berlari ke arah Arin lalu memeluknya dengan sangat erat.
"Kalaupun aku beneran pergi, tolong lepas aku dengan senyuman." Arin menggeleng di pelukan Bakugou.
"Aku selalu ada disini bersamamu, jadi jangan menangis lagi." Arin hanya diam mendengarkan.
"Karena saat kamu menangis, kami semua yang ada disini merasa tidak bisa membahagiakan mu." Arin menggeleng lagi.
"Aku selalu bahagia saat bersama kalian." Jawab Arin dengan senyuman ke arah mereka. Lalu mereka semua langsung memeluk Arin. Arin hanya tersenyum merasakan pelukan mereka.






















Tiba-tiba tubuh Bakugou dan Kiseki no Sedai berubah menjadi transparan dan sedikit demi sedikit menghilang. Arin hanya melihat mereka menghilang dengan senyuman di wajahnya. Arin beranjak dari tempatnya, mengambil payung yang di tinggalkan Bakugou. Ia melihat ke langit, dan berkata "Selamat tinggal." Sambil tersenyum lalu pergi dari tempat itu. 




















'Walaupun mereka tidak nyata, kebahagiaan yang mereka berikan itu nyata.'

'Walaupun mereka tidak nyata, rasa sakit saat mereka meninggalkan kita itu nyata.'

'Walaupun begitu kita harus siap melepaskan mereka.'

'Melepaskan dengan senyuman, bukan dengan tangisan.'

'Walaupun mereka tidak nyata, kenangan tentang mereka akan tersimpan di hati kita.'

'Walaupun aku tahu mereka tidak nyata, aku masih menyukai mereka.'

'Dan sampai kapanpun mereka akan selalu kuingat.'

'Mereka yang memberiku kebahagiaan saat aku kesepian.'

'Mereka yang membuat ku tertawa saat aku sedih.'

'Semuanya akan kuingat.'
























Terima kasih sudah membaca. Maaf jika terlalu aneh. Selamat berlibur... ^▽^

Shingeki No Kuroko [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang