《《《PRESENT》》》
"Masih kurang apa lagi, Bi?"
Bibi Jung membaca catatan belanjaan bulanan di tangan dan kemudian menghitung barang yang telah terambil di dalam troli. Menemukan kurang tiga bahan lagi Bibi Jung menjawab pertanyaan Luhan.
"Masih ada susu, daging, dan penyedap yang belum terambil Tuan."
Luhan menoleh kesekitar rak swalayan, mencari-cari petunjuk dimana letak bahan-bahan tersebut bisa mereka dapatkan. "Bi, sebaiknya Bibi lebih kedalam, aku rasa di sana tempat dagingnya, biar sisanya aku saja, kalau tidak salah tadi kita melewati rak susu." Bibi Jung mengangguk. Merekapun berpisah dengan Bibi Jung membawa troli belanjaan bersamanya.
Sekalian menuju rak susu berada Luhan pula menyempatkan ke rak-rak lain mencari bumbu penyedap rasa yang dibutuhkan. Tengelam mencari-cari tiba-tiba sebuah tangan terulur kedepan wajah lengkap dengan penyedap yang Luhan cari. Luhan melirik kesamping, pemilik tangan tersenyum aneh dan Luhan tidak pernah mengharapkan pertemuan kedua mereka. Benar, pertemuan kedua.
"Hay, kebetulan bisa bertemu disini. Ini yang kau carikan?" ujar wanita tersebut. Lama jeda yang diperlukan Luhan untuk memindai sosok wanita yang lebih tua darinya tersebut, terakhir kali bertemu mungkin bukan kesan terbaik. Akan tetapi Luhan ingat jika wanita itu memeliki air muka yang terasa menyejukkan, cantik adalah kelebihannya. Wajah wanita itu bukan tipe antagonis yang wara-wiri bermunculan di layar televisi. Hanya saja bukti jika wanita itu mantan kekasih Chanyeol yang datang kerumahnya membawa amarah bersama umpatan tak terima, Luhan sungkan ingin berpikir sekarang wanita itu tak akan berbuat lebih. Tidak meski senyum aneh tadi berubah bersahabat.
"Nona Joy terima kasih." Luhan tetap mengambil penyedap yang diberikan. "Saya permisi kalau begitu." Belum lengkap mengangkat kaki kanan memulai langkah tangannya sudah lebih dulu ditahan.
"Come on darling, aku sudah menunggu lama sejak awal kalian datang. Tidak bisakah kita sedikit berbagi cerita hari ini? Mari kita perbaiki kesalahpahaman hari lalu," ucapnya lemah lembut. Biarpun begitu Luhan meyakinkan diri kelembutan tutur kata itu masih terselip racun mematikan.
"Kau membututi kami? Itu permulaan yang buruk untuk memperbaiki kesalahpahaman." Untungnya Luhan dia mewarisi bakat tegas keras dari ibunya, sehingga caranya bersuara tak menunjukkan betapa ia terintimidasi dalam bentuk kejiwaan.
Joy melepaskan pegangannya. Meringis kecil sebelum menanggapi. "Tidak bisa dibilang begitu juga, aku tidak sengaja melihat kalian dan karena aku merasa butuh berbicara denganmu jadi aku putuskan untuk mengikuti kalian. Um, mungkin bisa disebut begitu juga."
"Aku tidak ada waktu, permisi." Luhan berbalik, segera menjauh. Tetapi Kakinya terhenti dilangkah ke empat. Lagi, Joy memang enggan melepas Luhan rupa-rupanya.
"Bagaimana jika aku ingin menceritakan Baekhyun ...." nama itu berhasil membuat Luhan diam menunggu kelanjutan ucapan Joy. "Akan jadi pembicaraan serius, berminat?"
Dan memang tak ada yang lebih menaikkan minatnya bercerita dengan orang yang ia hindari jika itu bukan tentang Baekhyun. Seolah Baekhyun sudah menjadi satu bentuk yang wajib ia pahami silsilahnya dalam hal ini, belajar dari ketidaktahuannya pada perasaan Chanyeol terhadap Baekhyun mungkin saja masih ada ketidaktahuan lain yang mengerogoti pernikahannya. Luhan dan Joy pun berakhir disebuah cafe tak jauh dari swalayan tempat mereka berbelanja. Tentunya setelah Luhan meminta kepada Bibi Jung untuk kembali lebih dulu. Sesuatu yang bukan kebiasaan Luhan, berada di luar tanpa ditemani orang rumah.
Disuguhkan segelas teh hangat untuk dinikmati bersama sapuan angin biasa-biasa. Joy tenang menyesap secangkir tehnya sedangkan Luhan ragu-ragu ingin bergerak seperti apa, mungkin dilatarbelakangi jarangnya Luhan berbicara dengan orang asing membuat remaja itu gagu bersikap. Berbanding jauh bagaimana Joy nampak biasa saja. Bahkan gerakannya anggun terpelajar meletakkan cangkir secangkir teh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE]
Fiksi PenggemarAkibat 'kebodohan' di masa lalu Baekhyun diasingkan dari hangatnya dekapan keluarga. Hidupnya berputar hanya tentang menebus dosa, dosa yang ia torehkan kepada kembarnya. Miliknya pergi, bahkan cintanya ia biarkan pergi demi penebusan dosa. Baekhyun...