4

103 23 29
                                    

"Gimana? Lo mau gak nemenin temen gue?" tanya Gani di ujung telefon. Aidelle mendengus kasar.

"Gini loh Gan, bukannya gue gak mau bantu, tapi logika lo aja deh. Masa gue tiba-tiba dateng terus menghibur temen lo yang gak gue kenal itu? Aneh lo ah." jawab Aidelle sambil berjalan menuju hotelnya.

"Ya gue bilang du—"

"No, thanks."

"Please, Del, sekaliiii aja. Gue khawatir dia macem-macem terus berujung bunuh diri."

"Gan kurang-kurangin deh overthinking lo. Siapa tau pas lo nelfon, emang dia gak mau jawab dulu buat nenangin dirinya sendiri, ya kan?"

"Tapi, Del—"

"Gan, kalo emang gue ditakdirkan buat ngehibur dia disini, pasti bakal ketemu kok. Oke? Udah ya, gue udah di hotel nih, mau bersih-bersih terus nikmatin liburan gue. Bye Gani!"

Aidelle memutuskan sambungan telefon tanpa memberikan jeda untuk Gani menyela sedikit pun. Ia sudah memasuki lobby hotel dan menuju ke arah lift yang akan membawanya ke kamar yang ia inapi di lantai 3.

Namun, belum sempat ia melanjutkan langkahnya, tiba-tiba dari arah belakang, seseorang menabrak pundak kanannya cukup keras menyebabkan handphone yang berada dalam genggamannya terjatuh dengan suara berdebam membuat beberapa orang yang berada di dalam lobby menengok ke arahnya.

Aidelle terkesiap dan memandangi handphone-nya yang berada beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Ia kemudian menatap seseorang yang barusan menabraknya dan ternyata orang tersebut juga berhenti dan ikut menatap handphone Aidelle.

"Hah? Hazel?" ucap Aidelle dengan suara yang bisa terdengar oleh lelaki itu.

Hazel menatap Aidelle dengan raut yang sama terkejutnya dengan wanita itu kemudian segera mengambil handphone yang berada tak jauh dari kakinya.

"Hai!" sapa Hazel seraya berjalan menghampiri Aidelle yang masih dalam keadaan shock.

Jelas Aidelle shock. Sudah bertemu dengan orang yang membuat ia malu di dalam kereta, dan sekarang handphone-nya terjatuh karena kesalahan orang itu pula. Ini maksudnya semesta sengaja bikin gue sama dia jadi impas apa gimana sih? pikir Aidelle dalam hati.

"Aidelle kan? Sorry ya, gue gak sengaja nabrak lo sampe bikin handphone lo jatuh. Coba lo cek deh, ada yang rusak gak? Sorry banget ya?"

Hazel merutuki dirinya sendiri dalam hati. Kenapa bisa-bisanya ia ceroboh dan sembarangan seperti itu, padahal ia masih dalam mode malas untuk berbicara dengan orang lain. Namun ia menahan perasaan tersebut dan meminta maaf pada gadis di hadapannya yang sedang memeriksa kondisi handphone-nya pasca terjatuh.

"Gimana? Ada yang rusak gak?" lanjut Hazel kemudian.

Aidelle menghela napas lega dan menggeleng.

"Untung aja gak apa-apa, cuma screen protector-nya aja yang agak retak." jawab Aidelle. Untungnya, Aidelle selalu memakai casing handphone yang cukup kokoh, berjaga-jaga jika kondisi seperti ini terjadi.

"Nanti gue ganti screen protector-nya ya." ucap Hazel sambil memasukkan tangannya ke dalam kantong celana jeans yang ia pakai.

"No, it's fine. Cuma screen protector-nya aja kok yang retak jadi gak perlu Zel,"

"Gak apa-apa, gue ganti aja,"

"Gak usah." jawab Aidelle tegas. "Eh kok lo ada disini? Nginep sini juga?" tanya Aidelle mengalihkan topik pembicaraan.

Hazel mengangguk. "Lo nginep disini juga?"

"Iya. Lantai berapa lo?"

"Lantai 3 nih, elo?"

The Unexpectedly Expected [Baekrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang