Happy reading
.
.
.Haera tengah mengemasi barang-barangnya, ini sudah 4 tahun semenjak kejadian itu. Hendery pun sudah menikah dengan Xiaojun setahun yang lalu.
Haera kini ingin menimbang ilmu lebih tinggi di canada, Amerika utara.
Itu sudah menjadi janjinya bersama sang kembaran, dari satu diantara mereka harus masuk University of Toronto."Sayang.. kamu yakin kuliah di luar negri? kenapa ga disini aja? kan momma bisa liat kamu terus" Tennie khawatir pada anak perempuannya yang kini sudah menginjak umur 20 tahun.
"Mom, ini kesempatan buat aku menimba ilmu di universitas besar itu, lagi pula aku mau ngelanjutin keinginan Echan" ujarnya lirih.
"Kamu harus jaga diri.. jangan sampai salah pergaulan disana" pesan Tennie pada putrinya.
"Dek.. mau ke makam Echan dulu? sekalian pamitan" ajak sang kakak, Hendery. Haera mengangguk pada Hendery, ia mulai menarik koper besarnya dan tak lupa bersaliman pada sang ibu.
"Ayah juga nganterin adek ke bandara?" tanya Haera.
"Iya.. sini peluk ayah dulu" titah sang ayah, Johnny. Pria yang kini hampir berumur setengah abad itu masih terlihat bugar dan tegas.
"Momma ga ikut?"
"Momma jagain kak dejun, kasian mana lagi hamil tua" ujar Hendery. Kini mobil yang mereka gunakan, disetir oleh Hendery melesat menuju pemakaman umum.
.
.
.Johnny berjalan lebih dulu menuju makam anaknya yang telah tiada 4 tahun yang lalu. Ia mengusap batu nisannya agar bersih dari tanah pusara.
"Hai Chan.. gimana kabarnya? kakak dapat universitas di canada loh... impian kamu dulu, katanya kamu mau kuliah di canada" ujar lirih Haera.
"Semoga kita bisa ketemu lagi ya Chan.. kakak kangen sama kamu" gumam lirih Haera, angin berembus kencang menjatuhkan dedaunan yang gugur berhamburan.
"Tenang disana ya Chan.. ayah juga kangen Echan" ucap Johnny.
"Kakak udah nikah loh Chan.. kamu mau punya ponakan, bentar lagi lahiran kak dejun" ujar Hendery. Mereka membersihkan dedaunan yang jatuh di atas pusara Haechan.
Kini mereka melelang pergi dari area pemakaman menuju bandara.
-o0o-
"Adek jaga diri disana.. jangan begadang setiap hari, jaga kesehatan pokoknya" titah Johnny pada sang anak.
"Jangan sampai salah pergaulan, udah gitu aja.. pokoknya kejar impian adek buat nyenengin Haechan" ujar Hendery, ia mengusap pucuk kepala adiknya itu.
"Ayay captain" Haera memberi hormat dihadapan sang ayah dan kakaknya.
Menarik kopernya yang lumayan berat, ia mulai check in di counter maskapai penerbangan. Kemudian menaruh barangnya di mesin berjalan, Haera kembali duduk menunggu pesawatnya take off.
《☆•°•☆》
Setelah mendaratnya pesawat menuju canada, kini Haera hanya seorang diri. Memanggil taxi agar mengantarnya keasrama, ia menikmati perjalanan kota toronto.
Hanya berselang 25 menit, taxi itu sudah sampai pada tujuan Haera. Kini ia memberi uang pada sang pengemudi taxi.
Kini kaki jenjangnya berjalan mengitari area universitas of toronto. Melihat sekelilingnya, tak sengaja ada yang ingin mengambil tas gendongnya.
"Hei!! what are you doing?!" pekik Haera. "Hai, the next person to be intimidated here" Haera ketakutan, ia takut kejadian 4 tahun terulang kembali. Terintimidasi di negara orang? itu bukan keinginannya. Andaikan ada Haechannya, mungkin ia akan berlindung dibalik tubuh besar adik kembarannya.
"Stop it!!" teriak seorang pria dari belakang Haera. Matanya memicing sang pembully, sangat tajam dan mengintimidasi.
"Aku bilang hentikan jack!" pria bule itu mulai menaruh tas milik Haera. "Hei dude! kamu ga bisa diajak bersenang-senang ya? ini ada mangsa baru untuk kita" ujar Jack.
"Stop it, stupid!" pekik pria berkulit eksotis itu. Jack mendengus kasar, berani sekali temannya itu memanggil dia bodoh.
"Hyuck, you're wrong. Aku bukan orang bodoh" bela Jack, ia ingin menghantam temannya ini. Namun, elakan pria yang lumayan tinggi itu sangat cepat dan tepat. Tak segan-segan ia menendang perut Jack.
"Jangan pernah membully seseorang lagi, aku tidak suka dengan teman seperti itu" ujar Pria itu. Ia menghampiri Haera yang tengah berjongkok membelakangi 2 pria tadi sembari menutup kuping dan memejam matanya. Ia trauma, sungguh takut. Bahunya bergetar keras, ia tak bisa berbuat apa-apa.
"Are you okay?" pria itu menyentuh bahu kecil Haera. "Be quite, don't cry" tenang pria itu pada Haera.
Ia memutar tubuh Haera dengan paksa, kemudian memeluknya. Haera menangis di dada bidang pria itu, rasanya ia sangat aman bersama pria itu. Pria itu ingin melepaskan pelukannya, namun Haera tetap menahan. Ia merasa sedang dipeluk oleh kembarannya.
"Hei, don't cry.. kita dilihat oleh orang kampus, jangan membuat ku malu" ucap dingin pria itu.
"Siapa namamu?" tanya pria itu, ia mulai memegang bahu kecil Haera, niatnya ingin mengusap jejak air mata. Namun, ekspresi Haera nampak kaget dan terkejut.
"Haechan?!" pekik Haera.
"Jung Donghyuck" ralat pria itu, ia juga nampak terkejut. Bagaimana bisa ada perempuan yang mirip dengannya? sungguh aneh bukan dunia ini?
End
.
.
.hehehehehe, aku update bonchap.. tapi ya gini jadinya😭 maaf. mau sekuel tidak? tiba-tiba ada alur berjalan di otak ku. Hue maafkan aku😭🙏. Nikmati aja dulu alurnya ini, kita lihat besok gimana jadinya. Okey sampai jumpa🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung Untuk Kakak || Haechan [✔] + Sekuel
FanfictionJantung Untuk Kakak || Haechan [✔] "Ayah, aku iklas melakukan apapun hanya untuk Kak Haera" -Seo Haechan. SEKUEL SELESAI [Desideratum]✔ "Bagaimana orang yang telah tiada bisa hidup kembali?" -Seo Haera *Sekuelnya aku taruh disini juga ya, biar nyamb...