Chapter 24

1.5K 198 112
                                    

"..Gue malah lebih senang jika Bokuto jujur dengan perasaannya" lanjut Shirofuku dengan serius

Meskipun dilanda kegugupan, Akaashi mencoba untuk bertanya, "Apakah Shirofuku-san tidak khawatir?"

Shirofuku malah tertawa dengan apa yang dilontarkan Akaashi, "Buat apa gue khawatir sama dia.. Sebenarnya gue khawatirnya sama elu, Akaashi.. Hahaha.."

Oke, Akaashi dibikin bingung lagi. Kenapa Shirofuku kok malah khawatir dengan Akaashi? Sebenarnya yang dibahas ini apa?

"Ano Shirofuku-san.. Kenapa kau malah mengkhawatirkanku?" tanya Akaashi

"Soalnya lu yang terlihat paling sedih saat ini. Kalau Bokuto sih, dia orangnya ga perlu dikhawatirin, Bokuto itu gak jelas orangnya.." kata Shirofuku sambil cengengesan

Akaashi tersenyum mendengar kata Shirofuku. Dia jadi kembali ingat tentang segala kelakuan bodoh dan kekanakan Bokuto yang membuat Akaashi jatuh cinta pada Bokuto.

"Akaashi, gue pulang dulu ya? Udah larut nih.. Mau garap tugas matematika hehe" kata Shirofuku sambil mulai berdiri

"Hai'.. Kiotsukete kudasai.." ucap Akaashi pada Shirofuku, kemudian Shirofuku beranjak pergi meninggalkan Akaashi setelah melambaikan tangan padanya

Akaashi juga ikutan berdiri. Dia berpikir kalau dia sudah terlalu lama berada disini. Jadi dia memutuskan untuk ikutan pulang. Dalam perjalanan pulang, banyak sekali hal yang diingat-ingat oleh Akaashi. Apalagi tentang apa yang dikatakan Shirofuku tadi.

.

.

.

Akaashi POV

Dulu aku mengiranya aku hanya kagum dengan Bokuto-san. Kagum dengan dia yang sangat keren sekali saat melakukan spike, sangat energik dan semangat dalam suatu keadaan. Tetapi nyatanya, aku terjatuh dalam pesona dan kelakuannya. Aku sangat menyukai rambut hitam-putih yang naik ke atas seperti burung hantu. Aku ingin sekali memegangnya, mengelusinya, membelainya, karena sepertinya itu terasa sangat halus.

Selain itu, aku juga bingung. Kenapa aku bisa jatuh hati ke Bokuto-san? Padahal kita berdua belum terlalu dekat. Apakah gara-gara selama ini aku selalu memikirkannya. Ah.. Sepertinya semua itu berawal saat Bokuto-san pertama kali datang ke kelasku.

"AKAASHI!!!"

Bokuto-san berteriak dengan sangat keras di kelasku. Aku juga tidak tahu, kenapa saat itu Bokuto-san langsung memelukku. Aku juga bingung,kenapa diriku juga merasakan kehangatan di dalam pelukan Bokuto-san.

"Anu.. Bagaimana Bokuto-san tau kalau namaku Akaashi?" tanyaku yang masih di dalam dekapan Bokuto

"Yah.. Tadi aku disuruh minta maaf sama Ketua OSIS. Jadi, aku harus tau nama dan kelasmu dulu" jawab Bokuto-san

Meskipun pake embel-embel disuruh Ketua OSIS, entah kenapa aku merasa senang dan beruntung sekali. Karena bisa bertemu dengan seseorang yang sangat kukagumi, yaitu pemain bintang yang bernama Bokuto Koutaro.

Namun, lama-kelamaan perasaan kagum ini menghilang dan lenyap dari diriku. Muncul benih baru yang tumbuh dalam hatiku. Yang membuat jantungku serasa akan meledak saat bertemu dengan Bokuto-san. Mungkinkah ini yang dinamakan penyakit jantung balon? Apabila terus dipompa akan meledak? Aku juga gak tau, apalagi saat Bokuto-san lagi berdebat dengan Konoha-san. Dia malah memelukku sambil ngeduselin kepalanya di dadaku. Ahh.. Momen itu benar-benar membuatku malu setengah mati. Tapi, entah kenapa aku juga menyukai semua itu.

Semua cerita itu gak selalu berjalan mulus kan? Pasti ada gejolak-gejolak yang membuat cerita itu pasti ada konfliknya. Seperti saat Bokuto-san menciumku secara tiba-tiba. Tetapi setelah aku mendengar pengakuan Bokuto-san dan cerita dari Konoha-san dan Washio-san, aku sadar kalau semua itu hanyalah sebuah kecelakaan.

Perasaan Yang Tertukar? ¦¦ BokuAka ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang