Dari judulnya, bukan berarti aku pengin kalian menjelma jadi kerang, loh, ya. Ah, tidak-tidak. Bukan begitu. Tujuanku memilih judul di atas adalah agar kita bisa memetik amanat positif dari kerang, yang meskipun keberadaannya seakan-akan terabaikan di laut, ternyata kerang mempunyai banyak manfaat yang tak hanya bisa berguna untuk obat-obatan, tetapi juga bahan kosmetik hingga kelengkapan souvenir.
Lantas, seperti apa teori kerang jika dikaitkan dengan aktivitas menulis?
Sebagai motivasi, izinkan aku membagi fakta kerang penghasil mutiara yang ternyata sangat menginspirasi. Semoga bisa sampai ke kalian, ya.
Kalian tahu tidak, sih, bahwa kerang harus merasakan sakit ketika ada pasir yang masuk ke dalam cangkangnya? Namun di saat yang sama, mau menghindari pasir juga sulit karena laut adalah habitat kerang dan mereka harus membuka mulut untuk mendapatkan makanan. Maka, alih-alih menyerah, kerang akhirnya menciptakan pertahanan diri dengan mengeluarkan lapisan yang berfungsi untuk membungkus pasir yang lama-kelamaan berproses menjadi butir mutiara. Nilainya bahkan berjuta kali lipat untuk manusia yang menemukannya.
Sedangkan untuk faktor eksternal yang menghambat kerang, tahukah kamu bahwa kerang yang massa-nya ringan nyatanya malah membuat kerang mudah diempas oleh badai? Tidak sedikit bagian cangkang kerang yang menjadi imbasnya. Namun, kerang berhasil bertahan hidup dengan memperkuat cangkang.
Tambahannya, jika ditotal, ada lima level cangkang untuk kerang yang berhasil bertahan. Di level terakhir adalah cangkang terkuat, yang tidak akan semudah itu hancur oleh empasan badai.
See? Jangankan kerang, kamu juga bisa menghadapinya dengan dagu terangkat, bukannya menyerah atau menangisi rintangan itu. Buat kamu yang mengalami rintangan selama menjadi penulis, jadilah seperti kerang. Untuk pasir, aku sepadankan dengan hambatan internal yang harus kamu ubah menjadi kekuatan. Anggapannya, bisa dari naskah yang susah kelar, bagaimana kamu mencari jalan untuk menyelesaikan naskahmu, atau bisa juga dari bagaimana memperkuat tokoh-tokoh dalam ceritamu. Sedangkan untuk cangkang, aku hubungkan dengan faktor eksternal yang menghambat penulis. Biasanya bisa dari hujatan atau kritikan kepada penulis, yang tidak jarang bikin kita down atau insecure dengan tulisan sendiri. Bisa juga dengan bagaimana mencari cara agar bisa menguasai EYD dan KBBI.
Dengan berprinsip seperti kerang, semoga kita bisa mencapai level cangkang tertinggi dan menjadi kokoh.
Pesan:
So, penulis. Yuk, menjadi seperti kerang. Kita pasti bisa bertahan dalam lautan literasi. Namanya lautan yang luasnya tak terhingga, tapi bukan berarti kamu tidak bisa ter-notice. Bahkan binatang kecil di dalam lautan saja bisa diberi nama. Apalagi kamu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Penulis! Jadilah Seperti Kerang - Sebuah Motivasi Menulis
Non-FictionPlease vote if you get motivated 🌟 'Hai, Penulis! Jadilah Seperti Kerang' adalah caraku memotivasi penulis sejauh pengalaman menulisku. Aku berharap semoga penyampaian di dalamnya bisa sedikit-banyak mendorong semangat untuk lebih percaya diri sert...