05. I'm Telling You: My Thought

11 5 0
                                    

Happy reading, my Mate🍀_______

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading, my Mate🍀
_______

"Aku tak bisa mengendalikan kesedihan hatiku."

Refleks, keterkejutan mendengar suara yang tiba-tiba menginterupsi antara aku dan pikiranku membuat tangan ini segera menutup barisan kalimat di atas permukaan buku dihadapanku, sementara aku mendongak ke sumber suara. Sosok yang tak asing menyapaku dengan senyum khasnya.

"Kau membuatku terkejut," tuturku sembari memegang dada dengan sebelah tangan.

"Maaf," ujarnya. "Tapi apakah kau tidak mendengar suara pintu terbuka?" lanjutnya sembari duduk di kursi sebelahku. Tidak pas di sebelahku, sebab ada space untuk berjalan.

"Hehehe .... Tidak," jawabku cengengesan.

"Jangan suka melamun. Itu tidak baik," tuturnya.

"Siap, Bos Joo-hyun!" Dengan gesture memberi hormat aku menjawabnya. Joo-hyun terkekeh.

Keadaan kembali sunyi manakala kami mulai sibuk dengan pikiran masing-masing. Namun, itu tidak berlangsung lama sampai Joo-hyun mempertanyakan sesuatu.

"Eung, maaf sebelumnya. Tapi, aku hanya ingin tahu. Apakah kau dan Soo-young baik-baik saja?"

Aku membulatkan mata, seolah-olah bertanya apakah aku tidak salah dengar. Joo-hyun segera mengklarifikasi reaksiku dengan penjelasannya, "Pagi ini aku tidak sengaja melihat kau dan Soo-young di tangga darurat. Aku juga tidak sengaja mendengar percakapan kalian. Sorry."

"Oh," aku ber—oh—ria mendengar penjelasan itu. "Hehehe ... tidak apa-apa, kok. Eung, ada sedikit kesalahpahaman, tetapi sekarang sudah terselesaikan," lanjutku seraya tersenyum simpul.

"Oh, syukurlah," sambung Joo-hyun kembali menampilkan senyuman.

Kembali hening. Aku dan Joo-hyun sibuk lagi dengan dunia kami. Aku dengan buku dan bolpoint, sedangkan Joo-hyun dengan ponselnya. Sementara jarum-jarum jam terus bergerak menemani kami menunggu kedatangan Yoongi Hyung dan kawan-kawan.

"Eung," suasana kembali pecah dengan dengungan. Kali ini bukan Joo-hyun melainkan aku. "Joo-hyun?" Sedikit ragu aku menyebut namanya.

Joo-hyun menoleh.

"Bagaimana menurutmu tentang Jungkook?" Kuutarakan maksudku memanggil namanya tanpa basa-basi.

"Jeon Jungkook, kan?" tanyanya dan kuanggukan kepala. Dengan bibir mengerucut dan dahi berkerut dia terdiam. Sepertinya dia tengah berpikir. "Dia tampan, pintar, berbakat, ramah, eung ... dia sempurna," lanjutnya dengan senyum merekah. Dalam hati aku bergumam, pastilah setiap gadis akan mengatakan itu.

Hug Me || KTHWhere stories live. Discover now