11. MVP

20 5 2
                                    

🍀Happy Reading, My Mate🍀___

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍀Happy Reading, My Mate🍀
___

Udara segar musim dingin menyapu kulit manakala kubuka pintu di atap sekolah. Menelusup sedikit pada kulit dengan kain yang sedikit terbuka. Meninggalkan sensasi dingin yang mampu membuat bulu berdiri karenanya.

Tanpa melepas genggaman pada tangan kananku, aku terus berjalan dan mengambil jarak yang cukup jauh dari pintu. Aku tidak peduli walau sesuatu yang kugenggam sedang mencoba melepaskan diri.

"Jelaskan padaku!" Suara bariton mengisi kekosongan tempat ini tepat setelah kulepaskan lengan berlapis jas almamater tersebut. Lamat aku menatap wajah yang seolah-olah dalam kecemasan. Dia enggan menatapku.

"Kenapa?" Lagi, aku yang bersuara.

"A-aku bisa jelaskan," tuturnya terbata.

"OK! Jelaskan!"

"Aku dan Jungkook hanya berteman. Tidak ada apa-apa selain hubungan guru les dengan murid. Itu saja."

"Terus yang tadi itu apa?" Aku masih bernada datar dan tanpa jeda menatapnya. "Kenapa kau tidak marah setelah dia melakukan itu?"

"I was shocked, Tae. A-aku tidak tahu harus berbuat a—"

"Soo-young?" potongku dan berhasil membungkam dia yang memberikan penjelasan dengan arah mata yang berkeliaran. Memperjelas bahwa dirinya tidak dalam kondisi yang baik untuk mengatakan kejujuran. "Baru kemarin kau mengatakan akan berusaha ada untukku bagaimana pun itu."

"Tae, kau salah paham. Dengar aku dulu." Suara Soo-young melemah.

"Salah paham bagaimana? Aku melihatnya sendiri, Soo-young. Bagaimana kau bisa tidak melakukan apa-apa setelah dia menciummu, jika kau tidak menyukainya?" ucapku frustasi kala teringat Jungkook mengecup pipi Soo-young sebelum acara 'les' mereka berakhir.

"Tae?" Dalam kesenduan dia memandang.

"Kau menyukainya, kan?" Nadaku penuh intimidasi dan Soo-young menggeleng. "Apa dia tidak tahu kalau kau pacarku?" Lagi, dia menggeleng. "Jadi, kau sengaja tidak memberitahunya?"

Dia bungkam dalam tundukan.

"Why?"

Dia membisu.

Setelah banyak hari kami lalui bersama, bagaimana aku tidak mengenal jati diri gadis yang tengah menunduk dihadapanku ini? Aku tahu dia. Apa yang menjadi favoritnya, musuhnya, prioritasnya, bagaimana dia bersikap kala bahagia atau berduka. Aku tahu itu. Bahkan, jika dia mulai merahasiakan sesuatu dan memberikan kepalsuan. Aku mengerti. Karena ...






... she is one of my most valuable person.






"YAK!" Aku membentaknya dan membuat dia terperanjat. "Kenapa kau diam? Jadi benar demikian?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hug Me || KTHWhere stories live. Discover now