INNUMERABLE [F. YUKICHI]

2

Seluruh karakter milik Kafka Asagiri.
Warning! CERITA NGGAK JELAS, OOC, TYPO BERTEBARAN, PUEBI/EYD BERANTAKAN.
.

Dua
二

――――――――の――――――――

[Name] kembali duduk.

Akhirnya, yang di tunggu-tunggu selesai. Ia akan mengacau, hihihi. Wanita itu senang, tentu saja.

"Hm. Setelah Guild selesai kami tak memiliki pekerjaan yang lumayan merepotkan."

"Yuki, kedepannya tolong lebih berhati-hati." Entah kenapa, wanita ini tiba-tiba mengatakan hal yang jarang atau bahkan tak pernah ia katakan.

Fukuzawa dengan wajah tenangnya mengangguk pertanda ia merespon ucapan sang wanita.

"Baik, kau mau pun Rintarou, ku harap kalian bekerja dengan berhati-hati." Sekali lagi ia menasehati dan juga tak hanya nama Fukuzawa saja yang keluar dari bibir sang wanita, namun nama pria lain keluar dari wanita bersurai hitam tersebut.

Fukuzawa sedikit heran.

"Hei. Yuki, belum menjawab pertanyaanku yang lain," Sebetulnya, ia sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan mengenai Rintarou. Ya, karena pagi ini [Name] sudah ke Port Mafia.

Hah, sejujurnya Fukuzawa malas jika sudah berbicara mengenai Mori Ougai dan antek-anteknya itu.

"Tidak, dia tidak banyak mengacau. Anak harimau itu memang dijadikan target, tetapi saat Guild datang anggotanya bersama Atsushi melawan dan itu membuat Guild kewalahan."

[Name] bisa menebak kalau anggota yang melawan Guild bersama Atsushi itu ialah Akutagawa.

"Bagaimana dengan gadis kecil itu?"

Sebentar, sepertinya [Name] teringat akan sesuatu. "Uh, aku baru ingat. Bukannya dia gadis yang di rawat oleh Koyou-nee?"

Fukuzawa mengangguk,

Mereka terdiam selama beberapa menit, dan seketika wanita itu bangkit dari duduknya. Mendatangi Fukuzawa, lalu memberi sebuah kecupan di bibir pria itu. Yang Fukuzawa tau, pasti [Name] kesal. Wanita ini mungkin kesal karena Fukuzawa menjawab hanya sekenanya, tidak ada basa-basi atau apapun itu.

Jika wanita itu kesal dan penyebabnya ialah Fukuzawa pasti ia akan mengecup bibir, atau dahi pria itu.

Bukankah, kebiasaannya itu aneh?

"Aku akan keluar untuk menyapa anggotamu."

Tanpa menunggi respon dari Fukuzawa, ia melenggang keluar.

Fukuzawa hanya terdiam setelah melihat punggung [Name] hilang. Bingung karena perubahan mood kekasihnya.

Dalam otak [Name], dirinya kembali bertanya-tanya. Bagaimana bisa ia berpacaran dengan seorang mantan pembunuh bayaran yang parahnya sudah tak bisa dikatakan muda lagi?

――「ㅡ」――

Sementara itu, di luar ruangan terlihat beberapa orang yang memiliki kegiatan asiknya sendiri tentu jauh dari kata tenang.