6

849 110 4
                                    

Seluruh karakter milik Kafka Asagiri.
Warning! CERITA NGGAK JELAS, OOC, TYPO BERTEBARAN, PUEBI/EYD BERANTAKAN.

.

Enam

―――――――の―――――――

Bulan telah terlihat, setelah Fukuzawa meninggalkan kediaman [Name], ia berniat untuk mengunjungi Agensi Detektif Bersenjata.

Setengah jalan telah Fukuzawa lalui, dirinya tak sengaja melihat sebuah jejak darah yang sudah dipastikan kalau darah itu masih segar. Dengan cepat Fukuzawa mengikuti jejak itu, sampai pada akhirnya, Fukuzawa terhenti di sebuah persimpangan gang buntu. Sedikit menaruh curiga, namun dirinya tetap melanjutkan perjalanan sampai ke ujung jalan gang tersebut.

Dengan memegang dagu dan sedikit terheran, Fukuzawa bergumam, "Jejaknya terhenti pada genangan darah ini,"

Sampai saat di belakangnya terdapat seseorang dengan benda tajam. Entahlah, itu  seperti alat malaikat maut yang akan mencabut nyawa orang yang telah di tandai.

Dengan cepat tangannya menangkis alat yang akan membunuh dirinya.

Walau begitu, tetap saja alat itu melukai lehernya.

Mendecih karena terkena serangan dan membuatnya terluka, Fukuzawa berbalik dan melihat, ―siapa yang dengan sengaja melukainya.

"Serangan dari jalan buntu," Ucap Fukuzawa.

Seseorang dengan jubah hitam dan wajah yang ditutup topeng.

"Kau mendeteksi hawa pembunuhku, ya,"

Fukuzawa melirik tajam kearah pembunuh tersebut.

Pembunuh itu kembali berucap, "Akan tetapi, ini sudah cukup. Dimana pun berada, kematian akan selalu menghantui. Misalnya, kematian akibat tembakan pistol, penyakit, dan kesendirian,"

Fukuzawa berbalik arah menatap pembunuh yang sengaja menutup wajahnya dengan topeng.

Kemudian, pembunuh itu melanjutkan perkataannya, "Lalu, racun."

Tak ada satu detik setelah ucapan sang pembunuh, tubuh Fukuzawa bereaksi karena menahan sakit dari luka yang ada leher. Sehingga pergerakan menjadi terbatas, dan melemahkan kemampuannya. Tubuh Fukuzawa melemah dan limbung dengan tangan yang memegang lehernya.

Pembunuh itu mundur dan berangsur-angsur menjauh dari Fukuzawa yang menahan sakit di tubuhnya.

"Tunggu," Ucapan Fukuzawa tertahan tatkala dirinya sudah tak kuat menahan sakit ―yang entahlah, itu seperti racun― di tubuhnya dan berakhir dengan dirinya yang pingsan.

"Matilah dalam sinar bulan purnama." Ucap pembunuh dengan bulan merah di belakangnya lalu menghilang.

――――――の――――――

[Name] tau bahwa Fukuzawa berniat mengunjungi Agensi Detektif Bersenjata sebentar untuk melihat keadaan, walaupun para anggota telah pulang, Fukuzawa tetap ingin pergi melihat keadaan kantornya. Padahal, [Name] sudah katakan kalau tidak perlu datang. Toh, menurutnya akan tetap seperti biasa, tak ada yang berubah. Kalau Port Mafia menyerang, pasti para anggota akan melapor kepadanya.

Namun, Fukuzawa tetap kekeuh pada pendiriannya, bahwa dirinya ingin melihat keadaan kantornya.

Memang, kalau sifat keras kepalanya sudah datang, [Name] hanya bisa menghela nafas panjang. Di malam itu Fukuzawa meninggalkan apartemennya dan pergi menuju Agensi Detektif Bersenjata.

INNUMERABLE [F. YUKICHI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang