0.1

467 34 2
                                    

sebuah undangan datang dari si tanpa nama untuk sang detektif yang hanya menerima kasus 'menarik' untuk di selidiki lebih lanjut.

hallo, mr. lee
berkenan untuk ke lokasi ini dekat bangun itu
tentu saja ada informasi untukmu
tuan detektif lee yang tersohor

mark lee, sang detektif, tanpa aba-aba segera menghubungi partnernya. di rogohnya saku celananya, mengeluarkan ponsel.

"dejun, segera buka pesan dariku?," ucapnya segera saat telepon di angkat.

"woah, kasus walikot—"

"cepat" dan bip. telepon di putus.

tak menunggu lama, dejun tiba dengan keadaan terengah-engah. ia berlari. membuat mark kesal adalah urusan lain.

"dejun, tinju aku"

"ok, mark. aku tau kau gila. tapi, walau sering berpikiran untuk mencekikmu karena kata-kata jahatmu itu, jujur, ingin mencubitmu saja rasanya aku tak tega" mungkin dokter ini lupa ia sosok yang dulunya bekerja di medan perang.

"hanya tinju aku, dejun. dan jangan buka mulutmu itu lagi"

"ok, ok, baik. apa yang kau inginkan? dan ada apa dengan pakaian pendeta di tubuhmu itu? katanya kita di undang, lalu kenapa kita tak langsung masuk saja? rumahnya yang putih itu, kan?"

"astaga, mulutmu itu" mark jengah dan melompat asal berusaha menedang dejun.

"mark!!" tentu saja, sesuai perintah kerja otaknya, dejun langsung menghindar dan segera memukuli partnernya itu hingga mark mengerang kesakitan.

"mark!!" tentu saja, sesuai perintah kerja otaknya, dejun langsung menghindar dan segera memukuli partnernya itu hingga mark mengerang kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah mengirim undangan tanpa nama pada detektif tersohor itu, haechan terkekeh. sebuah kesempatan terhormat. ia merilekskan diri di kursinya dan asistennya pun menghampirinya dengan ragam barang di tangannya. mulai memoles di wajah tuan mudanya.

"riasan anda siap, tuan muda," ucapnya begitu memberi jarak antara dirinya dengan haechan saat berdiri.

"terimakasih, tuan kim" haechan tersenyum menatap dirinya di cermin besar si hadapannya.

"bagaimana dengan pakaian yang akan anda pilih?"

"aku akan mengenakan pakaian perangku" kembali terkekeh, sekilas melirik asistennya, doyoung.

"sungguh beruntung" senyumnya puas.

"aku tau, dia menarik" haechan melipat kaki kakannya di atas kaki kiri dan tertawa bebas.

bunyi bel menghentikan tawa haechan seketika.

"sepertinya itu dia. tolong urus dulu. aku akan menyiapkan pakaian perangku" bangkit dari kursinya dan berpindah ke ruangan lain.

"baik, tuan muda"

"baik, tuan muda"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hikesunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang