Minhae's POV
Sesaat setelah aku membuka mataku, penglihatanku pertama adalah aku menoleh dan melihat Kyungsoo yang terbaring di atas sofa yang di kelilingi oleh teman-temannya itu. Aku menghela nafas lega. Kami kembali. Tapi tiba-tiba aku merasakan ponselku bergetar. Hyeri duduk di sebelahku dan hendak mengambil ponselku. Aku menahan tangannya dan kemudian duduk, "Aku bisa," ujarku
Nomor telepon yang tidak dikenal?
"halo?" ucapku ragu
"Dengan Park Minhae?"
"I-iya?"
"Maafkan kami, Park Minhae-ssi. Ibumu telah meninggal dunia kemarin malam akibat tusukan pisau,"
Tubuhku menegang. Otakku langsung kosong dan air mata menetes tak henti-hentinya dari mataku.
"Mi-Minhae-ya, kenapa?" tanya Hyeri
Aku tak dapat berkata apa-apa lagi.
"I-ini mimpi kan?" tanyaku
Ponselku terjatuh dari tanganku. Tubuhku terasa sangat lemah. Ini tidak boleh terjadi, tidak boleh. Hyeri memelukku, "Maafkan aku, Minhae-ya," ujar Hyeri lalu ikut menangis.
"Ini bohong," *cegukan*
Aku menggeleng, "Ini bohong kan?" *cegukan*
Kyungsoo's POV
Ini bukan karena kesalahanku kan? Kita telah kembali ke tubuh masing-masing dan.. ini hanya terjadi saja? Aku kembali teringat kira-kira beberapa hari yang lalu ayahnya itu pulang. Ia memang benar-benar kasar. Aku tertidur dan lupa memasukkan uang. Aku sepertinya harus berkemas.
Terdengar suara gebrakan keras karena pintu yang beradu dengan tembok. Aku mengikuti instruksi Minhae cara kabur. Buru-buru ku masukan berbagai benda dan hendak pergi, tapi terlambat. Setelah aku melemparkan barang itu keluar jendela,
BRAK!
Lelaki itu dengan kasarnya membuka pintu kamar, "YA! DIMANA UANGNYA, EOH?!" seru lelaki tua itu
Aku menggeleng, "Aku tidak punya," jawabku takut
"Kau.. Kau berbohong lagi?!" serunya dan langsung mengobrak abrikkan kamar yang baru saja ku bersihkan.
"Ya! Aku baru saja membersihkan kamar ini seharian dan kau dengan mudahnya mengacak-acak tempat ini?! Kau pikir kau siapa, eoh?!" seruku
Emosiku tak terbendung lagi.
"Pasti wanita itu tidak mengajarkan etika di depan orang tuamu dengan benar ya? DIMANA KAU WANITA SIALAN?!" lelaki itu dengan langkah kasarnya berjalan ke arah kamar ibu Minhae. Oh tidak.
"Kau memang wanita kurang ajar! Aku menikahimu bukan untuk menjadikan anak kita seperti ini!" seru lelaki itu sembari memukuli ibu Minhae.
Dengan tangan bergetar aku merekam kejadian itu dan berjalan ke arah sebelah telepon rumah disana, "KAU LIHAT INI?!" seruku
Lelaki itu menghentikan aktivitasnya dan berbalik.
"SEKALI PUKULAN LAGI, POLISI AKAN KUPASTIKAN MEMENJARAKANMU!" seruku
"KAU!!" serunya yang terdengar seperti mengancam.
Aku menekan satu tombol demi satu tombol perlahan, "Keluar atau Polisi?" Desisiku
Dengan langkah kasar ia melepaskan ibu Minhae dan pergi dari sana.
Aku menghela nafasku dan menutup teleponnya. Aku berlari ke arah ibu Minhae yang sudah hampir babak belur itu. "Eo-eomma, gwenchana?"
Ia hanya menahan tangisnya itu agar tidak pecah. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan hanya saja aku memeluknya, "Kau sudah aman sekarang," ucapku tanpa sadar bahwa ini membawa malapetaka sekarang.
Minhae's POV
Aku duduk termenung sembari menatap langit. Hampir 3 bulan berlalu dan aku tidak dapat melupakan semuanya. Wajah lelaki itu.. aku bahkan tidak dapat melupakannya. Ia membunuh ibuku.
"Minhae-ya,"
Aku tersentak menyadari bahwa aku melamun lagi
"Melamun lagi," Kyungsoo mengerucutkan bibirnya
Aku ikut mengerucutkan bibirku, "Aku sedih,"
Kyungsoo menghela nafasnya, "Lagi? Sudahlah, lagipula lelaki itu sudah mendapatkan ganjarannya, Minhae-ya," ujar Kyungsoo sembari mengusap-usap kepalaku.
Aku tersenyum melihat perilakunya, "Ne, ne, Kyungie-ya," ujarku
Ia ikut tersenyum, "Ayo,"
Author's POV
Sebulan demi sebulan, tahun demi tahun terlewati dan kini tepat 2 tahun setelah kepergian ibunya Minhae. Hari itu, mereka berjanji untuk bermain bersama tapi Minhae tidak menjawab telepon Kyungsoo sejak pagi.
Karena tidak membalas pesan ataupun mengangkat telepon, 1 jam sebelum acara mereka memilih untuk mendatangi Minhae secara langsung dan menunggu Minhae. Kyungsoo mengeluarkan ponselnya.
Kyungsoo: Sedang apa? 02:00PM *sent
Kyungsoo: Sedang apa? 02:00PM *sent
Kyungsoo: Sedang apa? 02:00PM *sent
Kyungsoo: Sedang apa? 02:01PM *sent
tidak ada jawaban
Kyungsoo: Minhae-ya 02:02PM *sent
Kyungsoo: Minhae-ya 02:02PM *sent
Kyungsoo: Minhae-ya 02:02PM *sent
Kyungsoo: Minhae-ya 02:03PM *sent
Kyungsoo: Minhae-ya 02:03PM *sent
Tetap tidak ada jawaban
"Tidak membalas," ujar Kyungsoo
"Telepon," ujar Suho
Kyungsoo menelepon Minhae dan hanya terdengar dering telepon tanpa ada jawaban
"Apa dia tertidur?" tanya Sehun
"Atau dia ke mini market?" tanya Kai
"Coba buka pintunya. Kau tahu kan?" tanya Junmyeon
Kyungsoo mengangguk setuju dan kemudian masuk ke dalam rumah Minhae. Tidak ada suara sama sekali. Mereka perlahan melangkah ke arah kamar Minhae dan..
Minhae di temukan tergeletak tidak sadarkan diri di lantai dalam keadaan hidungnya yang berdarah dan tangan memegang ponselnya.
"Minhae!" seru Kyungsoo
.
.
.
.
.
.
A/N : DONE!
HAHAHA
KAMU SEDANG MEMBACA
Syndrom (EXO Fanfiction)
Fanfiction[COMPLETED] Manusia gabisa lepas dari yang namanya kebohongan Tapi gimana kalo kita emang ga bisa bohong? Kehidupan dua manusia yang bermusuhan yang kemudian kejadian sesuatu terhadap mereka mengubah kehidupan mereka satu sama lain. ---•••---Do K...