The truth is...

3.5K 211 10
                                    

Sudah hampir 1 minggu terlewat dan mereka masih sulit beradaptasi. Keadaan mereka masih sama. Kyungsoo harus menjadi Minhae dan Minhae harus menjadi Kyungsoo. Mereka tanpa diketahui sering mencari cara untuk kembali. Entah dari internet atau buku.

---Kyungsoo's POV---

Satu minggu adalah hari-hari mengerikan yang pernah ada. Bagaimana bisa ia hidup di dalam keheningan, tidak ada pekerjaan lain selain mengerjakan tugas rumah dan berlatih sendiri di dalam rumah. Ia terlihat tidak pernah ada beban, tapi kenapa hidupnya seperti ini?

Hatiku rasanya sakit setiap kali melihat ibunya pulang larut dalam keadaan letih dan lesu. Dan lagi, tidak ada perasaan ingin menceritakan masalah ini kepada siapapun. Kau selalu memendamnya, Minhae-ya?

Aku mengambil ponsel Minhae dan mengirimnya pesan.

Minhae: Minhae-ya, aku ingin bertemu. Bisakah kita bertemu di cafe biasa? *sent* 6:26PM

*ting

Kyungsoo: Pabboya, kenapa kau memanggilku Minhae disini? Apa yang terjadi bila mereka melihatnya? 6:29PM

Minhae: Tenang saja, mereka tidak ada yang pernah berani menyentuh barangku. *sent* 6:29PM

Minhae: Bersikaplah biasa. Jangan banyak berbicara, hanya perlu ucapkan "Aku mau pergi dulu" dan selesai. Jika mereka bertanya jawab saja kau butuh angin malam. *sent* 6:30

Kyungsoo: Baiklah, aku jemput kau ya? 6:32PM

Minhae: Baiklah. Berhati-hati. *sent* 6:33PM

---Author's POV---

Setelah sekitar 20 menit berlalu, terdengar bunyi klakson mobil di luar rumah Minhae. Kyungsoo buru-buru keluar dari kamarnya dan masuk ke dalam mobil. Ia menoleh ke arah Minhae.

"Kau tahu jalan kan?" Tanya Kyungsoo

Minhae mengangguk, "Hm," Lalu mereka meluncur menuju tempat tujuan mereka.

Setelah sampai di cafe itu, mereka memasuki ruang makan yang memiliki sekat-sekatnya agar mereka bisa berbicara dengan leluasa.

"Baiklah, begini, kita tidak tidak tahu kan sampai kapan kita akan seperti ini?"

Minhae mengangguk

"Sejujurnya aku cukup terkejut ketika aku menjadi dirimu,"

"Aku pun sama," ujar Minhae

Kyungsoo menghela nafasnya, "Apakah ini adalah pelajaran karena kita sering bertengkar?"

Minhae mengangkat bahunya, "Mungkin?"

"Untuk mempermudah, bagaimana jika kau menuliskan apa yang biasa kau lakukan dan begitu sebaliknya aku menuliskan apa yang biasa kulakukan?" Tanya Kyungsoo

Minhae tampak berpikir. Kyungsoo mungkin ada benarnya. Minhae lalu mengangguk, "Baiklah kalau begitu,"

"Oh ya, kenapa ibumu selalu pulang malam?" Tanya Kyungsoo

Minhae terdiam. Raut wajahnya sangat sulit untuk di tebak. Kyungsoo yang menyadari perubahan aura Minhae itu semakin bingung.

"Kenapa?" tanya Kyungsoo

Minhae menutup matanya, dan menghela nafasnya.

"Sebenarnya ia bekerja di sebuah bar,"

"Bar? Terus kena- ah, aku mengerti," Kyungsoo mengangguk-anggukkan kepalanya

Syndrom (EXO Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang