Minhae's POV
Aku... tidak siap menghadapi hal ini. Aku benar-benar tidak siap. Waktu hidupku hanya hitungan bulan sementara.. aku baru saja mendapatkan kebahagiaanku. Mereka semua.
"Minhae-ya," panggil Kyungsoo memecahkan lamunanku
Ia mengusap kepalaku, "Kau akan baik-baik saja," ujarnya
Aku menggeleng, "Aku tidak baik-baik saja, oppa. Ingatlah karena.. dokter pun bilang hidupku hanya beberapa bulan. Jadi.. aku tidak bisa berpikir ini baik-baik saja," air mataku hampir terjatuh, tapi Kyungsoo mengusapnya. Ketika ia hendak berbicara, dokter masuk ke kamar ini.
"Aku keluar dulu," ujar Kyungsoo oppa dan dia meninggalkan aku bersama dengan dokter itu di kamar ini berduaan. Ia tersenyum lembut ke arahku, "Bagaimana perasaanmu, Minhae-ssi?" tanyanya
"Aku tidak merasakan sakit apapun untuk saat ini, hanya saja.." aku menggantungkan kalimatku berusaha untuk tidak menangis
Dokter Song mengangguk, "Aku mengerti, pasti sangat sulit bagimu," ujar sang dokter. Ia lalu duudk di sebelahku, "Tapi kau harus tetap kuat menjalani hal ini. Pengobatan saat ini hanya bisa kemoterapi. Tapi kami tidak bisa menjamin bahwa kami bisa benar-benar menolong karena hanya Tuhan yang tahu,"
Aku mengangguk. Aku tahu. Aku harus kuat.
Tapi.. aku tidak ingin ini menjadi kesedihan yang terus menerus berlanjut.
"Dokter," panggilku
Ia menatapku dengan lembut sebagaimana harusnya dokter.
"Aku ingin.. menghabiskan sisa hidupku ini bersama dengan teman-temanku. Tapi apakah itu bisa?" Dokter itu tampak sedikit terkejut dengan permintaanku.
"Aku ingin.. membuat mereka tidak merasa sedih dengan kepergianku,"
"Tapi.. jika kau melewati kemoterapi-"
"Aku tahu aku tidak baik-baik saja, tapi aku.. mau tidak mau menerima semuanya," ujarku
Dokter Song mengangguk mengerti. Aku yakin ia mengerti bagaimana perasaanku karena ia adalah seorang dokter juga.
"Kami hanya bisa memberikan obat penahan rasa sakit ini," ujar Dokter
***
Author's POV
Minhae menghubungi Kyungsoo dari rumah sakit dan memintanya untuk menjemputnya dari rumah sakit. Setelah aku membereskan barangnya yang ada, terdengar suara seseorang berlari. Kyungsoo membuka pintu kamar dengan keringat bercucuran
"Astaga, kenapa kau berlarian?" Minhae mengambil tisu di sana dan berjalan ke arah Kyungsoo. Ia mengusap keringat kyungsoo.
Ia tampak khawatir dengan Minhae. Minhae tersenyum, "Ayo," ajakku
Mereka turun dan kemudian masuk ke dalam mobil dimana yang lainnya telah menunggu mereka. Minhae duduk sembari bersandar di bahu Kyungsoo. Ia menikmati waktunya saat ini.
"Minhae-ya," panggil Kyungsoo
"hm?"
"Kau baik-baik saja?" tanya Kyungsoo
Minhae mengangguk.
"tapi-"
"Aku baik-baik saja, Kyungsoo-ya. Tenang saja," ujarku
Selama sehari penuh, Minhae dengan antusias mengajak mereka semua untuk berjalan bersama, bermain dan berbelanja. Minhae bahkan hampir membuat mereka semua melupakan apa yang telah terjadi dengan dirinya. Hingga menjelang malam, Kyungsoo sendiri mengantar Minhae pulang ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syndrom (EXO Fanfiction)
Fanfic[COMPLETED] Manusia gabisa lepas dari yang namanya kebohongan Tapi gimana kalo kita emang ga bisa bohong? Kehidupan dua manusia yang bermusuhan yang kemudian kejadian sesuatu terhadap mereka mengubah kehidupan mereka satu sama lain. ---•••---Do K...